Mohon tunggu...
Rizky Nugie
Rizky Nugie Mohon Tunggu... Ilmuwan - Mahasiswa

Aku ganteng manis disayang mamaku

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Pluralisme Terhadap Hari Besar Keagamaan di Kalangan Masyarakat Surabaya

21 Februari 2024   21:39 Diperbarui: 21 Februari 2024   21:42 70
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Konstruksi masyarakat dalam memaknai adanya bermacam-macam hari besar keagamaan di Kota Surabaya ini didasari pada ajaran agama mereka masing-masing. Ajaran agama yang mengajarkan untuk saling menghormati perbedaan-perbedaan yang ada karena perbedaan tersebut merupakan tanda kemahabesaran Tuhan Yang Maha Esa itu diterapkan dengan baik. Seperti halnya ajaran agama yang ada di agama Islam, didalam agama islam diajarkan untuk saling menghormati perbedaan-perbedaan yang ada. Perintah agama bagimu agamamu bagiku agamaku menggambarkan bahwa di dalam urusan ibadah dan kepercayaan tiap agama itu merupakan urusan individu masing-masing umat. Tidak hanya itu, Islam juga diharuskan untuk menjalin hubungan baik dengan sesama manusia yang disebut dengan Hablumminannas karena manusia adalah makhluk sosial yang saling membutuhkan satu sama lain.

Perwujudan dari pluralisme agama yang ada di Surabaya dapat dilihat dari adanya kegiatan kerja bakti pada saat datangnya hari besar keagamaan dengan cara seperti saling membereskan tempat yang akan dipinjamkan untuk perayaan keagamaan dan memberi lahan pada saat perayaan tersebut. Tidak hanya itu saja, berbeda agama tidak menghalangi untuk melakukan silaturrahmi pada saat perayaan hari besar keagamaan dengan saling menerima mereka di rumah masing-masing untuk mengucapkan selamat pada saat hari besar keagamaan.  Membagikan angpao, sembako, dan kue juga saling dilakukan pada saat perayaan hari besar keagamaan dengan bertujuan untuk saling berbagi dan bertoleransi antar umat berbeda agama.

Menurut Berger, hal di atas merupakan bentuk eksternalisasi. Dimana setiap orang mencurahkan kehidupan yang didapat melalui proses internalisasi. Perwujudan itu berupa kegiatan yang mereka terapkan dalam kehidupan bermasyarakat sehari-hari baik melalui kegiatan material maupun non material. Material berupa bantuan uang, angpao, sembako, sedangkan non materiil berupa sikap saling dukung, saling menghormati, saling bekerja sama satu sama lain untuk menciptakan kerukunan dan keharmonisan di dalam kehidupan bermasyarakat di Kota Surabaya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun