Mohon tunggu...
Rizky Andriawan
Rizky Andriawan Mohon Tunggu... -

a geek, a social media addict, a writer, a movie freak, a social critic, a software engineer, an amateur mathematician, and a nationalist

Selanjutnya

Tutup

Lyfe

Di Balik Video: Part 1 – Tropi Kenangan

10 Juni 2010   15:47 Diperbarui: 26 Juni 2015   15:37 363
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Hiburan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Rawpixel

"Sleeping with several hotties doesn't make you sick... But documenting it does..." - a twit from twitter

Seminggu lalu, publik Indonesia dihebohkan dengan beredarnya 2 buah sextape yang memuat sosok 2 orang publik figur kenamaan, yang satu adalah seorang vokalis band yang sempat melejit namanya di medio dekade ini, dan satu lagi adalah mantan kekasih, diduga selingkuhan sekaligus kekasih terkininya, seorang model cantik yang merupakan pemandu tetap sebuah acara musik. Berselang hanya beberapa hari, muncul lagi sebuah sextape dengan memuat sosok pria yang sama, namun kali ini bersama seorang wanita yang berbeda tapi tak kalah kondang dengan wanita di video sebelumnya, seorang presenter cantik acara gosip terkenal. Seperti dapat diduga, dunia maya langsung bereaksi terhadap berita ini, thread membahas mereka membanjiri kaskus, sampai akhirnya disatukan pun, dalam seminggu thread tersebut perlu dibuka ulang 3 kali oleh moderator saking banyaknya reply. Di twitter, nama "peterporn", "ariel" dan "cut tari" bergantian mencatatkan diri sebagai top world wide trending topic, menyamai prestasi trending - trending sebelumnya dari Indonesia seperti "#batikindonesia", "rana", "gempa" dan sederet topik lokal lainnya. Lantas sebuah pertanyaan terbersit di pikiran publik, "ada apa dengan orang ini? untuk apa dia merekam adegan - adegan pribadinya?", termasuk saya yang men-twit kata - kata seperti di awal tulisan ini. Gosip terus berlanjut, sebuah sumber mengatakan bahwa pria tersebut memiliki lebih banyak lagi video pribadi yang kini berada di tangan pihak lain dan siap dipublikasikan. Spekulasi makin berkembang ketika para sosok terkait tersebut seolah berusaha menutup diri dari publik mengenai hal tersebut. Hasilnya? wartawan akhirnya memburu komentator - komentator kondang mulai dari pakar multimedia, tokoh agama, keluarga dekat sampai pada pakar psikologi dan sexologi. Yang terakhir ini, seorang sexolog kondang dr Boyke, kemarin baru saja mengeluarkan pernyataannya mengenai pandangannya terhadap kasus ini, demikian ungkapnya:

Dari adegan yang saya lihat, pria yang katanya mirip Ariel ini mengalami kelainan seksual scopophilia, yaitu seseorang yang akan mendapatkan kepuasan apabila melihat dan merekam atau memotret adegan dirinya saat berhubungan seksual dengan pasangannya. Ini merupakan penyimpangan seksual. Dalam adegan yang ada, mereka (pelaku perempuan) terlihat menikmati adegan ranjang yang mereka lakukan walaupun oleh pasangannya adegan tersebut direkam

Scopophilia and Sex Addiction? Setidaknya, itulah yang cukup diamini oleh media saat ini. Berdasarkan pernyataan dr Boyke, media yang tampaknya cukup menyukai ide tersebut mulai menggunakan kutipan beliau dalam berita - berita hari ini. Tapi benarkah pendapat tersebut? hmm, rasanya agak jauh kalau bicara kebenaran, mari kita ganti saja pertanyaannya menjadi: "make sense kah pendapat tersebut?" Scopophilia? Menurut wikipedia, scopophila dapat diartikan sebagai berikut: "As an expression of sexuality, it refers to sexual pleasure derived from looking at erotic objects: erotic photographs, pornography, naked bodies, etc.". Dan dari statement dr Boyke pun tergambar bahwa kecenderungan scopophilia merujuk pada kelainan sexual dimana si penderita dapat terangsang pada hal non-sexual (fetish) dan dalam hal ini adalah sebuah media visual (gambar atau video). Nah, pertanyaannya adalah:

  • Fetish adalah sebuah kelainan yang levelnya membentang mulai dari "membutuhkan" hingga "dapat menikmati". Jika memang sang sosok pria yang digambarkan oleh media memiliki scopophila akut, maka seharusnya ia membutuhkan konsumsi media visual sex agar bisa terangsang, nah masalahnya apakah dalam video tersebut sang pria menonton atau melihat gambar porno dulu sebelum terangsang? tidak toh? jadi, mungkinkah dikatakan dia scopophilia akut kalau Ia bisa terangsang tanpa melihat video atau gambar?
  • Seandainya, fetish yang dialami si sosok pria itu skalanya rendah, berarti itu hanya merujuk pada Ia bisa menikmati menonton video porno. Pertanyaannya apakah ada bukti bahwa Ia sering menonton videonya sendiri? Pertanyaan kedua, jikalau memang ia suka menonton videonya sendiri, penjelasan ini hanya mengcover sampai disitu, lantas kenapa Ia perlu merekam videonya sendiri? toh banyak video porno di luar sana?

Sejumlah media hari ini saya lihat telah menyadari flaw dari argumen scopophilia ini, karena itu beberapa di antaranya menuliskan definisi scopophila bukanlah fetish untuk menyaksikan sebuah media visual, tapi melainkan fetish untuk merekam adegan sexualnya. Adalah sebuah hal yang konyol menurut saya, silahkan cari referensi sexologi di luar sana dan cobalah temukan referensi yang menuliskan definisi scopophila seperti itu. Sex Addict? dr Boyke mengatakan, para wanita itu tetap menikmati sekalipun tahu sedang direkam. Lantas media mengatakan mereka sex addict. Pertanyaannya, darimana anda bisa mengatakan seorang wanita sex addict kalau anda hanya tahu 1 kali jadwal sex mereka yaitu di dalam video tersebut? Pertanyaan selanjutnya, jikalah Ia memang sex addict, dimana penjelasannya bahwa sex addiction dapat membuat seorang wanita tidak peduli dirinya direkam? karena Ia terlalu menikmati sex yang dilakukannya kah? Pada video episode kedua, sebelum adegan sex dimulai si wanita sudah tahu dirinya direkam, lantas kenapa Ia diam saja,toh Ia belum menikmati sex, harusnya belum melayang donk? Berargumen bahwa saat itu Ia telah terangsang? Silahkan anda lihat ekspresi wajahnya, dan bayangkan seorang pecandu narkoba yang sedang sakaw melihat drugs dituang beberapa meter di depan hidungnya, apakah Ia bisa setenang itu? Sex Idle Time Selain isu - isu di atas, menurut saya ada lagi yang masih menjadi pertanyaan mengenai prilaku si sosok pria tersebut. Kalaupun memang asumsi para media yang membelokkan definisi scopophilia itu benar, bahwa Ia memiliki kebutuhan untuk merekam semua kegiatan sexualnya, apapun nama kelainannya, mungkin recordophilia atau youtubophilia, maka, Ia seharusnya memiliki semua rekaman dari kegiatan sexnya. 23 video? asumsikan video pertama adalah video bersama si presenter gosip, tahun 2006, sampai tahun 2010 ini sudah 4 tahun berlalu, jika 23 video berarti 23 kali melakukan sex, itu berarti dalam 24 bulan, Ia melakukan 23 kali hubungan sexual, silahkan pada diri anda, seorang yang telah sexually active yang berada pada kehidupan sex bebas hanya melakukan hubungan sex sebulan sekali? Saya rasa tidak, dan jika memang dia melakukan lebih banyak hubungan sex dari itu, kenapa Ia tidak merekam semuanya? atau kalaupun Ia merekam semuanya, kenapa hanya sebagian yang disimpan? Kemana video - video lainnya? The Psychopath's Trophy Sebelumnya saya mohon maaf sebesar - besarnya bahwa saya harus agak sedikit meloncat di bagian ini. Tulisan ini adalah tulisan berseri dimana pada bagian - bagian selanjutnya saya akan memaparkan argumen - argumen pendukung teori bahwa kalaupun ada kelainan yang diderita si pria, itu adalah "aggressive narcissism disorder", salah satu faktor utama dari "Hare Psychopathy Checklist", sebuah tes psikologi untuk menentuka seseorang menderita psychopathy atau tidak. Psychopathy adalah sebuah kelainan yang kompleks, banyak film horor menggunakan penyakit ini untuk melegitimasi kelakuan aneh tokoh - tokoh jahatnya untuk membunuh, berbuat jahat dan lain sebagainya. Kelainan ini sifatnya global, cukup banyak penderitanya pada berbagai skala dan tidak semuanya seekstrim para pembunuh di film horor, banyak di antaranya hidup layaknya masyarakat normal di tengah - tengah kita. Salah satu ciri utama dari kelainan ini adalah penderitanya kerap memiliki target - target yang "tidak lazim" dalam hidupnya, dan kemudian, setiap kali salah satu target tersebut dapat dicapai, penderitanya sering sekali menyimpan sebuah kenang - kenangan, atau "tropi" atas pencapaiannya tersebut. Bagi para penggila serial TV, saya rasa anda pasti pernah menonton mengenai serial "Dexter", si psikopat pembunuh berantai yang menyimpan setetes darah dari setiap korbannya sebagai tropi atas setiap pembunuhan yang sukses dilakukannya. Kira - kira seperti itulah dugaan saya mengenai video - video milik si tokoh pria. Video - video tersebut adalah tropi - tropinya, Ia mengenang kesuksesannya menaklukkan para wanita - wanita itu lewat video - videonya, para video itu adalah simbol kesuksesan personal accomplishment-nya, karena itulah, saya rasa kalaupun nanti semua video itu beredar, dugaan saya hanya akan ada 1 video untuk 1 wanita, atau bisa ada beberapa video untuk 1 wanita, tapi hanya wanita - wanita yang cukup kondang yang ada di situ. Karena hanya video - video itulah yang pantas dijadikan tropi atas keberhasilannya. Dan sebagai salah satu argumen tambahan yang bisa saya selipkan mengenai aggresive narcissism-nya, coba perhatikan di videonya bersama si presenter gosip, sempat tercetus kata - kata: "I'm the best?" menurut anda, pantaskah kita menyebutnya narsis? :mrgreen: _________________________________________________________________________ note: seperti yang telah saya katakan sebelumnya, ini adalah tulisan berseri, berikutnya saya akan memaparkan argumen - argumen yang (mudah - mudahan) masuk akal mengenai kenapa para wanita itu mau direkam, kenapa si pria begitu berhasrat mengumpulkan video demi video, apa motivasinya jika benar ada video sex dengan laki - laki, ada apa di balik kehidupan para wanita - wanita yang menjadi teman tidurnya, dan hal - hal lainnya...

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun