Pernahkah kamu merasa terjebak dalam penyesalan tentang keputusan yang sudah diambil? Misalnya, "Seandainya kemarin aku pilih A, mungkin semuanya akan berbeda sekarang." Perasaan seperti ini sering kali datang menghantui, terutama ketika melihat teman atau orang lain mencapai apa yang kita inginkan. Kamu lagi sibuk memikirkan hal tersebut? Sekali dua kali sih wajar, tapi kalau malah stuck dengan pikiran tersebut, jadinya nggak enak kan?
Sebelumnya, kenapa sih kita harus move on?
Merelakan penyesalan dan rasa sakit yang telah berlalu dapat membantu kamu untuk fokus pada kehidupanmu saat ini. Dirimu akan lebih bahagia dan merasa mudah untuk melangkah maju.
Yuk move on dengan tips berikut!
1. Â Jangan Denial
Salah satu hal yang sering menghalangi proses move on adalah penolakan atau denial. Ketika kita merasa sulit untuk menerima kenyataan, kita mungkin mencoba menipu diri sendiri dengan berpikir bahwa semuanya baik-baik saja padahal sebenarnya kita sedang terjebak dalam perasaan yang tidak terselesaikan. Denial bisa membuat kita terus-menerus mengulang kesalahan yang sama, mencegah kita untuk maju.Â
Untuk bisa mengikhlaskan kita harus menerima kenyataan. Ini mungkin terasa sulit, terutama jika kenyataan tersebut menyakitkan atau berbeda dari apa yang kita harapkan. Namun, menanggapi perasaan dengan cara mengabaikan atau menyangkalnya hanya akan memperburuk keadaan. Cobalah untuk jujur pada diri sendiri dan hadapi perasaan itu. Jika kamu merasa kecewa atau cemas, akui perasaan tersebut. Tidak ada yang salah dengan merasa sedih, karena itu bagian dari proses penyembuhan.
2. Â Tidak Ada Manusia yang Sempurna
Saat kita berusaha untuk move on, sering kali kita terjebak dalam bayang-bayang ideal tentang bagaimana seharusnya segala sesuatu berjalan. Kita mungkin merasa kecewa, marah, atau frustrasi karena harapan kita tidak tercapai, baik itu dalam hubungan, karier, atau kehidupan secara umum.Â
Salah satu hal yang penting untuk dipahami dalam proses move on adalah bahwa tidak ada manusia yang sempurna. Setiap orang memiliki kelemahan dan kesalahan, termasuk diri kita sendiri. Tidak ada manusia yang bisa selalu membuat keputusan yang tepat atau hidup tanpa kekurangan. Jika kamu belajar menerima ketidaksempurnaan, kamu akan lebih mudah melepaskan harapan yang tidak realistis dan fokus pada perkembangan diri.
3. Â Memaafkan
Salah satu kunci penting dalam proses move on adalah memaafkan. Baik itu memaafkan diri sendiri atas kesalahan yang telah dilakukan atau memaafkan orang lain yang telah menyakiti kita, proses memaafkan sangat penting untuk melepaskan beban emosional yang menghalangi kita untuk melangkah maju.Â
Memaafkan bukan berarti kita melupakan atau membenarkan apa yang terjadi, tetapi lebih kepada memberikan ruang bagi diri kita untuk sembuh dan terus berkembang. Banyak orang merasa terjebak dalam penyesalan dan kesalahan masa lalu, dan itu sering kali menghalangi proses move on. Kita mungkin berpikir bahwa jika kita tidak memaafkan diri, kita tidak akan belajar dari kesalahan tersebut. Namun, memaafkan diri sendiri adalah langkah pertama untuk melepaskan diri dari perasaan bersalah atau malu yang menghantui.
4. Fokus Pada Saat Ini
Salah satu kunci penting dalam proses move on adalah fokus pada saat ini. Terlalu sering kita terjebak dalam kenangan masa lalu atau khawatir tentang masa depan, padahal hidup yang sesungguhnya terjadi saat ini. Untuk bisa move on dengan baik, kita perlu belajar untuk menikmati momen yang ada dan tidak terperangkap dalam pikiran yang menghalangi kita untuk berkembang.
Salah satu cara untuk tetap fokus pada saat ini adalah dengan menetapkan tujuan yang bisa dicapai dalam waktu dekat. Tujuan-tujuan kecil ini akan memberi kamu arah dan alasan untuk tetap fokus pada langkah-langkah yang dapat diambil sekarang. Misalnya, merasa kurang skill? Susunlah rencana pelatihan. Pemikiran tersebut akan membantu kamu untuk mengoptimalkan apa yang sudah ada, better late than never.
5. Â Percaya Pada Diri
Dweck dan Howe (2018) dalam standford report menjelaskan bahwa kepercayaan pada diri berkontribusi dalam proses move on seseorang dari rasa sakit di masa lalu. Ketika kita menghadapi kesulitan, perasaan kecewa, atau penyesalan, kita sering kali meragukan kemampuan diri kita untuk mengatasi masalah tersebut. Namun, mempercayai diri sendiri adalah langkah pertama untuk menyembuhkan dan bergerak maju. Percaya pada diri bukan berarti kita tidak pernah merasa takut atau ragu, tetapi itu adalah tentang meyakini bahwa kita memiliki kekuatan dan kemampuan untuk menghadapi tantangan.
Setiap orang memiliki kekuatan dan potensi yang unik. Untuk move on, penting untuk mengenali dan menghargai kemampuan yang ada dalam diri kamu. Cobalah untuk mengingat momen-momen ketika kamu berhasil mengatasi tantangan atau meraih prestasi, sekecil apapun itu. Tulis daftar kekuatan atau kualitas positif yang kamu miliki, seperti ketekunan, kreativitas, atau empati. Ini akan mengingatkan kamu bahwa kamu sudah memiliki banyak hal untuk dibanggakan dan digunakan untuk masa depan.
Sudah siap untuk move on, kan?
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H