Suatu hari, sepuluh tahun lalu ...
Jika sedang malas bermain bola, kami tak patah akal. Masih ada beberapa permainan lain yang bisa dilakukan. Salah satunya ialah bermain petasan. Ya, rasanya kurang afdhal jika bulan puasa tidak ada petasan yang menyertai. Kami tak membeli, melainkan membuat sendiri dari busi motor.
Memang, orang tua kami selalu melarang bermain permainan tersebut. Berbahaya katanya. Tapi namanya anak-anak, diberi tahu macam apa pun, kalau tidak merasakan risikonya sendiri pasti tidak akan nurut.
Tapi terlepas itu semua, hal yang membuat Ramadhan menjadi indah ialah suasana di sore hari. Entah mengapa, suasana kala sore tiba itu membuat segala aktivitas menjadi nyaman. Rasa-rasanya pun angin yang diembuskan terasa beda dengan hari-hari biasa.
Betapa rindunya melakukan permainan zaman dulu. ketika semua teman masih intens berkumpul, tanpa ponsel, hanya mengandalkan kepercayaan. Juga tanpa masalah dunia yang terkadang menaungi. Satu lagi, dahulu tak pernah memikirkan masalah cinta. Tak seperti anak sekarang yang sudah mengerti perihal cinta. Cintanya anak zaman dahulu itu cuma untuk dua orang yakni ibu dan bapak. Salam hangat and happy fasting.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H