Mohon tunggu...
Rizky Nur Cahyanto
Rizky Nur Cahyanto Mohon Tunggu... Mahasiswa - Universitas Pembangunan Nasional "Veteran" Jawa Timur

Civil Engineering

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno

Metode Pekerjaan Struktur Vertikal pada Gedung Bertingkat

20 November 2023   10:58 Diperbarui: 20 November 2023   12:09 280
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Dalam pembangunan gedung bertingkat metode pekerjaan setiap pekerjaan harus dilakukan dengan benar, salah satunya adalah pelaksanaan pekerjaan struktur vertikal. Pekerjaan struktur vertikal meliputi pekerjaan kolom, shear wall, dan core wall. Pekerjaan struktur vertikal berupa pekerjaan pembesian, pekerjaan bekisting, pekerjaan pengecoran, serta pekerjaan pembongkaran bekisting. 

A. Pembesian Struktur Vertikal

Pekerjaan fabrikasi pembesian

  1. Besi dipotong sesuai dengan ketentuan pada shop-drawing, bentuk serta dimensi besi disesuaikan dengan BBS (Bar Bending Schedule).

  2. Besi dibengkokkan dengan menggunakan roller.

  3. Kawat bendrat dipasangkan kemudian diperiksa sesuai dengan jumlah pertemuan besi beton.

  4. Besi sebelum dan sesudah tahap pemotongan harus diletakkan serta diproteksi dari tanah dan hujan.

Pekerjaan instalasi pembesian

  1. Besi dipasang setelah pembuatan marking formwork.

  2. Besi dipasangkan sesuai dengan gambar BBS. Pengikatan besi tulangan dengan kawat beton dan beton decking dipastikan aman terhadap getaran vibrator dan tekanan penuangan beton saat pengecoran.

  3. Posisi hook/sling tower crane diperiksa. Posisi pengangkatan berada pada 1/4L dari ujung atas besi fabrikasi.

  4. Besi diangkat menggunakan tower crane dan dipastikan kondisi besi fabrikasi tidak tersangkut dan dalam kondisi yang stabil.

  5. Panjang penyaluran besi dipastikan sebesar 50D ketika dilakukan pemasangan.

  6. Besi diposisikan tegak lurus diatas titik pemasangan, diturunkan secara perlahan kemudian disatukan dengan pembesian yang sudah terpasang.

B. Pemasangan Bekisting Vertikal

Bekisting adalah Bekisting berfungsi sebagai cetakan sementara yang memberikan bentuk beton menyesuaikan kebutuhan konstruksi. setelah tahap pembesian selesai, dilanjutkan tahapan pengecoran yang dimana beton dituangkan kedalam bekisting atau cetakan. Beksiting disini menahan beton agar setting dengan sempurna sesuai bentuk bekisting yang di pasangkan. Bekisting sendiri dapat berasal dari bahan kayu, bingkai logam, besi, baja dan lainnya. Pada proyek RSKI ini bahan bekisting yang dipakai adalah bekisting konvensional dan bekisting baja (knock down).

Keunggulan penggunaan bekisting semi sistem (knock down) adalah:

lah:

  1. Lebih mudah dalam hal pemasangan dan pembongkaran.

  2. Tahan lama atau awet sehingga dapat digunakan berulang kali.

  3. Lebih efisiensi waktu 

  4. Meminimalisir jumlah pekerja.

  5. Lebih hemat biaya.

Tahapan Pemasangan Bekisting Vertikal:

  1. Pemasangan pembesian.

  2. Marking sepatuan kolom (besi siku).

  3. Pemasangan stek angkur besi diameter 13 mm untuk kuncian base plate bracing panel kolom.

  4. Pemasangan sepatuan kolom (besi siku).

  5. Pemasangan beton decking pasang pembesian kolom.

  6. Assembling panel bekisting kolom, sebelum bekisting kolom dipasang, panel harus di assembling terlebih dahulu. 

  7. Pemasangan bekisting kolom.

  8. Cek perkuatan, kencangkan tierod dan wingnut untuk penyatuan panel dengan panel. Kemudian dilakukan pengecekan kelurusan (verticality) bekisting oleh surveyor dengan memutar bracing untuk mengatur kelurusan bekisting kolom.

  9. Pengecoran kolom, batas pengecoran kolom sampai dengan bottom balok.

C. Pengecoran Struktur Vertikal

Metode pelaksanaan pekerjaan pengecoran struktur vertikal meliputi struktur kolom, shear wall, dan core wall. Mutu beton pengecoran struktur vertikal menggunakan mutu beton yang direncanakan. Lingkup pengerjaan pengecoran beton struktural mencakup:

  1. Pengajuan rencana campuran beton (Mix design).

  2. Pengajuan uji coba sample beton (Trial mix design).

  3. Pelaksanaan pekerjaan pengecoran.

  4. Pekerjaan perawatan beton (Curing).

Peralatan pendukung pekerjaan pengecoran meliputi:

  1. Meteran

  2. Waterpass

  3. Alat sipatan

  4. Bak ukur

Peralatan untuk pekerjaan pengecoran antara lain:

  1. Concrete bucket (ketika menggunakan tower crane)

  2. Concrete vibrator

  3. Air compressor

Bahan yang diperlukan dalam pengecoran:

  1. Beton ready mix

  2. Curring compound

Metode kerja pelaksanaan pekerjaan pengecoran adalah:

  1. Peralatan diperiksa kelayakannya sebelum digunakan, yaitu kalibrasi alat survey.

  2. Mesin-mesin ditempatkan pada posisi yang tepat guna menunjang pekerjaan pengecoran, seperti concrete bucket, beton ready mix, dan juga proses pengecoran agar berjalan secara berurutan untuk menghindari cold joint.

  3. Area pengecoran yang sebelumnya harus sudah mendapat izin pengecoran dan pengecekan kelayakan bekisting dan pembesian dari konsultan management (MK). Pengecekan yang dilakukan meliputi pengecekan bekisting dari segi dimensi, as, dan kekuatan. Pengecekan pembesian berupa dimensi besi yang digunakan, jumlah tulangan, jarak tulangan, serta selimut beton (beton decking).

  4. Area yang akan dicor diperiksa terlebih dahulu apakah terdapat hubungan dengan pekerjaan MEP (sparingan, sleeve, block out) untuk menghindari pekerjaan bobokan beton.

  5. Sebelum melakukan pemesanan ready mix, terlebih dahulu menghitung kebutuhan volume beton dan mutu beton yang dibutuhkan berdasarkan shop drawing sehingga tidak ada beton buangan (waste) dari total kebutuhan. Selain itu dipersiapkan juga area buangan beton dan atau rencana pemanfaatan dari sisa kelebihan beton (misalnya untuk kerb, car stopper, kolom praktis, openingan pintu dan jendela, beton decking).

  6. Setiap mobil mixer yang datang diperiksa surat jalannya apakah sudah sesuai dengan pemesanan, mutu beton dan jam keberangkatannya. Waktu tunggu beton dari loading sampai dengan pengecoran maksimal 3 jam, kemudian diadakan pengukuran slump (slump test), apakah sudah sesuai dengan yang disyaratkan. Nilai slump test adalah 12  2 cm. Dan untuk pemeriksaan mutu beton dilaksanakan dengan pengambilan 4 sample beton dilapangan dan dibentuk menjadi silinder beton berukuran diameter 15 cm x tinggi 30 cm ACI 304-73.

  7. Untuk menghindari cold joint penuangan satu mobil mixer berkapasitas 6 m3 menggunakan concrete bucket dan tower crane waktu pengecoran harus berkisar 1 - 2 jam.

  8. Sebelum berjalannya proses pengecoran, area pengecoran harus dipastikan terbebas dari material yang mengganggu seperti sampah, tanah, maupun genangan air. Selama pengecoran dilarang menambahkan air kedalam beton baik ke mobil mixer, concrete bucket, maupun ke dalam adukan beton pada area pengecoran.

  9. Pembongkaran Bekisting Vertikal

D. Tahapan pembongkaran bekisting vertikal:

  1. Pembongkaran bekisting vertikal dilakukan setelah umur beton mencapai 8-10 jam.

  2. Bongkar steck besi kuncian base plate bracing.

  3. Kendorkan tierod dan wingnut.

  4. Tahap 1 bongkar bekisting kolom (panel bagian 1). Pembongkaran bekisting kolom dibagi menjadi 2 bagian panel dengan bentuk L (siku).

  5. Tahap 2 bongkar bekisting kolom (panel bagian ke 2).

  6. Maintenance bekisting, Panel yang telah digunakan dan disimpan di area penyimpanan bekisting untuk dilakukan pembersihan permukaan multiplek pada sisi dalam jika ada beton-beton yang menempel dengan menggunakan kape selama masa penyimpanan sebelum digunakan kembali. 

https://www.upnjatim.ac.id/

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun