3. Hamil di Luar Nikah dan Pernikahan Dini
Maraknya pornografi di media sosial membuat semua kalangan termasuk para remaja menontonnya secara bebas dan leluasa. Pada akhirnya tumbuh rasa keinginan tahu dan penasaran pada diri remaja untuk mencoba mempraktekkannya langsung. Tanpa bekal edukasi yang kuat mengakibatkan hal-hal yang tidak diinginkan malah terjadi. Kehamilan di luar nikah pun merajalela hingga tidak terhitung jumlahnya. Mereka yang sudah mengalami fase kehamilan pasti akan merasa takut dan akhirnya melakukan segala cara untuk menggugurkan janinnya. Banyak sekali aborsi hingga kematian yang diakibatkan oleh kehamilan ini (Syahri, 2017). Tidak hanya itu, kekasih yang tidak mau bertanggung jawab kadang akan melakukan segala cara hingga pembunuhan juga kerap dilakukan tanpa berpikir panjang.
Tidak selalu cara buruk dilakukan, banyak juga yang memilih untuk menikah di usia dini untuk menutupi dan bertanggung jawab atas tindakannya itu. Walaupun mereka seharusnya masih menuntut ilmu malah harus membina rumah tangga tanpa kesiapan yang matang. Dari sini juga kualitas penduduk Indonesia semakin menurun karena banyak ibu muda yang tidak bisa merawat dan mendidik anaknya sehingga hal seperti pergaulan bebas akan terulang lagi (Werdani, Wijayanti, 2015). Maka dari itu penting sekali penerapan edukasi tentang seks terhadap para pelajar dari tingkat SMP hingga SMA agar meminimalisirkan hal-hal seperti ini terjadi.
Dari pembahasan di atas penulis dapat memberikan saran untuk meminimalisirkan masalah tersebut dengan cara sebagai berikut:
1. Untuk Orang Tua
Permasalahan dari pergaulan bebas memang sangat besar pengaruhnya dari kedua orang tua. Peran penting orang tua dalam perhatian dan wawasan memang kadang masih disepelekan padahal justru hal itu adalah hal yang paling penting untuk pembentukan karakter dasar seorang anak. Orang tua seharusnya mendapingi dan mengontrol tiap apa yang dilakukan oleh anaknya masing-masing. Menerapkan cara yang memberikan kebebasan penuh terhadap anak tidak seutuhnya benar. Cara tersebut kadang masih disalah gunakan karena pada era saat ini banyak sekali unsur negatif yang masuk dalam lingkungan sekitar. Oleh karena itu seharusnya orang tua selalu memberikan waktunya untuk bersama anak-anaknya. Dengan mengetahui segala hal tentang anak akan bisa lebih mudah untuk memberikan wawasan kepada mereka.
2. Untuk Para Remaja
Remaja memang adalah waktu yang sangat baik untuk menikmati pengalaman-pengalaman baru karena beranjaknya mereka dari usia anak-anak. Sebagai pelajar yang akan meneruskan tongkat estafet kemajuan bangsa seharusnya kita bisa mmeberikan dobrakan baru untuk mewujudkan Indonesia maju. Bukan malah sebaliknya yang hanya menikmati kepuasan ego masing-masing sehingga sampai keluar batas dan berakibat fatal. Bila hal tersebut terus-menerus tidak diberhentikan maka negara ini akan hancur dengan kemiskinan, pengangguran, dan kebodohan rakyatnya sendiri. Oleh karena itu, untuk membuat bangsa tetap maju seharusnya para remaja tidak mudah terjerumus ke hal-hal buruk dan lebih meningkatkan akademiknya, ilmu keagamaannya, dan lebih memilih bergabung dalam beberapa organisasi yang baik untuk melatih ketangkasan dan membangun pemikiran yang maju.
3. Untuk Pemerintahan dan Instansi Pendidikan
Peran pemerintah dan instansi pendidikan maupun para pendidik juga sangat besar berpengaruh terhadap meminimalisirkan pergaulan bebas. Dengan waktu para remaja yang cukup banyak dihabiskan dalam lingkungan sekolah seharusnya ini menjadi kesempatan yang baik untuk membuat beberapa edukasi terhadap pelajar. Seperti memberikan edukasi tentang seks yang bisa digerakkan oleh pemerintahan untuk mewajibkan tiap instansi memberikan edukasi tersebut. Memang hal tersebut masih tabu didengar oleh telinga masyarakat Indonesia tetapi penerapan edukasi tentang seks ini sangat berguna untuk anak remaja yang masih awam dan perlu bimbingan yang matang dalam masalah tersebut. Edukasi tentang seks juga seharusnya disampaikan secara terpadu antara sudut pandang ajaran agama dan sains agar tidak mengalami dikotomi pemahaman terhadap para pelajar (Fathunaja, 2015). Pemerintahan harus memberikan penyuluhan juga kepada para orang tua agar mereka juga dapat mendukung penuh jalannya program tersebut dan juga mereka dapat menambahi wawasan tentang seksual  terhadap anak-anak mereka pada saat di rumah. Dan instansi pendidikan juga sebaiknya harus memberikan fasilitas psikologis di bimbingan konseling yang ada di tiap sekolah agar para pelajar bisa berkonsultasi tanpa salah arahan.Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H