Mohon tunggu...
Rizky Febriana
Rizky Febriana Mohon Tunggu... Konsultan - Analyst

Senang Mengamati BUMN/BUMD dan Pemerintahan

Selanjutnya

Tutup

Money Artikel Utama

Menanti Debut Sofyan Basir-Chandra M Hamzah di PLN

24 Desember 2014   18:26 Diperbarui: 17 Juni 2015   14:33 697
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

[caption id="attachment_385550" align="aligncenter" width="512" caption="Sofyan Basir (memegang piala) menerima penghargaan Annual Report Award 2013 di Jakarta (16/10/2014) (Dokumentasi BRI)"][/caption]

Sofyan Basir akhirnya ditunjuk sebagai Direktur Utama PT Perusahaan Listrik Negara (Persero) yang baru menggantikan pendahulunya Nur Pamudji. Kepastian ini menyusul hasil Rapat Umum Pemegang Saham PT PLN kemarin (23/12) yang dipimpin langsung oleh Rini Soemarno, Menteri Negara BUMN. Rini Soemarno juga menunjuk salah satu mantan pimpinan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Chandra M Hamzah sebagai Komisaris Utama PT PLN. Penunjukan ini diapresiasi publik mengingat kedua nama tersebut memiliki track record yang relatif baik sebelumnya.

Sebelumnya Sofyan Basir sendiri terbilang sukses memimpin di PT Bank Rakyat Indonesia, Tbk selama dua periode berturut-turut sejak tahun 2005-2010 dan 2010 hingga Desember 2014. Berdasarkan data Bloomberg hingga kuartal III tahun 2014, BRI mampu meningkatkan jumlah aset sekitar 20% menjadi Rp705,28 triliun yoy setelah sebelumnya di periode yang sama tahun lalu baru sekitar Rp587,706 triliun. Sementara itu, hingga Oktober 2014 laba bersih BRI mencapai Rp24 triliun, sudah melebihi capaian tahun 2013 yang mencapai Rp21,34 triliun.

[caption id="attachment_385552" align="aligncenter" width="560" caption="Indikator Kinerja PT BRI Tbk (Data Bloomberg, diolah)"]

14193950641273739196
14193950641273739196
[/caption]

Sofyan Basir yang memulai karir di BRI per 16 Mei 2005 ini juga mampu mengantarkan BRI meraih banyak penghargaan. Terbaru BRI mampu kembali meraih penghargaan sebagai Bank Domestic terbaik di Indonesia (The Best Domestic Bank) 2014 versi Asiamoney Magazine Award 2014 yang baru saja dihelat pada Kamis (25/09) di Conrad Hotel – Hongkong. BRI juga meraih Annual Report Award 2013 dan berhasil mengalahkan 245 perusahaan peserta ARA lainnya. ARA adalah salah satu penghargaan untuk menilai kualitas Penerapan Good Corporate Governance dengan mengacu pada ketentuan penilaian yang berlaku secara internasional.

Secara personal Sofyan Basir yang mengantarkan BRI masuk ke dalam daftar Forbes Global 2000, daftar bergengsi perusahaan terbesar dunia, juga pernah dinobatkan sebagai Marketer of The Year tahun 2008 yang gelar oleh Markplus Inc pimpinan Hermawan Kartajaya. Di 2013, Sofyan Basir menerima penghargaan Men's Obsession Award sebagai salah satu The Amazing Star - 9 Tough CEO. Baru-baru ini Sofyan Basir juga diberikan penghargaan Bintang Mahaputera Utama oleh Presiden SBY pada Agustus 2014 lalu.

Senada dengan Sofyan Basir, meski sempat dibayangi kontroversi Cicak vs Buaya, figur Chandra M Hamzah sudah tidak diragukan lagi kredibelitasnya. Sosoknya yang relatif bersih dipercaya akan membantu PLN dalam hal pengawasan internal lebih mendalam demi mencapai good corporate governance. Chandra M Hamzah yang berlatar belakang hukum dan memiliki empat lisensi sekaligus, yakni lisensi Konsultan Hak Kekayaan Intelektual, Konsultan Hukum Pajak, Konsultan Hukum Pasar Modal, dan Pengacara/Penasehat Hukum/Advokat juga diharapkan mampu membantu memprediksi dan memecahkan masalah hukum yang seringkali dihadapi PLN.

[caption id="attachment_385553" align="aligncenter" width="560" caption="Rasio Elektrifikasi di Indonesia per 2013 (Syamsir Abduh, AUPK Konsumen Dewan Energi Nasional)"]

[/caption]

Debut Sofyan Basir-Chandra M Hamzah terbilang tidak mudah. Mereka berdua dan dibantu jajarannya akan menghadapi banyak pekerjaan rumah yang belum diselesaikan jajaran direksi dan komisaris sebelumnya. PR itu mencakup peningkatan rasio elektrifikasi, problem pemadaman bergilir, subsidi tarif listrik bagi kalangan kelas bawah, restrukturisasi utang perusahaan, hingga megaproyek 35.000 MW.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun