Pengalaman pertama selalu menjadi cerita indah di setiap rentang waktu. Bagai nadi yang terus berdetak, pengalaman pertama pun akan bekerja seperti itu. Menempel dan bervibrasi di alam pikiran. Dan tanpa disadari pengalaman pertama akan menjadi ladang pengetahuan baru untuk selanjutnya berperan sesuai keinginan dan keberanian.
***
Setelah sekian lama memendam keinginan untuk naik gunung, akhirnya kesempatan itu datang. Beberapa hari yang lalu, saya beserta tiga kawan lain (Rosyad, Agung, dan Ahmad) memutuskan untuk mendaki ke gunung Kelud via Tulungrejo, Blitar. Kebetulan bertepatan dengan libur kuliah, sekalian saya bisa menyegarkan pikiran setelah berminggu-minggu memikirkan keruwetan skripsi. Rencananya kami akan berangkat berlima, tetapi karena alasan satu dan lain hal, seorang kawan saya tak jadi berangkat.
Segala logistik dan perlengkapan disiapkan. Termasuk juga fisik karena hal ini paling penting. Kami berangkat dari Tulungagung sekitar pukul setengah dua belas siang. Dalam itinerary, rencananya kami akan berangkat pukul sebelas. Ya karena semua anggota berisi anak muda, sudah dapat dipastikan kalau waktunya akan molor. Karena pada dasarnya berangkat tepat waktu adalah sebuah keniscayaan yang fana. Itu kata Bang Dzawin di Youtube-nya.
Perjalanan relatif berjalan dengan lancar. Cuaca yang sedikit mendung membuat nyaman sekaligus was-was. Nyaman karena di perjalanan kami tak merasakan panas. Was-was karena besar kemungkinan pada saat pendakian nanti akan turun hujan.
Kami sedikit melipir ke daerah Blitar kota. Di sana kami akan menyewa tenda. Setelah bertemu dengan sang juru penyewaan, transaksi, kami melanjutkan lagi perjalanan.
Dari kejauhan, lanskap gunung Kelud sangat perkasa. Menjulang di antara daratan. Cantik. Dan sebentar lagi saya dan kawan-kawan akan menyapamu. Tunggu.
Sekitar pukul setengah dua siang kami tiba di basecamp gunung Kelud, yang juga sebagai pintu masuk wisata hutan pinus Loji. Jadi rencananya kami nanti akan melewati wisata tersebut sebelum tiba di gerbang jalur pendakian.
Di basecamp, kami mulai bersiap. Mengganti pakaian, belanja logistik tambahan seperti sayur mayur, packing terakhir, dan registrasi. Saya melihat langit yang mulai dibungkus awan. Harapan saya satu, semoga dalam pendakian nanti tidak turun hujan.
Di tengah obrolan saat registrasi, kami ditawari oleh pihak basecamp untuk naik ojek atau tidak. Ojek nanti akan mengantarkan para pendaki menuju gerbang pendakian yang jaraknya kurang lebih satu kilometer dari basecamp. Namun kami memilih berjalan kaki untuk ngirit budget.