Generasi Z, alias mereka yang lahir antara tahun 1997 sampai 2012, acap kali menerima stereotip buruk dari generasi-generasi pendahulunya. Mulai dari dicap sebagai generasi yang “lemah mental”, “mau enaknya doang”, “nggak punya fighting spirit”, hingga “mageran tingkat dewa”, bahkan mungkin masih banyak lagi.
Dalam dunia kerja pun, tak sedikit perusahaan yang terkesan “menghindari” mempekerjakan Gen Z sebagai karyawan mereka. Padahal, di luar dari opini-opini buruk di atas, nyatanya Gen Z terbukti memiliki pengetahuan yang dapat diadu dengan generasi-generasi sebelumnya. Tentu saja itu dikarenakan mereka hidup dalam paparan era informasi yang begitu mudah diakses dan membuat mereka mampu belajar banyak hal dalam waktu yang relatif singkat.
Lantas, bagaimana caranya mengubah stereotip buruk tersebut, terutama agar kamu—sebagai seorang Gen Z—mampu mendapat pekerjaan terbaik tanpa didiskriminasi oleh pihak HR perusahaan?
Dalam artikel ini, penulis merangkum beberapa tips dan trik wawancara kerja hanya untuk kamu... iya, kamu... wahai rekan-rekan Gen Z yang hebat dan berbakat!
- Berpakaian rapi, sopan, tapi tetap trendy
Terdengar klise, tapi penting. Sebagai pelamar yang baik, sudah sepatutnya kamu memilih pakaian yang menunjukkan integritasmu saat hendak menghadiri sesi wawancara kerja. Pakai kemeja, jangan kaus. Pakai sepatu, jangan sandal. Selain itu, pastikan dirimu dalam keadaan bersih dan wangi, supaya rasa percaya diri, cognitive value, dan inner beauty-mu makin terpancar!
- Memperkenalkan diri dengan jelas
Barangkali pihak HR baru mengenalmu sebatas “kertas”, yakni portofolio yang kamu cantumkan dalam CV-mu. Sesi wawancara adalah kesempatan bagi kamu untuk show off. Perkenalkan diri kamu dengan runtut; data diri, education background, pengalaman kerja sebelumnya, dan hal-hal yang menarik tentangmu. Ingatlah untuk selalu menggunakan pilihan kata dan kalimat yang sopan, rapi, juga teratur. Sempatkanlah untuk berlatih dahulu di rumah, agar kamu tidak terbata-bata saat hari interview tiba.
- Tunjukkan bahwa kamu layak!
Saya pernah mengikuti sesi wawancara kerja sebagai guru seni musik di sebuah sekolah swasta, dan sang kepala sekolah meminta saya untuk mempraktikkan cara mengajar yang baik dan menyenangkan. Saya mengabulkannya. Saya melakukan semua yang saya bisa, semaksimal mungkin. Saya manfaatkan fasilitas yang disediakan pihak sekolah; piano, whiteboard di depan kelas, alat musik xylophone, pokoknya saya mengerahkan segala daya upaya yang mampu saya tunjukkan untuk meyakinkan mereka bahwa saya adalah kandidat yang paling paripurna untuk mengisi posisi tersebut!
Nah, jika saya bisa melakukannya untuk memenangkan hati sang rekruter, pastinya kamu juga bisa, kan? Berjuanglah sekeras-kerasnya ya!
- Berdoalah sebelum dan sesudah sesi wawancara
Apa pun yang kamu lakukan, ketika kamu melakukannya dengan hati yang bersungguh-sungguh, apalagi disertai dengan doa yang tulus kepada Tuhan, niscaya semuanya akan berjalan dengan baik dan lancar. Maka, selain berjuang dengan tenagamu sendiri, mintalah juga kepada-Nya agar mendapat berkat dan bimbingan yang memudahkan jalan perjuanganmu dalam mencari pekerjaan terbaik.
Sejatinya, wawancara kerja bisa menjadi sebuah pengalaman yang berkesan bagi setiap orang. Jangan pernah merasa takut untuk memulai. Pastikanlah kamu belajar dan meng-improve dirimu dari satu sesi wawancara ke sesi wawancara yang lain. Saya yakin, pada waktu yang tepat, dan ketika kamu sudah siap untuk menerima tanggung jawab yang besar dalam sebuah pekerjaan, maka pekerjaan yang terbaik itu akan datang kepadamu.
Itulah beberapa tips yang dapat saya bagikan dalam artikel ini. Lakukanlah semuanya dengan penyesuaian pada pilihan style-mu sendiri. Dan pastikan bahwa kamu tetap sopan dan berintegritas dalam melakukannya, supaya sang pewawancara tidak lagi berpikir: “Gen Z, bisa apa sih memangnya?”
Teruslah berjuang dan ingatlah bahwa kamu muda dan berbahaya—dalam segala hal yang baik tentunya!
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI