Mohon tunggu...
Ananda RizkySA
Ananda RizkySA Mohon Tunggu... Mahasiswa - Humaniora and Gaming

Mahasiswa STIABI Riyadlul Ulum

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Permainan Bola sebagai Ritual Pengorbanan ala Suku Maya

25 April 2021   07:28 Diperbarui: 25 April 2021   07:33 1887
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Seperti yang kita ketahui bahwasanya sepakbola merupakan olahraga yang bertujuan untuk menyegarkan kebugaraan jasmani manusia, Sepakbola juga merupakan salah satu olahraga paling populer dan digemari di kalangan masyakat. Namun berbeda dengan suku maya, Suku maya adalah salah satu suku asli dari peradaban mesoamerika. 

Suku ini mempunyai tradisi yang sangat unik dan sadis termaksuk dalam permain bola. Permainan bola ini bukan hanya di gunakan sebagai game atau olahraga tetapi di gunakan juga sebagai ritual pengorbanan Para dewa. Karena aturan dalam permainan bola suku maya dimana yang kalah akan menjadi korban untuk ritual para dewa mereka yang terkenal dengan haus darahnya.

Suku maya sendiri mungkin merupakan pelopor cikal bakal permainan bola. Namun menurut sejarah permainan bola sendiri memiliki banyak Kontroversi. Versi yang pertama  menurut di dalam buku "Sejarah sepakbola", Sepakbola sendiri telah ada sejak abad ke-2 sampai ke-3 telah di temukan bukti bahwa sepak bola pernah di mainkan di Cina pada masa pemerintahan Dinasti Tsin dan Han. Di dalam dokumen militer, Si kulit bundar sudah di mainkan sejak 206 SM, Kala itu orang -- orang cina menyebutnya dengan nama Tsu chu, Tsu yang mempunyai arti "Menyerjang bola dengan kaki" sedangkan kata chu "berarti bola bulat dan berisi". 

Versi lainnya menyebutkan Peradaban mesir kuno sudah memainkan permainan bola ini, Ungkap pakar sejarah sepak bola, Bill muray mengatakan di dalam bukunya "The world game: A History of Soccer" bahwa sepak bola sudah di mainkan sejak pada peradaban mesir kuno mereka sudah mengenal permainan ini dengan cara membuat buntal kain line lalu membawa, menggiring dan menendang bola

 Versi lainnya juga menyebutkan Peradaban Yunani Kuno juga mencatat ada sebuah permainan yang di sebut "Episcuro" yaitu permainan yang menggunakan bola. Bukti itu tergambar pada relief -- relief di dinding museum yang melukiskan anak muda sedang memegang bola dan bermain dengan Paha mereka.Versi yang lainnya menyebutkan bahwasannya Peradaban Mesoamerikalah yang telah menemukan permainan bola ini. 

Ini di buktikan oleh penemuan batu relief yang umurnya berkisar 1400 tahun yang di temukan di reruntuhan tipan chen uitz tepatnya di daerah peradaban suku maya sendiri. Suku maya dulu menyebut permainan bola ini dengan nama "Pok a tok"yang dimana permainan ini berbeda dengan lainnya karena aturannya sendiri yang kalah akan di jadikan tumbal untuk para dewa.

SEPAKBOLA DI SUKU MAYA SENDIRI MEMILIKI PERARUTAN YANG CUKUP UNIK BAHKAN DI BILANG SADIS

Cara memainkannya sendiri cukup unik karena Cara menggiring atau mengoper bola itu sendiri menggunakan pinggul atau bokong mereka untuk mengoper bola, Untuk cara merebut bola itu sendiri mereka biasanya menabrakkan diri mereka kepada sesama pemain dan juga ada yang memukul dengan alat pemukul. Hal inilah yang membuat permainan ini cukup sadis karena pasti setiap pemain akan mengalami cidera atau bisa juga sampai meninggal di tempat pada saat permainan itu berlangsung.

Lapangannya sendiri memiliki ukuran 96m dan lebar 29m. Kemudian suku maya sendiri menambahkan Ring cicin disetiap sisi dinding lapangan bola, Para pemainya sendiri terdiri dari 1-4 Orang pertim dan peraturannya jikalau bola itu masuk ke Ring cicin itu maka permainannya berakhir. Ukuran bolanya pun beragam mulai dari 1,36 sampai 3,63 Kilogram dan memiliki diameter sekitar 25 hingga 37 sentimeter (10 hingga 12 inci). 

Menurut Arkeolog sendiri Masyarakat maya membuat bola ini dari karet dan menggunakan lateks alami. Lateks adalah cairan seperti susu yang diperoleh dari getah dan ini juga bisa di dapatkan di banyak tanaman. Masyarakat maya sendir di yakini Memanen Tanaman Karet lalu di campurkan dengan lateks hal ini lah yang membuat karet ini menjadi padat dan lentur.

The ball game court of Chichen Itz,Yucatan Mexico. Kredit foto by Adobe Stock
The ball game court of Chichen Itz,Yucatan Mexico. Kredit foto by Adobe Stock

BERMAIN BOLA SEKALIGUS RITUAL KEAGAMAAN 

Menariknya lagi dari permainan bola suku maya yaitu bermain bola sekaligus ritual ke agamaan mereka. Suku maya sendiri menganggap permainan bola ini bukan hanya sebuah pertandingan biasa saja namun sekaligus ritual keagamaan untuk dewa mereka. Karena Suku maya sendiri meyakini lewat permainan ini mereka bisa berinteraksi dengan dewa mereka melalui Ritual ke agamaan ini yaitu dengan cara mengorbankan para pemain dengan cara di penggal kepalanya atau di keluarkan organ -- organ tubuhnya.

ASAL MULA PERMAINAN BOLA DI SUKU MAYA

Asal mula Permainan sepakbola ini juga bagi masyarakat maya sendiri menggambarkan siklus matahari dan bulan yang dimana siklus itu selalu berputar seperti bola dan agar matahari, bulan ini selalu berputar di porosnya. Adapun mitosnya sendiri karena marahnya Dewa -- dewa mereka yaitu dewa Hunahpu dan Vucub Hunahpu. Dewa ini kesal karena mendengar kebisingan yang terjadi di bawah langit akhirnya dewa tersebut membuat sebuah permainan untuk mereka yang ada di bumi. Namun Kedua dewa tersebut mempunya syarat. Syaratnya adalah yang kalah kepala mereka harus di penggal.

Biasanya Para pemain Permaian  ini Rata -- rata dari tawanan perang, Karena suku maya tersendiri juga sangat menyukai peperangan dengan bertujuan mencari tawanan untuk para dewa mereka. Biasanya Tawanan rakyat biasa di korbankan langsung sedangkan Tawanan seoarang dari bangsawan harus mengikuti sebuah pertandingan sepakbola atau tradisi permainan yang lainnya

PUNAHNYA SUKU MAYA YANG MEMBUAT TRADISI INI JUGA IKUT PUNAH

Seorang peneliti sekaligus ahli geokimia di St Andrew University Skotlandia. Mengemukakan bahwasannya suku maya ini punah karena dampak kekeringan yang di karenakan curah hujan di daerah tersebut sangat rendah. Hal inilah yang menyebabkan Daerah yang di huni masyarakat maya mengalami kekeringan, Hal ini juga yang menyebabkan banyaknya penyebaran penyakit di kalangan masyarakat maya. Selama musim panas dan kekeringan ini banyak masyarakat maya sendiri meninggalkan kota -- kota mereka. Hal ini yang membuat tradisi permainan sepakbola dan ritual keagamaan mereka terabaikan sehingga tradisi inipun akhirnya punah. 

Namun Permainan Sepakbola ini tidak ikut punah karena sampai sekarang juga masih ada yang memainkan permainan sepakbola ala suku maya ini namun yang hilang dari permainan ini adalah Ritual ke agamaannya yang dulu suku maya memainkan sepakbola ini sebagai ritual keagamaan, Namun berbeda dengan zaman sekarang yang hanya di mainkan untuk memperingati atau mengenang saja oleh para masyarakat Amerika terutama Masyarakat Meksiko.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun