Bintang bergegas pergi. Mencari angkutan umum yang lewat. Tetapi tangannya tiba-tiba ditahan oleh Agam. Dengan suara yang lemah, Agam berujar, "Tunggulah sebentar lagi. Aku diperintah orang tuamu untuk mengantarkanmu ke tempat pertandingan. Aku juga tak tega kalau kau pergi sendirian."
"Tapi aku bisa terlambat. Lagi pula kau bisa menyusul setelah kau selesai memperbaiki motor ini."
Dengan berat hati, Agam akhirnya merelakan Bintang pergi sendirian. Sebelum Bintang meneruskan langkah, Agam memberikan sebotol minuman seraya berucap, "Untuk penambah stamina."
***
Gelanggang olah raga sudah ramai dipadati penonton. Mereka berduyun-duyun datang untuk menonton partai yang akan menampilkan pertandingan yang seru dan menarik antara dua pemain terbaik yaitu Bintang dan Zidan.
Di tengah keramaian, Bintang datang dengan napas yang tersengal. Naik turun. Keringatnya sudah mengucur sebelum pertandingan dimulai. Tanpa menunggu lama lagi, Bintang langsung masuk ke ruang ganti dan bersiap.
Setelah melakukan persiapan, kedua pemain memasuki lapangan dibarengi sorak-sorai dari para penonton. Zidan yang notabene juara bertahan tampak percaya diri dengan bet yang dia pegang di tangan kanannya. Gurat mukanya penuh ambisi. Sedangkan Bintang tak kalah serius. Matanya menatap tajam tanda konsentrasi yang teramat. Bintang sejenak berhenti di tengah lapangan. Mengadahkan tangannya dan berdoa, "Ya Tuhan, di pertandingan ini aku hanya membawa doa dari kedua orang tuaku dan keyakinan dari dalam diri. Semoga semuanya berjalan dengan lancar."
Pengadil pertandingan memberikan briefing sejenak. Bintang dan Zidan hanya mengangguk-angguk mengikuti arahan.
Permainan dimulai. Servis pertama dari Bintang. Penerimaan bola yang kurang baik dari Zidan menyebabkan bola tanggung di atas net. Menjadi makanan empuk untuk Bintang. Tanpa ampun, Bintang langsung melepaskan pukulan yang keras disertai teriakan yang keras pula. Angka pertama untuk Bintang.
Plakk!!! Plakk !!! Plakk!!! Adu pukulan terjadi. Satu, dua, langsung smash. Kedua pemain sama-sama menampilkan permainan dan skill terbaik. Penonton semakin bergairah.
Pertandingan semakin sengit. Saling jual-beli masih terus berlangsung. Bintang unggul cukup jauh dari lawannya. Gemuruh suara penonton membuat atmosfer pertandingan semakin panas. Hingga di tengah-tengah pertandingan, Bintang meminta break kepada wasit karena ada masalah pada lututnya. Dia tiba-tiba merasakan nyeri. Nampaknya cedera tahun lalu kambuh kembali. Cedera yang memaksanya harus absen dari kejuaraan tahun lalu. Terlihat dari kejauhan penonton saling berbisik membicarakan kondisi Bintang.