Kaum Boedi Oetomo 1908, Sumpah Pemuda 1928 hingga proklamasi kemerdekaan yang didominasi oleh kaum pembaharu terdidik seperti Soekarno dan Hatta.Â
Kesimpulan sederhananya adalah bahwa motor penggerak sebuah bangsa diawali oleh pergerakan dan perjuangan para kaum pembaharu terdidik yang partisipasinya harus dibuka dengan perbaikan akses pendidikan.
Di saat SDA mulai menurun, kita harus mulai berfikir kunci satu-satunya untuk membawa Indonesia unggul adalah peningkatan kualitas SDM Indonesia.
Saya coba ingat-ingat pelajaran ekonomi saat SMA dan kuliah, produktifitas itu ada teorinya. Produksi itu fungsi atau bergantung kepada kapital dan tenaga kerja.Â
Kapital itu bisa diartikan sebagai mesin, uang, sumber daya alam dan semua sarana yang terkait lainnya. Teknologi yang berkembang juga merupakan faktor produksi yang juga penting dalam produktifitas.
Dari semua faktor tersebut, peningkatan kualitas SDM masih tetap sebagai kunci. Mesin tak akan berfungsi tanpa manusia, teknologi tak ada jika tak ada manusia, meski canggihnya robot-robot diciptakan, tetap semua tak dapat digantikan oleh robot, tetap ada fungsi manusia di dalamnya.Â
Secanggih-canggihnya mesin pengisian bahan bakar di Korea Selatan yang para pengandaranya mengisi secara mandiri, tetap saja mesin itu hasil karya manusia, ada pengawasan yang dilakukan oleh manusia melalui CCTV. Teknologi hanya alat efisiensi, semua faktor pencipta dan pengendalinya adalah manusia berkualitas.
Indonesia sudah melangkah dengan terus memperbaiki semua faktor-faktor produksinya dengan menjadikan manusia unggul. Pemerintah Indonesia tercatat menganggarkan hingga ribuan triliun untuk meningkatkan kualitas SDM.Â
Pada bidang pendidikan, telah lama Indonesia menganggarkan 20% APBN untuk bidang pendidikan. Pada 2020, dari Rp2.529 triliun APBN pemerintah menaikan anggaran pendidikan menjadi Rp506 triliun naik hampir 2,7% dari anggaran pendidikan tahun 2019 lalu yang sebesar Rp492,5 triliun.
Dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2020-2024, selama kurun waktu tersebut pemerintah juga menganggarkan Rp1.163 triliun untuk mendorong percepatan realisasi SDM Unggul di Indonesia dimana program pengembangan teknologi digitalisasi dan integrasi bantuan sosial dianggarkan sekitar Rp804 triliun, pengembangan pendidikan dan pelatihan vokasi industri 4.0 Rp330,1 triliun, percepatan penurunan kematian ibu dan stunting Rp26 triliun, pembangunan science tecnopark Rp2,8 triliun.Â
Indonesia kini juga sudah memiliki banyak kartu, Kartu Indonesia Pintar (KIP), Kartu Indonesia Sehat (KIS) termasuk Kartu Pra Kerja saat ini yang dianggarkan Rp10 triliun untuk menyiapkan tenaga kerja yang lebih siap untuk memasuki dunia kerja dengan adanya pelatihan-pelatihan reguler dan digital yang akan diberikan.Â