Mohon tunggu...
rizkymaheko2
rizkymaheko2 Mohon Tunggu... Lainnya - mahasiswa

saya suka berolahraga dan melihat film/anime

Selanjutnya

Tutup

Diary Pilihan

Sunyi yang Menenangkan di Rumah Allah

2 Desember 2024   21:35 Diperbarui: 2 Desember 2024   22:10 28
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Masih terekam jelas di benak saya, pengalaman pertama merasakan suasana damai yang hanya bisa ditemukan di sebuah masjid. Waktu itu, saya mengikuti pengajian malam di masjid kecil di dekat rumah. Meskipun bangunan masjid itu sederhana, dengan lantai keramik dingin dan kipas angin yang berputar pelan, ada sesuatu yang menenangkan hati saya: keheningan yang penuh hikmat.

Sebagai seorang yang sehari-harinya tenggelam dalam hiruk-pikuk pekerjaan, suasana tenang di masjid bagaikan oase yang menyegarkan jiwa. Namun, pernahkah kita berpikir bahwa suasana damai ini sebenarnya merupakan wujud dari adab yang telah diajarkan oleh Rasulullah ? Dalam salah satu sabdanya, Rasulullah mengingatkan:

"Percakapan dalam masjid akan memakan (pahala) kebaikan seperti binatang ternak yang memakan rumput."
(HR. Abu Nu'aim dalam Hilyatul Awliya').

Hadis ini menyampaikan pesan mendalam tentang pentingnya menjaga ketenangan di masjid. Masjid adalah tempat untuk mendekatkan diri kepada Allah, tempat berdoa dan bermunajat, bukan untuk berbincang tanpa tujuan yang jelas. Sayangnya, sering kali kita lupa menjaga adab ini.

Suatu ketika, saya menjadi bagian dari kelompok kecil teman-teman yang, tanpa sadar, melanggar adab tersebut. Setelah selesai salat Isya berjamaah, kami berkumpul di salah satu sudut masjid untuk mengobrol. Awalnya, pembicaraan kami berkisar pada isi pengajian yang baru saja selesai. Namun, perlahan, percakapan itu berubah menjadi obrolan santai dan diselingi tawa pelan. Kami merasa nyaman, seolah-olah masjid hanya sekadar ruang biasa.

Saat itu, seorang bapak tua mendekati kami dengan senyuman lembut dan berkata, "Nak, boleh bapak mengingatkan? Ini masjid, tempat untuk beribadah. Jika ingin berbincang lebih santai, mungkin kalian bisa pindah ke luar agar tidak mengganggu yang lain."

Perkataan sederhana itu menyadarkan kami akan kesalahan yang selama ini kami anggap sepele. Sejak saat itu, saya berusaha lebih berhati-hati saat berada di masjid. Saya mulai memahami bahwa menjaga keheningan masjid bukan hanya untuk kebaikan diri sendiri, tetapi juga untuk menghormati hak orang lain yang ingin khusyuk dalam ibadah mereka.

Adab menjaga percakapan di masjid sebenarnya lebih dari sekadar aturan; ia adalah pelajaran tentang pengendalian diri. Tidak semua yang ada di pikiran kita harus diucapkan, dan tidak semua tempat layak untuk segala jenis percakapan. Ketika kita belajar menahan diri di masjid, itu bisa menjadi latihan yang berharga untuk kehidupan di luar masjid.

Seorang ustaz yang pernah mengisi kajian di masjid tersebut pernah berpesan, "Kita sering lupa bahwa ucapan adalah salah satu sumber pahala atau dosa yang besar. Di masjid, ucapan yang tidak bermanfaat justru bisa menjadi sebab hilangnya keberkahan, baik bagi diri sendiri maupun orang lain."

Pesan ini sangat membekas di hati saya. Kadang-kadang, godaan untuk berbicara ringan dengan teman memang sulit ditahan. Namun, ketika mengingat bahwa pahala kebaikan kita bisa hilang karena pembicaraan sia-sia, saya lebih memilih untuk diam.

Pengalaman tersebut juga mengajarkan saya bahwa menjaga kesucian masjid berarti berkontribusi dalam menciptakan suasana yang mendukung khusyuknya ibadah. Jika kita semua berkomitmen untuk menjaga adab ini, masjid akan menjadi tempat yang lebih menyenangkan untuk mendekatkan diri kepada Allah.

Maka, mari bersama-sama menjaga keheningan di masjid. Jika kita memang harus berbicara, lakukan dengan lembut dan seperlunya. Ingatlah bahwa setiap tindakan kita di masjid akan menjadi bagian dari amal ibadah yang akan dipertanggungjawabkan. Semoga kita termasuk golongan yang senantiasa menjaga adab di rumah Allah, menjadikan setiap detik kita di sana sebagai ladang pahala.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun