Drama merupakan salah satu jenis karya sastra selain puisi dan prosa Karya drama diciptakan pengarang berdasarkan pikiran atau imajinasi,
perasaan dan pengalaman hidupnya. Drama sebagai karya sastra merupakan objek yang terikat pada pengarang, realitas, dan penikmat.Â
Drama berasal dari bahasa Yunani Dram yang berarti gerak. Pementasan drama memang lebih kepada dialog dan gerak-gerik para pemainnya di panggung. Penonton dapat menyaksikan secara langsung peristiwa-peristiwa yang terjadi melalui gerakgerik tokoh dan percakapannya.
Bagian dari seni drama yang termasuk ke dalam karya sastra adalahnaskah ceritanya. Sebagai karya sastra, drama memiliki keunikan tersendiri.Dia diciptakan tidak untuk dibaca saja, namun juga harus memiliki kemungkinan untuk dipentaskan. Karya drama sebagai karya sastra dapat berupa rekaman dari perjalanan hidup pengarang yang menciptakannya.
Pengarang dapat diilhami pengarang lain, disamping masyarakat, lingkungan, dan alam sekitar.
Unsur-Unsur Pembangun Drama
1.Unsur Intrinsik
Unsur-unsur inilah yang menyebabkan karya sastra hadir sebagai karya sastra, unsur-unsur yang secara faktual akan dijumpai jika orang membaca karya sastra. Unsur intrinsik sebuah drama adalah unsur-unsur yang (secara langsung) turut serta membangun cerita.
Kepaduan antar berbagai unsur intrinsik inilah yang membuat sebuah drama berwujud. Atau sebaliknya, jika dilihat dari sudut pembaca,
unsur-unsur (cerita) inilah yang akan dijumpai jika kita membaca sebuah naskah drama. Yang termasuk dalam unsur intrinsik drama adalah:
Judul
Judul adalah kepala karangan atau nama yang dipakai untuk buku atau bab dalam buku yang dapat menyiratkan isi buku tersebut. Judul
suatu karya drama juga merupakan kunci untuk melihat keseluruhan makna drama.
Tema
Tema adalah pikiran pokok yang mendasari lakon drama. Pikiran pokok ini dikembangkan sedemikian rupa sehingga menjadi cerita yang lebih menarik. Tema dikembangkan melalui alur dramatik melalui dialog tokoh-tokohnya.
Amanat
Amanat adalah pesan moral yang ingin disampaikan penulis kepada pembaca naskah atau penonton drama. Pesan ini tidak disampaikan secara langsung, tapi lewat naskah drama yang ditulisnya atau lakon drama itu sendiri.