Sesuatu yang paling penting dari sebuah perjalanan ialah perjalanan itu sendiri. Mau sendiri atau bersama, perjalanan akan selalu memberi kesan tak terlupakan di hati. Jika sendiri, kita harus banyak bersyukur karena diberi kekuatan oleh Tuhan. Jika bersama, harus teguh karena memadukan warna hingga menjadi sempurna itu sangat sulit. Dan untuk mencapai kata sempurna kita kudu sabar dan banyak berpegangan.
***
Ke mana pun kita pergi, perjalanan memanglah harus dinikmati. Kejutan di tujuan nantinya akan menjadi bonus. Menikmati perjalanan seperti menikmati proses dalam meraih sebuah tujuan. Terkadang cerita-cerita seru dan haru timbul pada saat perjalanan yang nantinya akan dikenang dan diceritakan di kemudian hari.
Gunung Kelud adalah gunung yang ramah bagi seorang yang pertama kali naik gunung, seperti saya dan Ahmad. Selelah apa pun saat mendaki, pasti akan terasa nikmat saat kita merasakannya bersama-sama dan bisa menerima segala konsekuensi yang terjadi. Rimba yang kata orang menakutkan malah menjadi kawan yang menyehatkan.
Cinta yang dihasilkan oleh gunung adalah cinta abadi. Jika seseorang menilai gunung adalah tempat yang sia-sia dan melelahkan, maka berhenti sudah harapan kita untuk melihat orang itu kembali naik gunung. Begitu pun sebaliknya. Jika seseorang memandang gunung sebagai tempat yang mengasyikkan dan sebuah refleksi dari perjalanan, yakinlah pasti orang itu akan kembali mendaki. Entah kapan pun itu.
Kalau saya tidak mendaki, saya mungkin tak akan tahu bagaimana Rosyad dengan kecepatan dan kelincahannya berjalan melintasi belantara hutan. Saya juga tak akan tahu bagaimana Agung dengan tingkahnya yang nantinya akan menjadi lelucon. Saat dia mulai merasa capek yang bahkan menjadi bahan tertawaan karena kalimatnya terus diulang-ulang.
Ahmad dengan segala kemampuannya bisa bertahan menghadapi trek yang menyulitkan. Saya bisa turun dengan sempurna walau saat naik ke puncak dan ketika turun gunung, sepatu saya sudah rusak dan saya paksakan.
Saya menjadi tahu bagaimana melawan batas kemampuan diri saat di gunung. Dengan kelelahan yang menjalar, keteguhan hati yang menjadi bekal kuat untuk melewati segala hambatan.
Saya juga belajar banyak di gunung. Tentang mengatur apa pun. Bagaimana me-manage waktu, tenaga, logistik. Kalau semua itu tak diatur dengan sempurna, tak tahu bagaimana saya nanti akan melewati belantara hutan yang menantang.
Benar kata orang gunung selalu membuat candu. Setelah melalui pendakian pertama, saya ingin menjajal gunung-gunung lain. Lanskap panorama indah dan trek yang menantang sayang jika dilewatkan.
Bagi saya, tak pernah terbayangkan sebelumnya kalau saya dapat kesempatan untuk mendaki gunung. Saya tak tahu sedikit pun informasi mengenai gunung dan pendaki. Garis kehidupan akan selalu mengalir tepat waktu. Waktu mempertemukan kembali dengan Rosyad -- teman masa kecil. Dia sudah lama menjadi pendaki. Terima kasih telah membawa saya menambah pengalaman di dalam hidup.
Untuk Ahmad, your'e stronger. Saya bersamamu sejak masih bayi. Kau yang dulu takut akan ketinggian dan dengan keberanian yang kau punya sekarang, kau berhasil melawannya. Melawan batas kemampuanmu. Walau sempat dilanda kelelahan yang teramat dan kakimu sempat bergetar hebat, tapi kau berhasil melalui semuanya.
Untuk Agung, your'e an ice breaker. Keluhanmu yang diulang terus-menerus malah menjadi bahan candaan yang mengisi heningnya perjalanan. Beberapa kali kau juga menunjukkan ketegasan ketika memutuskan sesuatu. Kau sudah beberapa kali naik gunung. Tapi sudah lama kau tak melatihnya. Hal tersebut yang membuatmu sedikit kelelahan.
Untuk Rosyad, your'e so amazing. Pengalamanmu di alam sangat membantu. Kecepatan dan kelincahanmu sangat menakjubkan. Kau benar-benar menunjukkan sikap yang baik di gunung. Menjadi pemimpin yang baik bagi kami bertiga. Saya dan Ahmad khususnya yang belum pernah sama sekali naik gunung, itu tidak mudah. Tapi kau bisa melakukannya sebaik-baiknya.
Untuk kita semua, pengalaman ini menjadi salah satu kenangan yang akan kita ceritakan di masa tua nanti. Saat raga kita tak lagi kuat mendaki namun semangat kita tak luntur ditelan usia. Kita akan tertawa melihat foto-foto kita di atas puncak. Hal yang kemarin kita keluhkan akan menjadi kenangan termanis.
Dan pada akhirnya, bukan kita yang menaklukkan gunung tapi kitalah yang ditaklukkan oleh gunung.
Salam lestari.
Tamat.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H