Tasawuf memiliki banyak arti yang sangat beragam, tergantung pada sudut pandangnya masing-masing. Akar tasawuf adalah ihsan sehingga dapat dirumuskan bahwa tasawuf adalah ihsan, dan ihsan adalah tasawuf. Ihsan adalah kebaikan transformaÆŸf dari satu pribadi kepada pribadi lain, bahkan kepada orang banyak. Tasawuf pada masa Rasulullah SAW dan para sahabat ÆŸdak dikenal sebagai isÆŸlah, tetapi nilai-nilai dan prinsip tasawuf tercermin dalam kehidupan mereka. Kesucian jiwa, kesederhanaan, keikhlasan beribadah, dan semangat mengharumkan Islam tercermin dalam kepribadian Rasulullah SAW dan para sahabat. Meskipun isÆŸlah tasawuf ÆŸdak terdapat dalam Al-Qur'an dan hadis, substansinya terkandung dalam prakÆŸk dan sikap hidup mereka. Rasulullah SAW menjadi teladan dalam pengamalan Islam, mencerminkan akidah, syariat, dan akhlak.
Integrasi tasawuf dan syariat dalam kehidupan Rasulullah menciptakan keseimbangan antara dimensi lahir dan baÆŸn, membentuk kepribadian muslim yang kokoh, istiqamah, dan jujur. Nilai-nilai tasawuf juga terlihat pada ahl al-suffah, para sahabat yang tekun beribadah, bangun untuk tahajud, dan mengutamakan kepentingan sesama. Kehidupan sufisÆŸk tercermin dalam sikap mulia, ihsan, ikhlas, dan khusyu dalam ibadah dan muamalah mereka. Kehidupan tasawuf yang diilustrasikan oleh Rasulullah SAW dan para sahabat menggambarkan prinsip tawazun, atau keseimbangan, antara urusan dunia dan akhirat, serta tanggung jawab individu dan social. Rasulullah SAW menetapkan lima dasar bagi kepribadian Muslim yaitu akidah yang benar, menjadi teladan baik bagi sesama, semangat pembelajaran dan aplikasi ilmu, ketekunan dalam ibadah, dan jihad untuk mewujudkan cita-cita ideal.
Tasawuf dibagi menjadi tiga jenis, al-asilah, al-dakhilah, dan Neo Sufisme. Tasawuf al-asilah merupkan bagian dari ajaran Islam, tasawuf al-dakhilah dalah adalah tradisi atau budaya spiritual yang berasal dari luar islam masuk dan terserap ke dalam Islam sehingga diduga merupakan ajaran islam, dan Neo Sufisme adalah pemurnian tasawuf dari unsur-unsur bidah agar tasawuf sesuai dengan ajaran Al-Qur'an dan sunah Nabi SAW.
Tasawuf al-asilah dibagi menjadi lima corak, yaitu Qur'an, suni, akhlaki, amali, dan salaf. Tasawuf Qur'an adalah tasawuf yang bersumber Al- Qur'an. Tasawuf suni adalah tasawuf yang bersumber sunah Nabi Tasawuf akhlaki adalah tasawuf yang bertujuan membersihkan jiwa, mendekatkan diri kepada Allah, dan mengembangkan akhlak mulia. Tasawuf amali adalah tasawuf yang pengamalannya memadukan ilmu dan amal. Tasawuf salaf adalah tasawuf yang menjadikan Rasulullah para sahabat, tabiin, pengikut tabiin, dan salaf saleh sebagai model dalam kehidupan pribadi dan sosial.
Tasawuf al-asilah ditandai dengan terpadunya ilmu dan amal serta fikih dan tasawuf sehingga ilmu memandu amal, dan amal dipandu ilmu. Tasawuf memandu fikih, fikih dipandu tasawuf. Keduanya berdiri tegak di atas landasan akidah yang benar Tasawuf merupakan bagian dari ajaran Islam apabila memenuhi dua syarat, yaitu konsepnya sejalan dengan akidah dan pengamalannya sejalan dengan syariat. Apabila dua syarat itu tidak terpenuhi, maka tasawuf tersebut bukan ajaran Islam, melainkan kebatinan atau tasawuf yang bercampur dengan kebatinan
Tasawuf al-dakhilah melahirkan corak tasawuf falsafi yang memadukan ketajaman berpikir dan kepekaan emosi dalam menghayati wujûdullah (wujud Allah SWT). Corak tasawuf ini bersifat terbuka kepada unsur di luar Islam, terutama filsafat Yunani sehingga dalam pembahasannya menggunakan istilah yang tidak dikenal di dalam khazanah Al-Qur'an dan sumah, seperti penyatuan diri sufi dengan Allah dengan itihad, seperti yang dialami Abu Yazid al-Busthami, dan hulul, seperti yang dialami Abu al-Mugis Husain bin Manshur al-Hallaj, dan kesatuan wujud Allah dengan alam, seperti yang dibahas oleh Ibn 'Arabi dalam wahdat al-wujud
Tasawuf sendiri merupakan ilmu untuk memperkuat fondasi kita terhadap agama maupun fondasi kepercayaan terhadap Tuhan, pengamalan ilmu tasawuf sangat mempengaruhi kualitas pada diri manusia dari sisi positif, dalam hal kualitas individu maupun kualitas bersosial, ilmu tasawuf mengajarkan semua hal itu agar setiap manusia yang mempelajarinya dapat menjadi pribadi yang berguna. Tujuan dari pengamalan ilmu tasawuf di antaranya dapat menyempurnakan iman dan Taqwa manusia, mengamalkan ilmu tasawuf dapat memperkuat hubungan seorang muslim dengan Allah, meningkatkan ketakwaan dan akan mudah mengamalkan ajaran Islam, tidak hanya sampai disana tujuan pengamalan ilmu tasawuf agar mudah mengendalikan diri sendiri dari hawa nafsu, apabila seorang muslim dapat mengendalikan hawa nafsunya maka ia sukses dalam mengamalkan ilmu tasawuf.
Pengamalan dalam ilmu tasawuf sanggatlah penting karena apabila hanya mengetahui tanpa adanya pengamalan maka ilmu tasawuf hanya sekedar ilmu yang tidak memberikan ilmu tasawuf sanggatlah penting karena apabila hanya mengetahui tanpa adanya pengamalan maka ilmu tasawuf hanya sekedar ilmu yang tidak memberikan efek tapi apabila ilmu tasawuf ini bisa diamalkan maka ilmu tasawuf ini dapat mengubah kehidupan seseorang menjadi lebih baik karena dapat terhindar dari perbuatan yang tidak disukai Allah dan bisa menjadi pribadi muslim yang baik.
Penulis:Rizky Fadilah
Dosen pengampu mata kuliah : Prof.Dr.H. Asep Usman Ismail
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H