Dalam lanjutan liga premier Inggris pekan ke-17 kemarin, Southampton berhasil menggulung perlawan Liverpool dengan skor 1-0. Gol kemenangan The Saints diciptakan oleh mantan pemain Liverpool sendiri yakni Danny Ings. Hasil ini menambah rentetan buruk tim asuhan Jurgen Klopp tersebut di tiga laga terakhir tanpa kemenangan.
Salah satu tim yang paling senang atas kekalahan Liverpool bukan lain ialah rival abadi mereka, Manchester United. The Red Devils kini membuntuti Liverpool di posisi kedua dan hanya kalah selisih gol. Tim besutan Ole Gunnar Solksjaer bahkan bisa menggusur tahta klasemen lantaran mereka masih menyimpan satu laga tunda.
Selepas laga, Jurgen Klopp mengomentari wasit yang memimpin pertandingan. Dia terlihat tidak puas dengan keputusan pengadil pertandingan. Klopp mengklaim tim besutannya seharusnya mendapatkan dua kali penalti. Dua insiden yang diklaim Klopp sebagai penalti yakni handball Jack Stephens dan pelanggaran Walker-Pieters terhadap Sadio Mane.
Hal itu diketahui dari perkataan Klopp kepada Sky Sports seusai laga, "Ane dengar nih ye, kalo MU dapat banyak penalti dalam dua tahun ketimbang yang ane dapat selama lima tahun di sini. Etdah, bagaimana ceritanye hal itu bisa terjadi. Mungkin salah ane juga sih ye, kagak rajin gosok vocer."
Tak tinggal diam, Ole langsung memberikan reaksi terhadap ucapan Klopp tersebut. Pria yang dulu dikenal sebagai supersub terbaik tersebut mengaku tidak peduli dengan situasi yang terjadi di klub lain. Dia malah lebih fokus memikirkan timnya yang akan melakoni semifinal Carabao Cup dalam tajuk derby Manchester.
"Macam mana pula dia bisa ngomong macam tu. Pelajaran matematiku emang tak bagus-bagus amat, jadi aku tak bisa menghitung-lah berapa banyak penalti yang dia dapat. Ngada-ngada aja orang itu. Belum pernah bertemu orang Norwegia emangnya dia.
"Ah aku tahulah apa penyebabnya. Dia iri pada aku-lah. Dia rela menghabiskan banyak waktu untuk menghitung penalti timku. Rupanya bisa menghitung juga orang itu. Kalo aku sih, tak ada waktu buat buang-buang tenaga macam itu."
Kita berhenti sampai di sini dulu. Jika dilihat dari pernyataan kedua manager kondang tersebut, itu meninggalkan tanda-tanda. Kita coba ambil dari perspektif Klopp dahulu. Mungkin Klopp mulai terusik karena timnya sedang ditempel ketat oleh Manchester United. Dia nampaknya kaget dengan performa skuad Ole beberapa bulan terakhir. Maklum, Manchester United sempat terseok-seok di awal musim tetapi kini melambung performanya. Di sisi lain, Liverpool malah turun penampilannya.
Dengan Klopp mengambil alasan banyaknya penalti Manchester United, itu menjadi ganjil. Mengapa dia baru protes saat timnya sedang turun dan rivalnya sedang dalam grafik menanjak? Kalau dia ingin mengambil alasan tersebut, seharusnya dia ucapkan sebelum-sebelumnya. Apalagi Manchester United kerap dihadiahi penalti sejak diberlakukannya VAR.
Satu lagi, komentar Klopp juga sebagai psywar buat Ole. Dan hal ini jamak terjadi di dunia kulit bundar. Saling sikut mental antar manager sudah menjadi bumbu-bumbu yang memanaskan persaingan. Tetapi ingat, Klopp bukan Jose Mourinho yang secara terang-terangan melakukan serangan kepada rival.
Di sisi seberang, Ole nampaknya cenderung bodo amat tetapi masih menyelipkan sindiran buat Klopp. Hal itu sangat wajar karena dia berada di pihak yang diuntungkan. Satu, kedataran pernyataan Ole dimaksudkan agar dia bisa lebih fokus memimpin timnya saat akan menjamu Manchester City dalam semifinal Carabao Cup. Apalagi, dia telah gagal dalam beberapa laga empat besar musim lalu.
Dua, sindiran buat Klopp menunjukkan sikapnya sebagai manager klub. Dia ingin memberitahu manager Liverpool tersebut buat lebih memikirkan timnya sendiri dan tak terlalu memusingkan tim lain. Apalagi ini kompetisi. Toh masih banyak hal yang bisa terjadi. Kira-kira begini ilustrasinya, "Eh, Klopp. Aku kasih tahu ya! Lebih baik kau jalani saja apa ke depannya. Jangan ngomongin yang sudah terjadi. Kayak cewek aja kau suka mengungkit masa lalu. Untung istriku tak seperti kau. Bisa pusing palaku kalau punya istri macam kau."
Menarik disimak apa yang terjadi selanjutnya. Saya yakin, Ole yang dikenal kalem di depan media akan lebih banyak lagi mendapat psywar dari Klopp yang kita ketahui bersama, sangat ekspresif di dalam dan luar lapangan. Liga premier Inggris memang selalu meninggalkan perseteruan sengit di antara para manager.
Perhatian: Dialog di atas dibuat hanya sebagai lelucon.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H