Turki baru saja resmi merilis prototipe mobil listrik nasional untuk pertama kalinya sepanjang sejarah, TOGG. Dalam rilis resminya ada 2 jenis prototipe mobil listrik yang diluncurkan yakni berjenis SUV dan sedan.
Perjalanan TOGG memang masih panjang untuk membuktikan bahwa mobil listrik made in Turkey ini mampu diterima di pasaran. Kita tunggu di 2022 nanti. Namun ada pelajaran berharga yang bisa kita ambil dari diluncurkannya prototipe TOGG pada 27 Desember 2019 lalu.
Pelajaran itu bukan dalam bagaimana review TOGG, dari sisi spesifikasi. Tentu itu bukan kapasitas saya, nanti mungkin Ridwan Hanief (AutonetMagz), Fitra Eri (Oto Driver) dan youtuber otomotif lainnya yang bisa menerangkan itu.
Bagi saya, pelajaran itu lebih terhadap bagaimana seharusnya kita, Indonesia, dalam membangun industri otomotif nasional, jika memang kita serius ke arah sana.
Pertama, insentif dari pemerintah Turki. Mobil listrik adalah mobil masa depan yang belum ada satu pun negara yang merupakan market leader sebagai produsen global.
Namun Turki mengetahui bahwa semua pabrikan otomotif sedang mengembangkan bahkan sudah mulai memproduksi beberapa jenis mobil listrik meski dalam jumlah yang masih terbatas.
Dalam hal ini Turki tidak ingin ketinggalan sebagai salah satu pemain global mobil listrik. Apalagi mobil listrik sendiri nantinya memiliki beberapa dampak positif diantaranya akan menurunkan tingkat konsumsi bahan bakar minyak (BBM) nasional, menyeimbangkan neraca perdagangan Turki.
Selain itu, industri mobnas juga bisa menyerap lebih dari 4.000 tenaga kerja langsung dan 20 ribu orang yang terlibat secara tidak langsung, lebih ramah lingkungan dan berkontribusi terhadap Produk Domestik Bruto ("PDB") sampai dengan 50 miliar euro selama 15 tahun bagi perekonomian Turki.Â
Untuk mewujudkannya, tak tanggung-tanggung, seperti dikutip dari Automotive News Europe, Pemerintah Turki memberikan dukungan dalam bentuk insentif fiskal dan non fiskal termasuk untuk lokasi pabrik TOGG seluas 400 Ha yang merupakan milik militer Turki.Â
Insentif lainnya dalam bentuk keringanan bunga dan jaminan pembelian produk 30.000 TOGG hingga tahun 2035.
Kita harus ingat, 1 (satu) dari 10 prinsip ekonomi yakni people respond to incentives, setiap orang respon terhadap insentif. Maka tak heran, swasta ikut berpartisipasi dalam proyek besar TOGG, karena ada potensi keuntungan yang dapat diraih, ada nilai ekonomi yang dilihat.