Mohon tunggu...
Rizky noriawansyah
Rizky noriawansyah Mohon Tunggu... Teknisi - Teknisi Sarana Prasarana

Menulis menurut ku suatu bentuk ungkapan yang kadang kala tak bisa kita ucapkan dengan kata-kata. Jadi tulislah apa yang bisa kamu tulis.

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Lampu Merah Kehidupan

28 Oktober 2024   10:22 Diperbarui: 28 Oktober 2024   10:26 33
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Lampu sudah berganti merah, selayaknya manusia harus tau kapan ia berhenti, kapan ia harus bersiap, dan kapan ia harus jalan kembali. Tapi kenyataannya masih banyak yang enggan, tak peduli. Mereka terus menerobos saja di setiap lampu di persimpangan. Tak heran ada saja yang terjerat masalah, bisa di penjara, lebih fatalnya mengalami kematian. Kalaupun lampu nya mati, setidaknya kita tau kapan berhenti memberikan orang lain kesempatan, kapan kita maju untuk menggapai apa yang kita inginkan

Lampu Merah Kehidupan

Lampu merah berganti, pertanda berhenti

Sejenak renung, evaluasi diri

Kapan harus maju, kapan harus berhenti

Sebelum terlambat, saatnya kembali

Namun banyak yang acuh, tak peduli

Terus melaju, tak hiraukan tanda

Terperangkap masalah, pilu mendera hati

Bahkan nyawa melayang, sia-sia saja

Lampu padam pun, bukan berarti selesai

Masih ada waktu, untuk memperbaiki

Berhentilah memberi, pada yang tak pantas

Majulah berani, raih cita-cita

Interpretasi Puisi:

Puisi ini mencoba menggambarkan kehidupan manusia sebagai sebuah perjalanan yang penuh persimpangan. Lampu merah dalam puisi ini melambangkan momen-momen penting dalam hidup di mana kita harus berhenti sejenak untuk berpikir dan mengambil keputusan.

Bait pertama: Menggambarkan pentingnya berhenti untuk merenung dan mengevaluasi diri.

Bait kedua: Mengkritik sikap orang-orang yang enggan berhenti dan terus melanggar aturan.

Bait ketiga: Menunjukkan konsekuensi dari tindakan yang tidak bijaksana.

Bait keempat: Memberikan pesan agar kita tidak terus-menerus memberikan kesempatan kepada orang yang tidak menghargai dan berani melangkah maju untuk meraih tujuan hidup.

Pesan Moral:

Puisi ini mengajak kita untuk lebih bijaksana dalam menjalani hidup. Kita harus peka terhadap tanda-tanda yang diberikan oleh kehidupan dan berani mengambil keputusan yang tepat. Jangan sampai kita terjebak dalam rutinitas yang membosankan atau terlena dengan kesenangan sesaat.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun