Sosok Zohri memberi harapan akan sprinter-sprinter muda yang berkualitas. Tidak hanya dari Indonesia, harapan pun datang dari Kawasan Asia yang nampaknya sudah lelah melihat dominasi negara-negara Afrika dan Amerika di cabang lari 100 meter.Â
Namun, sudah berapa banyak atlet yang mekar sebelum waktunya? Berkaca dari para atlet senior yang gagal memenuhi ekspektasi, alangkah baiknya jika kita tidak menaruh hal yang sama di kaki-kakinya yang ramping.
Zohri masih terlalu muda, masih banyak waktu yang tersedia untuk mempertajam catatan waktunya. Seorang Usain Bolt saja hanya menempati peringkat 5 di olimpiade pertamanya di Athena pada tahun 2004.Â
Oleh karena itu, melihat sikap warga Indonesia yang suka dan familiar akan hal yang instan, ada baiknya kita melakukan hal yang "tidak biasa" dan menunggu sampai Zohri dapat memaksimalkan bakat serta potensinya.
Saya yakin tentunya Zohri memiliki harapan yang tinggi terhadap dirinya sendiri. Oleh karena itu, biarkan ia berlari sekencang-kencangnya. Tidak usah kita menambah beban dengan memberinya harapan yang berlebihan.
Lebih baik kita memberinya motivasi sembari melihat kiprahnya di Tokyo 2020 nanti. Mengutip perkataan Jenny Curan kepada tokoh Forrest Gump di film dengan judul yang sama pada tahun 1994. Run, Zohri! Run!
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H