Sejarah Singkat Energi Nuklir
Energi nuklir adalah bentuk energi yang dilepaskan dari nukleus, yakni inti atom yang terdiri dari proton dan neutron.
Sumber: cnbcindonesia.com
Ketergantungan Barat terhadap sumber energi, khususnya minyak dan gas alam memberikan Rusia suatu leverage yang cukup signifikan terhadap negara Barat. Sebagai contoh kuatnya leverage ini adalah menolaknya Amerika Serikat dibawah Biden untuk menghentikan impor minyak dari Rusia walaupun telah diminta oleh politisi dari partai demokrat dan republik, serta diberikannya pengecualian terhadap Gazprombank dan Sberbank untuk tetap bisa menggunakan sistem Society for Worldwide Interbank Financial Telecommunication (SWIT) karena perannya sebagai saluran utama pembayaran minyak dan gas Rusia.
Salah satu perubahan radikal yang diprediksikan bisa terjadi akibat dari konflik ini adalah pada aspek ketahanan energi dan pangan dunia terutama di Eropa. Lebih lanjut, ketergantungan terhadap Rusia membuat Barat tidak dapat "leluasa" memberikan sanksi terhadap tindakan Rusia. Dengan demikian, kemungkinan akan terdapat beberapa tindakan yang diambil oleh Barat untuk melepas ketergantungannya terhadap minyak dan gas dari Rusia.
Percepatan Transisi Uni Eropa menuju Green-Energy
Sumber: euronews.com
"We have to accelerate the green transition. Because every kilowatt-hour of electricity Europe generates from solar, wind, hydropower or biomass reduces our dependency on Russian gas and other energy sources. This is a strategic investment. And my Honorable Members, this is a strategic investment, because on top, less dependency on Russian gas and other fossil fuel sources also means less money for the Kremlin's war chest. This is also a truth".
Respons menyakinkan dikemukakan oleh Presiden Von Der Leyen sebagai jawaban atas tindakan Rusia dalam menginvasi Ukraina, yakni percepatan transisi Green Deal untuk melepas dependensi (ketergantungan) negara-negara Uni Eropa terhadap gas dan bahan bakar fosil Rusia.
Green Deal merupakan semacam program yang telah dicanangkan oleh Uni Eropa pada 2020 lalu dengan tujuan utamanya untuk menjaga lingkungan alam dan mereduksi emisi dari gas rumah kaca sebesar 55% pada tahun 2030 dan climate-neutral (zero emisi) pada tahun 2050. Salah satu cara untuk mengurangi emisi adalah beralih kepada green-energy atau energi yang terbarukan dari sumber energi tidak terbarukan, seperti bahan bakar fosil. Terjadinya konflik Rusia-Ukraina tampaknya mempercepat proses transisi Uni Eropa dalam menggunakan Green Deal tersebut, dengan alasan, "Less dependency on Russian gas and other fossil fuel sources also means less money for the Kremlin's war chest".
Disrupsi terhadap Kestabilan Pangan dan Energi Dunia
Konflik yang terjadi antara Rusia dan Ukraina menciptakan disrupsi pada kestabilan pangan dan energi dunia. Ukraina menyumbang 16% jagung, dan bersama dengan Rusia menyumbang 29% padi pada pasar dunia. Kebanyakan pangan ini diekspor ke Asia dan Afrika.Â