Konsumsi obat-obatan dan suplemen vitamin bukanlah hal yang asing dilakukan oleh setiap individu pada saat pandemi Covid-19 dan pasca pandemi Covid-19 yang disebut sebagai “new normal”. Pasien yang terjangkit virus tersebut mengkonsumsi obat-obatan dan vitamin sebagai upaya pengobatan. Sementara pada individu yang sehat konsumsi vitamin dan suplemen kesehatan dilakukan sebagai upaya untuk menjaga daya tahan tubuh.
Dalam mengkonsumsi obat-obatan dan vitamin seringkali dilakukan penggerusan, pematahan, dan pembukaan kapsul obat dengan tujuan untuk mempermudah proses konsumsi pada individu yang tidak bisa langsung menelan obat atau suplemen. Hal ini seringkali dilakukan oleh individu tanpa adanya informasi terkait obat atau suplemen yang dikonsumsi dari pihak dokter ataupun apoteker. Apakah tindakan ini dapat menimbulkan efek tertentu pada tubuh?
Dalam tulisan ini, penulis menjelaskan akibat dan resiko yang timbul dari konsumsi obat-obatan dan suplemen yang dilakukan dengan penggerusan, pematahan, dan pembukaan kapsul.
Menurut katzung (2001) setiap obat dibuat dengan sifat khusus masing-masing. sifat fisik obat berupa berbagai padatan, bubuk atau cairan berbeda dalam penanganannya berkaitan dengan pH organ tubuh dan derajat ionisasi dari obat tersebut. Ukuran obat yang bervariasi dapat mempengaruhi proses difusi obat dalam organ tubuh. Untuk mengoptimalkan kerja obat-obatan tersebut, perlakuan obat dalam konsumsi perlu diperhatikan.
Obat-obatan dan suplemen dalam bentuk tablet, pil, dan kapsul sering digerus, dipatahkan, dan dibuka kapsulnya untuk memudahkan proses konsumsi. Hal ini dapat berakibat pada perubahan sifat farmakokinetik, kemanjuran terapeutik dan keamanan obat. Penghancuran obat dapat berakibat pada pelepasan dan absorpsi obat pada aliran darah serta meningkatkan resiko efek samping dan toksisitas obat.
Beberapa resiko dan efek samping yang dapat timbul apabila melakukan penghancuran obat dari bentuk aslinya, yaitu:
Efektivitas Menurun
Beberapa obat dibuat khusus dengan modifikasi berupa penambahan lapisan salut selaput, salut gula, salut terkompresi dan salut enterik. Pada obat dengan lapisan salut enterik membuat obat tahan dari suasana asam pada asam lambung sehingga pelepasan obat akan sempurna pada usus halus atau usus besar seperti lansoprazole, sulfasalazin, diklofenak, dan vitamin C . Lapisan salut ini juga berfungsi untuk melindungi lambung dari efek samping obat berupa iritasi lambung.
Penambahan lapisan salut pada obat dibuat untuk meningkatkan efektifitas, menghindarkan obat dan organ tubuh dari kerusakan, serta membuat obat melakukan pelepasan pada lokasi yang optimal. Jika obat-obatan dengan salut ini dihancurkan dengan digerus atau dipatahkan efektivitas obat akan menurun karena hancurnya lapisan salut dan berubahnya bentuk obat menjadi butiran, sehingga kandungan zat aktif yang dalam obat akan cepat mengalami pelepasan di lambung dan dapat berakibat fatal seperti adanya iritasi pada lambung.
Rasa Pahit
Beberapa obat dilapisi oleh salut gula untuk menutupi rasa pahit seperti ibuprofen, propiverine, praziquantel, ciprofloxacin. Selain untuk menutupi rasa pahit obat, lapisan salut gula juga melindungi mukosa tubuh dari iritasi. Jika konsumsi obat dilakukan dengan menghancurkan obat selain rasa sangat pahit yang dirasakan terdapat juga potensi terjadinya iritasi pada organ tubuh seperti iritasi lambung.