Mohon tunggu...
Mohd Riczky Azummy
Mohd Riczky Azummy Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswa

Jurusan Akuntansi Syariah Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam Universitas Islam Negeri Sumatera Utara

Selanjutnya

Tutup

Nature Pilihan

Covid-19 Memberi Dampak Ekologi terhadap Semua yang Ada

10 Agustus 2020   10:47 Diperbarui: 16 November 2020   19:37 958
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Virus Covid-19 sepertinya benar memberikan dampak ekologis terhadap semua yang ada karena selama PSBB mengalami pengurangan sampah plastik, ambil contoh dalam satu sekolah dengan jumlah murid 1000 orang, setiap orang menghasilkan sampah 2-3 plastik.

Ada banyak sampah dihasilkan namun dengan adanya PSBB mengalami penurunan drastis sampah karena aktivitas diluar mengalami penurunan yang drastis, bahkan di tempat wisata-wisata saja mengalami penurunan jumlah pengunjung yang biasanya sering membuang sampah dan yang membuang sampah sembarangan.

Populasi manusia yang terbilang banyak ini. Adalah satu-satunya produsen sampah plastik, karena tidak mungkin makhluk hidup yang lain membuang sampah plastik. Justru setiap binatang yg membuang sampah seperti biji-bijian di hutan akan mengalami penghijauan yang tinggi. Tetapi manusia membuang sampah plastik menghasilkan berton-ton gas metana yang sangat berahaya pada keberlangsungan kehidupan alam dan manusia.

pxhere.com
pxhere.com
Manusia semakin banyak, akibatnya habitat satwa dengan manusia saling berdekatan yang mengakibatkan bakteri hewan semakin mendekat kepada manusia. Dari laporan IPCC (Panel Antar Pemerintah dalam Perubahan Iklim) menyebutkan 72% lahan bumi terpakai untuk melayani kebutuhan 7,6 miliyar  manusia yang hidup dimuka bumi. Bayangkan kalau angka ini semakin meningkat pada tahun 2050 sebesar 9,6 miliyar.

Dan semakin banyak karbon yang dihasilkan sehingga pepohonan tidak bisa menyerat semua itu, karena kekurangan lahan untuk poton tumbuh yang akibatnya tidak hanya panas yang kita rasakan akibat efek rumah kaca tetapi juga hewan tidak bisa memiliki habitat alami mereka yang membuat mereka tersedak dan semakin merapat ke habitat manusia.

dailymotion.com
dailymotion.com
Contohnya kita melihat gajah mengamuk di pemukiman warga, jangan salahkan gajah mengamuk di pemukiman bisa saja ketika itu adalah tempat mereka tetapi di jadikan tempat tinggal oleh manusia dan dengan begitu juga akan mudahnya menular virus dan bakteri yang bersarang di hewan pindah ketubuh manusia.

Dari hal ini saja, sudah dapat kita resapi melalui konteks kerusakan lingkungan bahwa kerusakan oleh tangan manusia itu sendiri, dan supaya Allah memberikan efek jera atas perbuatan mereka supaya mereka kembali (Surah Ar-Rum 41). Virus ini menjadi dua mata pisau yang merupakan penyelamatan bagi karbon yang beredar di angkasa hingga keselamatan makhluk hidup. Dan juga merupakan senjata mematikan bagi manusia yang dimana hal ini karena tangan perbuatan manusia itu sendiri.

Tragedi kemanusiaan dan tragedi ekonomi tak lagi disebabkan oleh tragedi ekologis. Pembangunan yang tidak memperhatikan keseimbangan ekologis pada saatnya akan dihancurkan oleh tragedi ekologis. Eksploitasi berlebihan terhadap alam akan dihukum oleh alam. Keserakahan dan kecongkakan manusia dalam memperlakukan alam akan dilawan oleh alam dengan caranya sendiri yang justru lebih mematikan.

dnaindia.com
dnaindia.com
Dalam buku Greendeen karya Ibrahim Abdul-Matin bahwa Bumi adalah Masjid yang dimana kita harus menjaga dan melestarikan masjid atau bumi. Dan juga kita harus mempunyai spirit Greta melalui gerakan Friday For Future, Greta Thunberg terus menyuarakan "Rumah kita sedang terbakar, tak ada waktu membiarkanya musnah".

Mulai dari dirisendiri untuk menjaga bumi yaitu dengan menanam pohon, dengan menanam pohon bisa menyelamatkan kita dan generasi mendatang dari pemanasan global, kalau bukan kita yang menyelamatkan bumi ini siapa lagi, kita juga bisa mengkampanyekan gerakan ekologi di masa pandemi covid-19 ini untuk menanam pohon,seperti pohon buah yang produktif nanti saat berbuah bisa kita manfaatkan buahnya, dan setiap pohon memebrikan kita oksigen yang kita hirup dan melawan karbon dioksida yang dihasilkan pabrik, mobil, motor, dll.

Dari gerakan "Dirumahaja" semoga menginspirsi kita untuk taat terhadap lingkungan dengan tidak merusak dan selalu menjaganya karena bumi kita adalah masjid dan bumi kita adalah rumah, kita bukan penghuni satu-satunya tetapi ada banyak makhluk hidup lain yang ikut hidup di bumi ini.

Semoga bermanfaat dan dapat diaplikasikan. baiklah mungkin hanya ini saja yang dapat penulis sampaikan lebih dan kurang mohon dimaafkan.Jika ada salah kata penulis mohon maaf, kepada Allah SWT saya mohon ampun. Nuun Walqolami Wamaayasthurun. 

Wassalamualaikum wr wb..

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun