Bukan Van der Sar, Ferdinand, maupun Evra sebagai pemain dengan gelar paling lengkap di Man United, namun satu sosok terlupakan bernama Jonny Evans.
Prolog
Minggu (25/5/24) menjadi hari yang manis dan indah bagi Manchester United dan seluruh fansnya di seluruh dunia. Bagaimana tidak, Man United yang sama sekali tidak diunggulkan di final berhasil mengungguli si "tetangga berisik", Man City yang berniat mengawinkan piala FA dengan Premier League keempatnya secara beruntun musim ini.
Sekadar me-refresh ingatan kita, langkah dua klub ini menuju final di Wembley bak langit dan bumi. Perjalanan sang rival sekota, City cenderung mulus karena dihadapkan dengan lawan-lawan yang kualitasnya di bawah mereka, berbanding terbalik dengan United yang cukup terjal.
Perjalanan Menuju Final Hingga Juara
Perjuangan ini dimulai kala United bertemu sesama tim Premier League, Nottingham Forest. Melalui laga yang alot, gol tunggal Casemiro menjelang akhir pertandingan berhasil membawa United melaju ke babak selanjutnya dan menjamu klub rival, Liverpool. Lagi dan lagi, melalui laga yang sangat sengit hingga berlanjut dua babak extra time, secara dramatis United berhasil comeback 4-3 dan melaju ke semifinal lewat gol Amad Diallo di menit ke-120.
Di babak semifinal United hampir saja dipermalukan tim kasta kedua, Coventry City. Sempat unggul dominan dengan skor 3-0, namun berhasil disamakan menjadi 3-3. Laga berlanjut hingga adu penalti. Untungnya United berhasil menang dan melaju ke final dengan susah payah. Mereka pun sudah dinanti rival sekota, Man City. Pertemuan ini merupakan ulangan final piala FA musim sebelumnya, namun kala itu City yang berhasil merengkuh gelar dengan skor 2-1.
Jelas United memandang laga ini lebih dari apapun. Selain sebagai ajang balas dendam di final piala FA musim lalu, pertandingan ini juga menjadi laga perpisahan bagi beberapa pemain di akhir musim. Tak hanya itu, masa depan pelatih Erik ten Hag juga masih menjadi tanda tanya. Kemenangan menjadi harga mati bagi United.
Dalam laga ini kedua tim turun dengan line up terbaiknya. Seperti yang sudah diprediksi sebelumnya, City dengan penguasaan bolanya mendominasi permainan. Sedangkan United lebih banyak menunggu dan mengandalkan serangan balik. Namun tak disangka-sangka, strategi ini efektif. Dua gol United dari youngster mereka, Garnacho (30') dan Mainoo (39') mengunci keunggulan mereka di babak pertama. Di babak kedua, City bereaksi dengan keluar lebih menyerang. Namun dari banyaknya tendangan yang diarahkan ke gawang Onana, hanya satu yang berhasil melalui Doku (87'). Hingga laga usai, United mampu mempertahankan keunggulan.
Legenda yang Terlupakan