Mohon tunggu...
Rizky Nugie
Rizky Nugie Mohon Tunggu... Ilmuwan - Mahasiswa

Aku ganteng manis disayang mamaku

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas

Bahaya Pergaulan Bebas pada Remaja dalam Dunia Sosial Biologi Masa Kini

22 Februari 2024   00:03 Diperbarui: 22 Februari 2024   00:04 109
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Perubahan akan dialami oleh manusia dan budaya yang melewati beberapa tahap tertentu dari bentuk yang paling sederhana ke bentuk yang sempurna."

Hidup seperti masyarakat luar negeri terlihat seperti menakjubkan yang membuat mereka tertarik dan penasaran untuk mencoba hal-hal tersebut tanpa berpikiran panjang tentang risiko yang akan didapatkan. Tak hanya itu saja, mereka berpikir bahwa budaya lokal atau tradisional sudah tertinggal oleh zaman, pemikiran orang-orang tua dianggap sudah jadul tertinggal dan tidak sesuai lagi dengan kehidupan zaman digital dan modern saat ini. Mereka juga berpendapat bahwa bila kita tidak mengikuti perkembangan modern ini maka kita akan semakin tertinggal dan menjadi negara yang tidak maju (Pristiwanti, 2013).

3. Teman Dekat

Pada usia remaja banyak terbentuk pertemanan yang terjalin dan menghabiskan banyak waktu para remaja. Hal tersebut yang dapat mempengaruhi dan membentuk pola pikir, perilaku, cara berbicara dan berbahasa, peminatan, dan penampilan mereka. Para remaja sangat terbuka terhadap teman-teman sebayanyas. Mereka melakukan curhatan dan diskusi sampai berjam-jam tentang segala hal seperti tentang persahabatan, percintaan, gaya hidup, liburan, pakaian, dan lain-lain. Sebanyak 90% pengaruh teman seumuran yang mempunyai sifat buruk dan kebiasaan berperilaku seks berat sedangkan sebanyak 4% yang ditimbulkan oleh pengaruh teman yang memiliki perilaku baik pada seksual (Mesra, 2016). Pengaruh yang berunsur negatif itu yang membuat terjadinya pergaulan bebas di kalangan remaja semakin banyak. Mereka beranggapan bahwa bila bisa mengikuti gaya sebuah kelompok maka mereka akan mudah umtuk diterima oleh kelompok tersebut. Demikian pula bila kelompok tersebut melakukan seks bebas, minum minuman beralkohol, merokok, ataupun narkoba maka akan diikuti oleh para remaja untuk dapat dirinya diterima oleh kelompok tersebut tanpa berpikir panjang tentang risiko yang diakibatkan nanti (Tianingrum, 2019).

4. Sosial Media

Sosial media saat ini sudah menjadi sebuah kebutuhan dan ketergantungan masyarakat zaman global ini. Dari media yang saat ini banyak macam yang memiliki kegunaan berbeda-beda membuat pengaksesan untuk segala kebutuhan lebih mudah dan cepat. Tetapi hal tersebut malah disalah gunakan oleh sebagian masyarakat terutama anak-anak muda yang memang sangat lihai dan pintar dalam menggunakan sosial media daripada orang tua yang lebih awam dalam hal tersebut. Dengan kebebasan tersebut membuat anak-anak malah melihat hal-hal yang belum pantas untuk ditonton. Sosial media yang tidak ada batasan umur ini malah tidak digunakan secara baik oleh para remaja. Situs-situs yang terdapat unsur pornografi saat ini banyak dan dapat dengan mudah diakses oleh semua kalangan terutama remaja yang memiliki rasa penasaran tinggi terhadap seks (Pristiwanti, 2013). Pengontrolan terhadap informasi dan sosial media apa saja yang diakses oleh para anak memang seharusnya dikontrol baik oleh orang tua atau dewasa. Memang peran kegunaan sosial media pada zaman saat ini sudah mulai keluar dari jalan tujuan awalnya. Solusi yang dapat mengurangi penggunaan buruk juga sampai saat ini masih belum menemukan titik terbaiknya. Pembatasan pada umur juga belum berjalan dengan semestinya karena anak-anak saat ini sangat cerdik untuk mengakali segala hal denga berbagai cara (Riswanti, 2012).

Dari beberapa penyebab tersebut akhirnya menghasilkan berbagai dampak atas perilaku pergaulan bebas yang terjadi di kalangan remaja. Dampak yang dihasilkan tidak ada efek baiknya sama sekali sehingga hanya keburukan saja yang dituai oleh para pelaku pergaulan bebas. Dampak-dampak yang paling sering terjadi yaitu:

1. Menurunnya Nilai dan Prestasi Pelajar di Sekolah

Hasil penelitian tentang pergaulan bebas yang berdampak menurunnya akademik dan prestasi pelajar oleh (Suhaida, 2018) dijelaskan bahwa puncak dari rasa penasaran terhadap semua bidang memang terjadi di kalangan remaja karena setiap ada hal baru pasti mereka ingin mencoba karena keinginan tahunya dan kebebasan yang diberi sedang ada dipuncaknya. Baik dan buruk tidak mereka lihat hanya kesenangan semata yang mereka ingin rasakan. Dari kebebasan ini membuat hal akademik para pelajar menurun. Kasmaran, berpacaran, patah hati, perselisihan, kebebasan bergaul, jam yang bebas, dan lain-lain itu yang mengakibatkan waktu untuk belajar berkurang sehingga berdampak pada nilai dan prestasi di sekolah. Banyak sekali pelajar yang terjerumus ke dalam pergaulan yang salah karena akibat kebebasan yang diberikan orang tuanya malah disalah gunakan. Mereka berpikir bahwa dirinya sudah legal dalam melakukan segala hal dan merasa bahwa sudah tidak saatnya untuk dikekang. Para remaja juga lebih banyak mencari kebebasan dan kesenangan di luar rumah dengan teman-temannya sehingga pergualan yang kurang baik itu membuat penurunan minat dan motivasi belajar.

2. Putus Sekolah

Akibat dari menurunnya minat dan motivasi belajar membuat para pelajar banyak yang memilih untuk memutuskan pendidikannya. Tetapi bukan hanya itu saja yang menjadi penyebabnya melainkan pergaulan bebas yang sudah liar seperti seks bebas, minum-minuman keras, narkoba, balap liar, dan masih banyak lagi. Banyak pelaku pelajar yang melakukan hal-hal tersebut dikeluarkan dari sekolahnya dan mereka yang seharusnya mencari sekolah baru lagi malah memilih untuk putus sekolah saja. Tidak ada dukungan dari orang tua dan pihak pendidik membuat mereka lebih mantap lagi untuk memutuskan sekolahnya (Asnawi, 2019). Dari banyaknya pelajar yang putus sekolah itu juga yang membuat kualitas masyarakat Indonesia menurun. Pengangguran dan kemiskinan merajalela karena dampak dari banyaknya pelajar yang kurang berpendidikan dan berwawasan. Maka bila ada pelaku pelajar yang salah pergaulan seharusnya mereka diberikan beberapa edukasi dan lebih baiknya lagi diberikan sosialisasi pemulihan di ahli psikolog bukan malah dikeluarkan dari sekolah dan tidak diterima di tempat sekolah lainnya. Karena mereka sebenarnya juga korban dari kurangnya perhatian orang terdekat dan kesalahan pergaulan lingkungannya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun