Banyak yang masih berfikir bahwasanya matematika adalah salah satu cabang keilmuan yang sulit dan hanya berfokus pada perhitungan saja. Namun jika kita telaah lebih dalam lagi, ternyata matematika lebih dari sekedar berhitung saja. Sebenarnya, matematika adalah proses berpikir, bukan berhitung. Menurut Maryati dan Priatna (2017 : 336), matematika adalah ilmu deduktif karena dalam proses mencari kebenaran harus dibuktikan dengan teorema, sifat, dan dalil setelah dibuktikan.
Mempersiapkan Sumber Daya Manusia (SDM) yang unggul dan berkualitas merupakan salah satu ikhtiar untuk menuju Indonesia Emas 2045. Inda Rahadiyan, dosen Fakultas Hukum Universitas Islam Indonesia (UII) mengatakan kata kunci Indonesia Emas 2045 merupakan Sumber Daya Manusia (SDM) yang mana, Indonesia merupakan negara yang memiliki SDM yang sangat berlimpah. Lalu, apa sebenarnya peran matematika dalam mempersiapkan SDM yang unggul dan berkualitas menuju Indonesia Emas 2045 ? Matematika sendiri berperan aktif untuk menciptakan pemikiran matematis, yang membentuk pola pikir yang kritis dan sistematik. Berpikir kritis memacu kita untuk bisa mengevaluasi dasar permasalahan dan  menciptakan solusi yang inovatif. Dengan berpikir kritis, kita tidak hanya akan menghasilkan gagasan baru, tetapi juga memungkinkan kita untuk bisa meninjau ide baru yang didapat, menyeleksi, dan menginovasikannya. Jikalau kita kombinasikan dengan pemikiran yang sistematis, maka akan tercipta inovasi inovasi baru yang bisa mendorong bangsa kita menjadi lebih baik lagi.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H