Mohon tunggu...
Muhammad Rizky Fauzan
Muhammad Rizky Fauzan Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mas-mas biasa yang suka nulis dan nonton Manchester United.

Ingin menjadi jurnalis olahraga.

Selanjutnya

Tutup

Bola Pilihan

Manchester United Masih Sama Saja

25 Desember 2024   13:26 Diperbarui: 25 Desember 2024   14:13 69
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ekspresi Pemain Man United saat dipermalukan tim kuda hitam, Bournemouth dengan skor telak 3-0 (Sumber: X/@brfootball)

Tercatat United telah kebobolan 17 kali dari situasi bola mati sepanjang gelaran Liga Inggris sepanjang tahun 2024. Hal ini menjadi yang terbanyak dalam satu tahun kalender dalam sejarah klub. Jelas Amorim beserta tim kepelatihannya harus segera membenahi pekerjaan rumah pertahanan set-piece. Jika tidak, ini akan menjadi malapetaka terus menerus yang berpotensi menyulitkan Man United bersaing dalam perebutan posisi atas di klasemen Liga Inggris maupun Europa Legue.

Kesulitan Mengimplementasikan Sistem Baru

Setelah menjalani beberapa musim yang fantastis bersama Sporting, termasuk membantai Manchester City 4-1 di Champions League, Ruben Amorim, yang dinilai sebagai salah satu pelatih muda paling berbakat di Eropa memutuskan "mempertaruhkan" karir kepelatihannya yang baru seumur jagung dengan menerima tawaran dari Manchester United. Terlebih lagi, pria Portugal berusia 39 tahun tersebut harus memulai karir di tengah jalan dengan tim yang sedang carut marut sepeninggal Erik Ten Haag.

Hingga Sembilan pertandingan yang telah dilakoni, terlihat jelas hasil yang didapat belum maksimal. Persentasi kemenangan dibawah 50% menunjukkan para pemain Man United masih kesulitan beradaptasi dengan sistem permainan yang dibawa Amorim, yakni formasi 3-4-2-1 dengan pressing tinggi. Harus diakui, kebanyakan pemain peninggalan Ten Hag belum mampu dan fasih mengakomodir strategi yang diinstruksikan. Hal tersebut semakin diperjelas dengan banyaknya individual error oleh para pemain yang berujung blunder sehingga merugikan tim.

Pelan tapi pasti, Amorim juga mulai menyingkirkan pemain-pemain yang dirasa tidak mampu menerapkan sistem permainannya. Salah satu pemain tersebut adalah si anak kesayangan kota Manchester, Marcus Rashford. Dalam beberapa pertandingan terakhir, Rashford "disingkirkan" dengan tidak dibawa ke dalam skuad yang akan bertanding. Sang pemain pun juga seakan mengamini hal tersebut dengan menyebut bakal meninggalkan Theatre of Dreams dalam waktu dekat.

Amorim memiliki kesempatan untuk merubah sedikit skuadnya saat bursa transfer musim dingin nanti. Akan tetapi, nampaknya INEOS tidak akan mengeluarkan banyak uang, bahkan pelit, mengingat kebijakan penghematan yang diterapkan manajemen yang baru serta INEOS nampaknya "kapok" telah memanjakan Ten Haag dengan mengeluarkan budget sekitar 200 juta euro namun hasilnya nihil.

Apa selanjutnya, Amorim? 

Walaupun sudah melakukan pergantian pelatih, performa Man United masih saja inkonsisten. Sorotan dan tekanan tentu mengarah tajam kepada sang nahkoda baru. Namun harus diingat, Amorim datang di tengah musim dengan kondisi tim yang compang camping. Fans tentu harus memahami bahwa pelatih asal Portugal tersebut memerlukan waktu untuk beradaptasi dengan skuad dan liga yang baru.

Meski terlihat menjanjikan dengan tidak terkalahkan di tiga pertandingan, terutama saat United mampu melibas Everton. Namun sepekan setelahnya, United kembali ke setelan awal setelah secara beruntun dikalahkan Arsenal dan Nottingham Forest di liga. Sempat memunculkan asa dengan mengalahkankan Victoria Plzen dan Manchester City, United kembali dibuat malu dengan disingkirkan Spurs di kompetisi domestik dan dilumat tim kuda hitam, Bournemouth. Hasil ini membuat tim berlogo Setan ini tertahan di papan tengah klasemen Liga Inggris (13) dan Europa League (7).

Situasi pun semakin tidak ideal bagi Amorim di bursa transfer musim dingin nanti karena pembatasan budget. Selain absen di Liga Champions, belanja jor-joran di zaman Ten Hag telah menguras ratusan juta euro dari anggaran belanja klub. Jadi mau tidak mau, suka tidak suka, Amorim perlu memutar otak dengan memanfaatkan sumber daya yang seadanya.

Problem lain seperti pola permainan yang belum seutuhnya dipahami, krisis mental dan kepercayaan diri, cidera, bahkan tudingan pemain toxic di ruang ganti juga menjadi masalah yang belum bisa terselesaikan, bahkan sebelum Amorim datang. Masalah-masalah ini harus segera ditemukan jalan keluarnya oleh tim kepelatihan. Jika tidak diperbaiki, harapan untuk finish di empat besar atau setidaknya meraih satu gelar musim ini akan semakin pudar dan nasib Amorim bisa jadi akan berakhir seperti pelatih-pelatih United terdahulu pasca Sir Alex Ferguson.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun