Selain itu, Ibu Dian mengusulkan program pelatihan untuk para guru agar lebih kreatif dalam mengajar. Dana dari program BOS digunakan dengan transparan, dan laporan keuangan dipasang di papan pengumuman agar semua pihak bisa melihatnya.
Lambat laun, SD Harapan Bangsa berubah menjadi sekolah yang lebih hidup dan bermakna. Siswa tidak hanya belajar di kelas, tetapi juga aktif dalam kegiatan ekstrakurikuler yang didukung oleh masyarakat.
"Semua ini berkat kerja sama kita," kata Ibu Dian suatu hari dalam acara perayaan ulang tahun sekolah. "Manajemen Berbasis Sekolah bukan hanya tentang pengelolaan sumber daya, tetapi juga tentang bagaimana kita bisa bersatu untuk mencapai tujuan bersama."
Pak Anton, yang dulu skeptis, kini berdiri dengan bangga. "Ternyata, kita bisa. Tidak ada yang mustahil jika kita semua mau berusaha."
Desa Taman Ilmu kini dikenal sebagai contoh sukses penerapan MBS. Sekolah mereka menjadi inspirasi bagi sekolah lain di daerah tersebut.
Dan SD Harapan Bangsa? Ia tetap menjadi sekolah sederhana, tetapi penuh dengan harapan dan semangat.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H