Delapan tahun telah berlalu, waktu berjalan begitu jauh iya?
Aku tenggelam dalam berbagai aktivitas untuk menjaga pikiran tetap sibuk, namun tetap saja bayanganmu selalu menyelinap dalam benakku
Entah mengapa saat lagu kesukaanmu tiba-tiba mengalun kenangan tentangmu kembali hadir tanpa diundang, atau kala ingatanku kembali menyeruak ketika seseorang mirip denganmu
Kamu sangat istimewa, sosok yang kehadirannya sulit kutemukan dalam diri siapa pun
Senyumanmu yang manis masih membayang di relung pikiranku
Humormu yang jenaka tak pernah gagal membuatku tersenyum
Matematika adalah pelajaran favoritmu, menjadi penghubung sunyi antara kita dan Instagram menjadi jendela kecil bagiku untuk mengintip serpihan hidupmu
Kau hadir di kehidupanku kala itu, bak pelangi mewarnai langit, tetapi kau lupa mengajarkanku bagaimana caranya melupakan seseorang seistimewamu
Kini aku tersesat dalam kebingungan, mencari jawaban seorang diri
Bagaimana caranya melupakan pelangi yang pernah menghiasi langit hatiku?
Bagaimana aku bisa menghapus kenangan tentang senyuman manis khas Jawa itu?
Puluhan hari telah berlalu, berganti menjadi tahun, namun jawaban dari soal tak kunjung menemukan semua jawaban
Ikhlas? iya aku telah mencoba, sungguh telah kuusahakan. Namun, ikhlas tak semudah kata-kata. Akan selalu ada hal kecil yang membawaku kembali pada bayanganmu
Selalu ada kerinduan yang hadir tiba-tiba, karena aku telah terlanjur jatuh dibawah pelangimu
Mas Jawa, kau abadi dalam kenanganku
Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H