Mohon tunggu...
Rizki Fadillah Siregar
Rizki Fadillah Siregar Mohon Tunggu... Mahasiswa - Barista - Aktivis

Bachelor of Islamic Education

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Logika Mistika Masyarakat Konservatif

6 Februari 2024   15:18 Diperbarui: 6 Februari 2024   16:13 173
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Istilah Logika Mistika, yang diperkenalkan oleh Tan Malaka dalam bab Logika Mistika dalam bukunya yang kontroversial, Madilog, menggambarkan keterkaitan antara keyakinan mistis dan pola pikir masyarakat konservatif. Namun, pada era rasionalitas saat ini, perdebatan mengenai relevansinya menjadi semakin penting. Dalam konteks ini, kita perlu menjelajahi dan mengkritisi bagaimana Logika Mistika mungkin menjadi kendala bagi kemajuan intelektual dan sosial.

Logika Mistika secara inheren mendefinisikan cara berpikir yang menganggap bahwa segala sesuatu disebabkan oleh pengaruh roh atau hal-hal gaib. Sementara masyarakat konservatif mungkin merasa nyaman dalam dunia simbol dan ritual, hal ini dapat bertentangan dengan prinsip dasar rasionalitas yang menekankan analisis yang obyektif dan bukti empiris. Oleh karena itu, relevansi Logika Mistika di era saat ini menjadi dipertanyakan, karena hal ini dapat menjadi penghalang bagi kemajuan berpikir kritis dan ilmiah.

Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi pada era kontemporer menunjukkan bahwa masyarakat semakin mengedepankan rasionalitas dalam menyikapi realitas. Logika Mistika, dengan segala kekaburan dan ketidakpastiannya, tampak semakin tidak sesuai dengan tuntutan kebutuhan ilmiah dan teknologis yang semakin meningkat. Oleh karena itu, relevansinya di era ini dapat dianggap sebagai beban berat bagi kemajuan intelektual dan inovasi.

Di tengah masyarakat yang semakin pluralistik, dengan beragam keyakinan dan pandangan hidup, Logika Mistika dapat menjadi faktor polarisasi dan ketidakpahaman antarberbagai kelompok. Dalam konteks ini, penting untuk mempertanyakan apakah Logika Mistika, sebagai ekspresi dari keyakinan yang tidak terbukti secara empiris, dapat bersinergi dengan semangat toleransi dan saling menghormati dalam masyarakat yang semakin beragam.

Untuk mengatasi ketidakrelevanan Logika Mistika di era rasionalitas ini, perlu ditekankan pentingnya pendidikan yang menekankan pengembangan kemampuan berpikir logis dan kritis. Kesadaran akan pentingnya logika dalam menyusun argumen dan membuat keputusan menjadi krusial dalam membentuk masyarakat yang mampu mengatasi tantangan kompleks zaman ini tanpa terjerat dalam jaringan mistis yang merugikan.

Dengan mempertimbangkan evolusi masyarakat menuju pemikiran yang lebih rasional, peran Logika Mistika menjadi semakin meragukan dan bahkan bisa dianggap tidak relevan di era sekarang. Melalui pendidikan yang berkualitas dan meningkatkan kesadaran logika, masyarakat dapat membangun fondasi intelektual yang lebih kokoh, mengurangi polarisasi, dan memfasilitasi kemajuan sosial dan ilmiah yang sesuai dengan tuntutan zaman yang terus berubah.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun