Mohon tunggu...
Muhammad Rizky Fauzan
Muhammad Rizky Fauzan Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Ilmu Komunikasi Universitas Muhammadiyah Yogyakarta

Ingin menjadi jurnalis olahraga.

Selanjutnya

Tutup

Bola

Harga Tiket Timnas Naik Drastis, "Aji Mumpung" dari Pendukung FOMO hingga Cekik Suporter Setia, PSSI Cari Cuan?

4 Juni 2024   17:19 Diperbarui: 4 Juni 2024   17:19 181
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Rabu 15 Mei lalu, Federasi Sepakbola Indonesia atau yang lebih kita kenal dengan PSSI merilis harga tiket laga Timnas Indonesia untuk Fifa Match Day bulan Juni di laman resmi Instagram @timnas.indonesia. Tak butuh waktu lama dari pengumuman tersebut dirilis ke publik, sontak media sosial menuai banyak respon, komentar, dan pendapat netizen terutama suporter Timnas yang berniat menonton langsung di Stadion Utama Gelora Bung Karno (SUGBK), Jakarta.

Seperti yang diketahui, skuad Garuda akan bersua dua lawan tangguh yakni Irak (6 Juni) dan Filipina (11 Juni) dalam putaran kedua kualifikasi Piala Dunia 2026 zona Asia. Mereka hanya butuh satu kemenangan lagi demi memuluskan langkah menuju putaran ketiga dan Piala Asia 2027 di Arab Saudi. Saat ini, Indonesia menduduki posisi kedua dengan mengemas tujuh poin dari empat pertandingan. Memang, dari jauh-jauh hari sebelumnya sudah berhembus rumor bahwa harga tiket pertandingan Timnas kali ini akan meningkat, tapi siapa sangka akan meroket sejauh ini.

Sebagai perbandingan di laga kualifikasi Piala Dunia sebelumnya kala tim asuhan Shin Tae Yong (STY) menjamu Vietnam pada 21 Maret 2024 lalu, harga termurah yang dijual PSSI yaitu Rp100 ribu dan termahal sebesar Rp750 ribu. Harga yang cukup masuk akal. Sedangkan dalam dua pertandingan nanti, tiket termurah dipatok yaitu tribune atas sebesar Rp250 ribu serta yang termahal yaitu VIP barat dan timur sebesar Rp1.250juta. Bayangkan saja, kenaikan yang melonjak tajam hingga hampir 200 persen!

Tentu harga tiket tersebut belum termasuk biaya administrasi, pajak, asuransi, dan sebagainya yang diperkirakan menyentuh angka 7-10 persen. Sebagai informasi, harga tiket termurah tersebut hampir sama saat Indonesia kedatangan sang juara dunia, Argentina pada di laga persahabatan Juni tahun lalu. Kala itu, tiket termurah yang dijual sebesar Rp600ribu. Harga yang cukup dimaklumi karena dinilai sebagai kesempatan melihat para pemain bintang kelas dunia di Indonesia, walau sang superstar yakni Lionel Messi tidak disertakan.

Meski ada diskon khusus untuk tiket terusan dua pertandingan tersebut, namun tetap saja harganya masih cukup tinggi. Bagi sebagian orang, seperti para pejabat, artis, masyarakat menengah keatas, ataupun kaum "FOMO" mungkin bukan menjadi masalah besar. Namun bagi kebanyakan suporter fanatik timnas yang dari kalangan ekonomi menengah kebawah, tentu ini sangat menjerit mereka. Salah dua dari yang paling terdampak adalah kelompok Ultras Garuda dan La Grande Indonesia (LGI).

Sebagai informasi, Ultras Garuda dan La Grande Indonesia ialah dua kelompok besar suporter timnas yang setia mendukung di stadion secara langsung kala skuad merah putih berlaga. Fanatisme mereka tidak perlu diragukan, bahkan saat timnas kita berada di zaman "kegelapan". Merekalah aktor-aktor dibalik gemuruhnya stadion dengan tak henti meneriakkan chant dan anthem serta menampilkan koreo-koreo berkelas sepanjang 90 menit guna membakar semangat para pemain Garuda. Umumnya mereka berada di tribun atas, selatan, dan utara stadion, yang awalnya hanya Rp100-200 ribu kini dibandrol diangka Rp250-550 ribu. Harga yang sangat mencekik, melihat latar belakang kebanyakan dari mereka adalah anak sekolah, pekerja lepas, maupun masyarakat berpenghasilan "pas-pasan".

Saat tulisan ini dimuat, setelah melalui proses negosiasi dari kelompok suporter dan PSSI, harga tiket untuk tribun khusus Ultras Garuda dan LGI akhirnya diturunkan walau tidak signifikan. Namun tetap saja, lonjakan harga secara tiba-tiba ini menjadi langkah yang kurang tepat bagi federasi. Hal ini terbukti dengan reaksi publik yang cenderung kecewa dan mempertanyakan alasan federasi menaikkan harga tiket yang melonjak terlalu tajam.

Sebenarnya hal ini dapat dimaklumi imbas dari performa skuad Garuda yang melejit, terutama sejak di bawah arahan coach STY. Timnas seketika menjadi salah satu negara yang cukup diperhitungkan di Asia. Performa apik di kualifikasi Piala Dunia dan nyaris menuju Olimpiade di Paris adalah bukti nyata. Selain itu, gebrakan PSSI dan Erick Thohir dalam merekrut pemain-pemain keturunan kualitas dunia seperti Thom Haye, Jay Idzes, Sandy Walsh, dan lainnya juga menambah hype dan animo masyarakat terhadap timnas.

Sejalan dengan performa, tentu berbanding lurus dengan pengeluaran. Hal ini juga diamini oleh salah satu Executive Committee (EXCO) PSSI, Arya Sinulingga. Ia membeberkan alasan dari lonjakan karena timnas membutuhkan modal serta dana yang cukup banyak seperti akomodasi tim, penginapan, transportasi pesawat, dan segala yang dibutuhkan skuad Garuda di setiap laga.

Tapi, harga yang meroket hampir dua ratus persen juga terlalu berlebihan. Kalau begini, PSSI terkesan "aji mumpung" dengan menjadikan timnas yang sedang naik daun dan animo masyarakat sebagai ladang bisnis baru mereka. Harga tiket boleh naik, tapi jangan sampai mencekik sehingga hanya bisa dinikmati oleh kalangan tertentu saja, dalam hal ini adalah kalangan "berduit" dan fomo. Tanpa niatan menyudutkan salah satu pihak, tak bisa dipungkiri, saat ini banyak sekali fans "dadakan" timnas, terutama kaum hawa yang mendukung timnas hanya karena banyak pemain "ganteng" disana. Mereka berbondong-bondong membeli tiket dengan tujuan ingin melihat pemain pujaannya secara lebih dekat, juga sebagai kebutuhan story mereka.

Bagi mereka dan kalangan elit lainnya, harga tiket yang melejit mungkin tidak terlalu masalah. Sebagai bukti, hanya dalam kurun waktu 12 jam, sebanyak 50 ribu tiket soldout sejak dijual ke publik. Namun, bagi pendukung setia timnas sedari lama yang benar-benar ingin mendukung secara langsung di stadion, ini jelas masalah besar. "Supporters Not Customers, jangan manfaatkan fanatisme kami terhadap timnas Indonesia untuk mencari keuntungan," tulis salah satu komentar netizen di laman resmi Instagram @pssi. Sangat wajar jika mereka merasa nasionalisme mereka seakan tergadaikan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun