Mohon tunggu...
Rizky Rachmat
Rizky Rachmat Mohon Tunggu... Lainnya - Digital Marketer

Seorang digital marketer sambil kegiatan sosial kemanusiaan, baca fiksi dan foto-foto

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Kaum Santri yang Perlu Terus Lestari dan Bertransformasi

28 Oktober 2024   16:12 Diperbarui: 28 Oktober 2024   16:13 32
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Setiap 22 Oktober, kita memperingati Hari Santri, namun tahukah Anda bahwa hari ini lebih dari sekadar perayaan? Ini adalah momen untuk menghargai jasa para santri yang telah berjuang demi bangsa dan agama. Bayangkan saja, di tengah desakan penjajah, mereka yang dengan tekun belajar di pesantren itu tidak hanya menyimpan ilmu, tetapi juga semangat juang yang luar biasa. Mereka adalah para pejuang yang rela meninggalkan ketenangan untuk mempertahankan tanah air. Namun, tantangan zaman kini berbeda. Santri modern dihadapkan pada kebutuhan untuk berinovasi dan beradaptasi tanpa kehilangan identitas. Bagaimana mereka menjaga warisan dan nilai-nilai luhur di tengah arus perubahan yang begitu cepat? Mari kita telusuri perjalanan santri dari masa lalu hingga hari ini, dan lihat bagaimana mereka bisa menjadi agen perubahan di era yang penuh tantangan ini.

Santri di Masa Perjuangan Kemerdekaan

Tidak banyak yang tahu bahwa peran santri dalam kemerdekaan Indonesia bukan hanya mengajarkan agama, tetapi juga melibatkan diri dalam perjuangan fisik. Setelah dikeluarkannya Resolusi Jihad oleh KH Hasyim Asy'ari, para santri dari berbagai daerah berkumpul dan siap berjihad mempertahankan kemerdekaan. Pertempuran besar seperti Battle of Surabaya pada November 1945 menjadi bukti konkret semangat santri dalam mempertahankan negara dari kembalinya kekuatan kolonial Belanda. Ini adalah momen di mana santri tidak hanya mengandalkan doa, tetapi juga berjuang di garis depan untuk mempertahankan tanah air yang dicintai

Santri dan Kontribusi di Berbagai Bidang

Seiring waktu, santri tidak hanya menjadi pengajar agama tetapi juga memainkan peran penting dalam pemerintahan, pendidikan, dan ekonomi. Contoh nyata adalah KH Wahid Hasyim, seorang tokoh santri yang menjadi Menteri Agama pertama di Indonesia, yang berperan besar dalam merumuskan kebijakan pendidikan Islam di Indonesia. Tidak hanya itu, putranya, KH Abdurrahman Wahid atau Gus Dur, menjadi Presiden RI ke-4 dan dikenal sebagai tokoh yang mengusung nilai-nilai kemanusiaan dan pluralisme. Gus Dur adalah contoh santri yang membawa nilai-nilai pesantren ke dalam panggung nasional dan internasional, menunjukkan bahwa santri juga dapat berkiprah di berbagai bidang tanpa kehilangan identitas mereka.

Kini, alumni pesantren tersebar di berbagai sektor, dari kesehatan, hukum, bisnis, hingga teknologi. Hal ini membuktikan bahwa pendidikan pesantren telah berkembang, mempersiapkan santri untuk menghadapi berbagai peran di tengah masyarakat. Mereka tidak hanya membawa identitas keagamaan yang kuat, tetapi juga keterampilan profesional yang diperlukan dalam dunia kerja.

Tantangan Santri Masa Kini

Di era digital ini, santri menghadapi tantangan yang berbeda dari generasi sebelumnya. Dulu, tantangan utama datang dari penjajahan, kini tantangan datang dari globalisasi dan kemajuan teknologi yang pesat. Keterampilan literasi digital menjadi kebutuhan mendesak bagi santri masa kini, agar mereka tidak tertinggal dalam memanfaatkan teknologi sebagai sarana untuk berdakwah dan berkarya. Persaingan global menuntut santri untuk terus mengembangkan diri, menambah ilmu di luar pelajaran agama, dan memahami teknologi informasi agar dapat relevan di tengah masyarakat yang semakin digital dan modern.

Meskipun begitu, mempertahankan nilai-nilai yang diajarkan di pesantren seperti kejujuran, kedisiplinan, dan rasa tanggung jawab tetap menjadi dasar yang perlu dijaga. Tantangan terbesar bagi santri modern adalah bagaimana menyeimbangkan antara memanfaatkan teknologi dengan tetap mempertahankan nilai-nilai tradisional yang dipegang teguh dalam pendidikan pesantren.

Inspirasi dari Para Tokoh Santri Sukses

Tokoh-tokoh santri seperti KH Wahid Hasyim dan Gus Dur menjadi inspirasi bagi generasi santri masa kini. Mereka menunjukkan bahwa santri tidak hanya bisa berprestasi dalam ilmu agama, tetapi juga dapat berkarya di bidang pemerintahan dan memperjuangkan nilai-nilai kemanusiaan. Santri yang pernah menimba ilmu di pesantren kini menjadi tokoh-tokoh yang dikenal dunia. Kiprah mereka membuktikan bahwa santri mampu memberikan sumbangsih nyata dalam membangun bangsa tanpa harus kehilangan identitas.

Selain itu, tentu masih banyak tokoh inspiratif dibalik kesuksesan para santri terutama para guru ngaji di belakang mereka. Mereka para guru ngaji yang biasanya tidak terlihat namun dengan keikhlasannya mendidik dan mengajarkan ilmu-ilmu agama dan akhlak yang luhur kepada para santri tersebut sehingga menjadi bekal terbaik yang para santri bawa saat keluar dari pesantrennya. Demikianlah peran para guru ngaji ini. Mungkin mereka tidak pernah ke mana-mana, hanya di suraunya saja. Namun tangan ikhlasnya berhasil mencetak ratusan bahkan ribuan santri-santri unggul yang dipersembahkan untuk kemajuan negara, bangsa dan agama.

source: laznasdewandakwah.or.id 
source: laznasdewandakwah.or.id 

Maka dari itu, Laznas Dewan Dakwah terus berjuang mempertahankan mata rantai yang mulia ini yaitu dengan terus mengirimkan guru ngaji ke pelosok-pelosok negeri. Bekerja sama dengan STID Moh Natsir, setiap tahunnya Laznas Dewan Dakwah mengirimkan ratusan guru ngaji baru ke pedalaman negeri. Dengan tujuan untuk menyebarkan agama, mendidik akhlak dan mencerdaskan bangsa di pedalaman sana. Dengan hal itu diharapkan akan terjadi perubahan dari pedalaman-pedalaman negeri ini. Membuat daerah mereka lebih terang dengan Cahaya agama dan ilmu dan memajukan ekonomi serta budaya masyarakatnya.

Gerakan kebaikan ini bukan hanya Gerakan Laznas Dewan Dakwah seorang. Melainkan Gerakan kolaborasi Bersama ribuan donator melalui sedekah, infaq dan zakat yang dihimpun Laznas Dewan Dakwah. Himpunan tersebut menjadi motor penggerak dakwah dan Pendidikan di pelosok-pelosok Nusantara. Menciptakan santri-santri baru yang agamis, nasionalis, berdaya dan mampu menjadi penggerak kehidupan masyarakatnya.

Pesan untuk Santri Masa Kini

Sebagai penerus perjuangan, santri masa kini memiliki tanggung jawab untuk melanjutkan peran santri sebagai agen perubahan. Mereka tidak hanya harus menjaga akhlak dan moral yang diajarkan di pesantren, tetapi juga siap menghadapi persaingan global dengan ilmu yang terus berkembang. Harapan kepada santri hari ini adalah untuk tetap menjaga persatuan, saling mendukung di antara berbagai latar belakang organisasi, dan berperan aktif dalam masyarakat tanpa melupakan identitas keagamaan.

Mari kita rayakan Hari Santri dengan semangat kebersamaan dan persatuan. Di tengah perbedaan pandangan organisasi, para santri harus saling mendukung untuk membangun bangsa yang lebih baik. Teruslah belajar, berkarya, dan jadilah generasi santri yang mampu membawa perubahan positif bagi Indonesia. Santri masa kini adalah generasi yang berdaya saing, cerdas, dan penuh dedikasi, siap menghadapi tantangan modern tanpa melupakan akar nilai-nilai pesantren yang telah membesarkan mereka.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun