Mohon tunggu...
Rizky Dwi Cahyo
Rizky Dwi Cahyo Mohon Tunggu... Editor - Pelajar
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Berakit Rakit kita ke Hulu berenang renang kita ketepian, bersakit sakit dahulu baru sukses kemudian

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Hakikat Sastra, Sifat dan Fungsi Sastra

1 Mei 2020   13:50 Diperbarui: 8 Juni 2021   13:04 9919
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Hakikat Sastra, Sifat dan Fungsi Sastra (unsplash/freestocks)

"Sastra dalam bahasa Indonesia berarti bahasa (kata-kata, gaya bahasa) yang dipakai di kitab-kitab (bukan bahasa sehari-hari)"

Hakikat sastra

Hakikat merupakan segala sesuatu yang berada pd sesuatu yang dasar dari sebuah konstruksi pemikiran. Dalam  pola berfikir manusia, pemahaman makna dari suatu objek di lihat dari istilah asal usul istilah,fungsi dan kebergunaanya dalam konteks kehidupan sehari hari.

Sastra dalam bahasa Indonesia berarti bahasa (kata-kata, gaya bahasa) yang dipakai di kitab-kitab (bukan bahasa sehari-hari), karya tulis yang jika dibandingkan dengan tulisan lain memiliki berbagai ciri keunggulan, seperti keaslian, keartristikan, keindahan dalam isi dan ungkapannya, drama, epic, dan lirik.

Baca juga : Revolusi Sastra Indonesia

Sifat sastra

Bahasa adalah bahan baku kesusastraan, tetapi perlu disadari bahwa bahasa bukan benda mati dan linguistic dari kelompok pemakai bahasa tertentu. Untuk melihat penggunaan bahasa yang khas sastra, kita harus membedakan bahasa sastra, bahasa sehari-hari dan bahasa ilmiah. 

Sastra juga mendukung pikiran, sedangkan bahasa emosional tidak dimiliki oleh sastra. Bagaimanapun, bahasa ilmiah bersifat arbitrary (dipilih secara kebetulan, tanpa aturan tertentu), jadi dapat digantikan oleh tanda lain yang sama artinya. 

Tanda juga bersifat maya, tidak menarik perhatian pada dirinya sendiri, tapi menunjuk langsung pada yang diacunya.

Baca juga : Hubungan Antara Filsafat dan Seni Sastra

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun