Merekatkan Silaturahmi di Tengah Lebaran Masa Pandemi

Allaahu akbar 

Allaahu akbar 

Allaahu akbar

Laa ilaaha illallaahu wallaahu akbar

Allaahu akbar wa lillaahil-hamd

***

Lebaran hari kedua. Setelah kemarin kita berkunjung ke rumah sanak saudara dan tetangga, kini tinggal kita menanti teman-teman yang datang berkunjung. Suasana di rumah masih ramai. Jajanan masih banyak, apalagi THR untuk anak-anak.

Lebaran tahun ini menyisakan kesedihan untuk kaum perantau. Sejak pemerintah mengeluarkan kebijakan dilarang mudik, mereka terpaksa tertahan di kota. Keinginan untuk bertemu dengan keluarga harus ditunda dulu. Tak pernah terbayangkan sebelumnya, jika mereka harus lebaran sendiri di kota sementara di kampung halaman sanak keluarga sedang berkumpul. Pasti ada rasa penyesalan yang membumbung.

Di tengah pandemi yang menyeruak di kala Ramadhan dan menjelang lebaran, pintu maaf masih terbuka sementara pintu antar kota ditutup. Pencegahan penyebaran pandemi terus diusahakan hingga para perantau tak bisa pulang ke kampung halaman.

Salah satu opsi agar tetap menjaga silaturahmi dengan sanak keluarga dan teman-teman yang ada di kampung ialah dengan video call. Saya bisa prediksi jika jaringan pada kemarin dan hari ini akan terasa lemot. Karena pasti akan ada banyak pelanggan yang menggunakannya. Para perantau ini sebelumnya sudah membeli kuota internet sebanyak mungkin. Akan ada banyak orang yang mereka hubungi.

Sebagai contoh lain, saat lebaran sebelum pandemi, saya melakukan video call dengan Pakdhe yang bekerja di luar negeri. Itu pun tersendat-sendat karena masalah jaringan. Apalagi masa sekarang yang akan terjadi saling rebutan jaringan.

Di sisi lain, tak ada alasan untuk tetap menjalin silaturahmi walau terhalang oleh tembok jarak. Teknologi yang semakin berkembang pesat justru akan bisa memudahkan komunikasi. Aplikasi-aplikasi terus diperbaharui hampir setiap bulannya, menyesuaikan kebutuhan para pelanggan. Jika kesulitan menggunakan video call, bisalah dengan zoom atau google meet. Malah bisa lebih banyak yang mengikuti. Silaturahmi secara daring.

Google meet dengan akses internet yang sedikit mungkin lebih bisa menjadi pilihan pertama. Dengan fitur yang tak kalah dengan zoom, google meet memastikan para penggunanya nyaman. Mengatur google meet juga lebih mudah dibanding zoom, menurut saya. Eits, ini bukan iklan lo ya ....

Jika masih kesulitan menggunakan google meet, maka terpaksa berkabar melalui chat terlebih dahulu. Alih-alih menunggu jaringan stabil.

Memasang wifi juga menjadi solusi. Sekarang kecepatan wifi ugal-ugalan. Asalkan kalian berlangganan cukup mahal per bulannya, maka kecepatan yang kailan terima atas jaringan akan semakin cepat. Jadi, masih banyak jalan menuju roma. Masih banyak cara menjalin silaturahmi. Bisa menjadi pengalaman baru jika bisa melakukan silaturahmi online. Bukber online kemarin saja bisa, bukan tidak mungkin halal bihalal juga bisa dilakukan secara daring.

Pada umumnya silaturahmi/halal bihalal dilakukan secara langsung/tatap muka. Kita bisa saling bertukar maaf dan mengobrol secara jelas. Tapi mengingat kondisi dunia yang masih dilingkupi pandemi, kita juga harus menyesuaikan kondisi. Jika memungkinkan melakukan halal/bihalal secara langsung, juga harus tetap mematuhi protokol kesehatan. Putus rantai penyebaran covid.

Terakhir dari saya. Dengan berakhirnya rangkaian Samber THR Blog Competition Kompasiana, maka berakhir pula Ramadhan tahun ini. Sekarang sudah masuk hari raya. Semoga kita selalu diberikan kesehatan, keberkahan, dan juga bisa dipertemukan dengan Ramadhan dan lebaran tahun depan. Dan sampai bertemu di Samber THR Blog Competition Kompasiana tahun depan. Selamat berlibur untuk kompasianer.

Dengan ini saya ucapkan Minal 'aidzin wal faidzin, mohon maaf lahir dan batin. Salam hangat and happy Eid Mubarak.