Tuan, aku tak butuh dalih dari bibir yang berbisa
Setiap kata darimu hanya tabir untuk kabut yang sengaja kau cipta
Dinding egomu? Ah, hanya ilusi fana
Aku tak pernah tahu batas antara dirimu dan hasrat yang buta
Kau bicara tentang tulus, mencintai tanpa syarat
Namun lihat dirimu di cermin, hanya bayang air yang kering perlahan
Kau menyebut dirimu pengorbanan?
Padahal kau tak lebih dari siluet bulan yang terseret waktu, pudar di ujung malam
Jangan berpura-pura menjadi korban abadi
Sementara luka yang ada, kau ukir sendiri di udara sunyi
Mengintai dari jauh, tapi takut untuk mendekat
Hidup ini bukan panggung untuk drama yang pekat
Jadi, simpanlah air mata itu untuk dirimu semata
Hibur aku dengan bencimu yang kau bungkus dalam elegi yang sia-sia
Karena kala malam memeluk dengan sunyi yang penuh
Aku telah lupa akan rintihanmu yang merayu waktu
Aku, dia, dan dunia ini tetap akan berputar tanpa hadirmu
Tanpa bayanganmu, tanpa jejakmu yang semu
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI