“Ketika toilet bertambah fungsi dan boker jadi alasannya”
Tempat yang praktis dan sesuai dengan yang kita inginkan untuk dijadikan ruang inspirasi memang susah dicari. Selain perpustakaan yang membosankan, warung kopi yang banyak bicaranya, objek wisata yang bising dengan keramaian dan dunia internet dengan sumber yang kurang jelas, apakah ada tempat yang lebih berbeda lagi? ternyata ada tempat yang ukurannya kecil dengan kapasitas satu orang, dan tempat ini menjadi jawaban pertanyaan diatas. Mudah dicari dan tidak mengucurkan isi saku, tapi kadang-kadang bayar jika di tempat umum. Tidak perlu jalan jauh, tidak perlu bawa makanan dan juga tidak perlu kelihatan ganteng/cantik untuk kesana. Tempatnya disetiap rumah/tempat tinggal, masjid/musolah, kampus, pasar, SPBU, pokoknya dimana-dimana pasti ada. Tempat ini juga hadir dengan berbagai aromanya yang beragam, tergantung banyak orang yang menggunakananya. Semakin banyak orang menggunakanannya, semakin beragam dan lebih terkesan misterius aromanya. Rata- rata orang keluar dari ruang itu sambil tutup hidung, bahkan muntah-muntah. Apalagi kalau bukan kamar kecil/toilet.
Ide dan tempatnya buruk, tapi output-nya dapat. Tidak selamanya yang buruk menghasilkan keburukan, contoh sederhananya tulisan ini. Tulisan konyol ini berangkat dari pengalaman “boker” di ruang sempit tetapi penuh inspirasi. Esensinya untuk menghasilkan inspirasi, tidak jadi masalah walaupun di tempat yang jorok. Banyak yang bilang ide itu susah didapat dan mahal, tidak perlu susah dan bayar mahal-mahal untuk mendapatkan ide tersebut. Hanya dengan memanfaatkan tempat disekitar, inspirasi bisa tercipta. Setiap orang bisa melakukannya, nyaman atau tidak, tinggal dibuat nyaman saja. Tapi ingat, aturannya harus benar-berar ingin “boker” untuk masuk ruang inspirasi. karena kondisi “boker” adalah kondisi yang menyenangkan. Sepakat atau tidak, memang begitu yang kita rasakan. Sehingganya aturan itu ada, biasanya untuk mendapatkan inspirasi harus di posisi yang menyenangkan. Pikiran tertumpuk ide dan perut mules hilang, atas bawah sama-sama menguntungkan.
Warning; untuk yang tidak tahan atau sering merasa jijik, lebih baik jangan dilanjutkan untuk membacanya. Cukup bagi pembaca yang masih penasaran yang boleh melanjutkan membaca isi tulisan ini sampai dipenghujung kalimat. Tak jarang orang memiliki kebiasaan buruk plus jorok ini, hanya saja yang lain pintar menyembunyikannya. Untuk itu saya akan mencoba berbagi cerita tentang kebiasaan buruk ini. Dalam sehari dua sampai tiga kali saya melakukannya “boker”, entah waktunya di sore hari, pagi, ataupun malam, bukan hanya obat resep dari seorang dokter yang bunyinya seperti itu, tetapi hal ini juga tidak lebih seperti metode atau kiat-kiat untuk mendapatkan inspirasi melalui tempat pembuangan akhir dari sampah yang berada di dalam perut. Bayangkan satu hari bisa tiga macam inspirasi yang kita dapatkan, tapi itu tergantung pemanfaatannya. Selama 30 menit dalam ruang inspirasi, cukup waktunya untuk bergulat dengan pikiran. Tantangannya hanya terganggu konsentrasi dengan persoalan bunyi dan bau dibawah. Lama-lama terbiasa, yang penting inspirasinya. Sekedar bocoran, akan lebih lengkap dan nikmat jika sementara eksekusinya sambil merok*k (bagi perokok). kenikmatannya itu susah untuk diungkapkan, agar tidak penasaran lagi bisa langsung dicoba. skali lagi, semua ini demi inspirasi bisa tercipta.
Rasakan sensansi yang berbeda disetiap tarikan nafas dan menghembuskan asap sambil berusaha mengeluarkan isi pembuangan dalam perut dengan perlahan-perlahan dan nikmati aromanya sambil mendengar “sosis” yang jatuh di air. Jika sudah pada kondisi itu, cobalah masuk dalam drama pikiran, dengan sendirinya akan muncul ide itu. Pilihlah salah satu ide yang muncul dan mulailah berinspirasi. Ide gila selesai!! Hal apapun itu, coba kita mainkan. Yang salah, tidak selamanya salah, yang buruk belum tentu selamanya buruk dan kelemahan itu akan terus melekat pada kita. Jika itu menjadi kekurangan dalam diri karena kita sering salah dan buruk di mata orang lain. Kenapa kita tidak beputar haluan? Kenapa juga kelemahan itu kita tidak jadikan kekuatan? Bukan yang kita tau kekurangan itu bisa menjadi sumber kelebihan? Jawabannya pasti setuju dan akan melakukan perputaran haluan tersebut. Abaikan eksperimen ini jika absurd.
Dapat salam dari ruang inspirasi. SELAMAT MENCOBA!!
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H