Mohon tunggu...
Rizky Andriawan
Rizky Andriawan Mohon Tunggu... -

a geek, a social media addict, a writer, a movie freak, a social critic, a software engineer, an amateur mathematician, and a nationalist

Selanjutnya

Tutup

Olahraga

Adiós and Gracias, Rafael!

4 Juni 2010   05:25 Diperbarui: 26 Juni 2015   15:45 183
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

[caption id="attachment_158141" align="aligncenter" width="298" caption="Rafael Benitez"][/caption] Rafael Benitez akhirnya pisah jalan dengan Liverpool. Setelah menjalani 6 musim yang bisa dibilang luar biasa untuk Liverpool yang prestasinya seret setelah memasuki era 90-an, akhirnya kemarin Liverpool memutuskan kerja samanya dengan pelatih berkebangsaan Spanyol tersebut. Media berspekulasi bahwa dipecatnya Benitez tak lepas dari hasil buruk yang diraih Liverpool pada musim 2009 - 2010 lalu, dimana mereka tidak memenangi 1 piala pun, dan bahkan terlempar dari papan atas klasemen Liga Inggris dan hanya bercokol di posisi 7 pada pekan terakhir yang membuat mereka tidak bisa bermain di European Cup musim depan. Prestasi Liverpool bersama Benitez sebetulnya bisa dibilang luar biasa. Sejak berakhirnya era kejayaan Liverpool bersama Kenny Dalglish tahun 1991, Liverpool sangat minim prestasi. Suksesor Dalglish, Graeme Souness hanya mampu mempersembahkan 1 piala FA, diikuti oleh suksesornya Roy Evans yang hanya memberi 1 gelar piala liga. Barulah kemudian ketika Gerard Houlier ditunjuk menangain Liverpool tahun 1998, Ia mampu mempersembahkan sejumlah gelar seperti Piala FA, Piala Liga (2), Charity Shield, Piala UEFA, Piala Super Eropa. Namun tetap, gelar - gelar tersebut bukan termasuk kategori gelar - gelar utama yang diinginkan fans liverpool yaitu gelar juara Liga Inggris dan Liga Champions. Di akhir masa jabatannya, Houlier gagal membawa Liverpool untuk berkompetisi di Liga Inggris dengan Arsenal dan MU yang merajai Liga Inggris saat itu. Saat itulah, para petinggi Liverpool merekrut Benitez, arsitek Valencia yang berhasil membawa klub itu menjadi juara La Liga dan piala UEFA. Hasilnya? Secara mengagumkan Benitez membawa Liverpool menjadi jawara eropa pada musim pertamanya melalui pertarungan dramatis di final dengan AC Milan. Kala itu, Liverpool yang tertinggal 3-0 di babak pertama, berhasil menyamakan kedudukan dan memaksakan perpanjangan waktu sebelum akhirnya memasuki babak adu penalti. Musim berikutnya, Benitez meskipun gagal membawa Liverpool bersaing dengan Chelsea-nya Mourinho di Liga Inggris yang tampil begitu dominan, tapi masih dapat memberi gelar Piala FA kepada klub tersebut, dan mengawali musim berikutnya dengan gelar Community Shield. Pada musim 2006 - 2007, Rafa kembali berhasil membawa Liverpool menjejak ke final Liga Champions setelah semi final yang dramatis melawan Chelsea. Seperti 2 tahun sebelumnya, lawan yang dihadapi juga sama, yaitu AC Milan-nya Carlo Ancelotti, namun kali ini hasilnya berbeda, Milan lah yang menjadi jawara dengan mengalahkan Liverpool. Namun, setelah musim - musim gemilang tersebut, krisis keuangan membuat skuad Liverpool tak lagi kompetitif dan tuah Benitez pun seakan hilang. Dimusim 2007 - 2008, rafael berhasil mendatangkan debutan luar biasa Fernando Torres yang langsung menjelma menjadi salah satu penyerang paling ditakuti di Liga Inggris. Namun apa daya, gelar belum juga datang. Musim 2008 - 2009, dengan mengandalkan Torres, Liverpool berhasil menyelinap di antara dominasi MU - Chelsea yang merajai Inggris beberapa tahun terakhir dan bersaing ketat menuju gelar juara Liga Inggris, sesuatu yang telah lama dirindukan fans Liverpool. Pada akhirnya Liverpool hanya duduk di peringkat kedua, di bawah MU, namun berhasil melewati Chelsea, sebuah pencapaian yang menjanjikan, mengingat beberapa tahun terakhir kedua klub tersebut seakan tak tergoyahkan sebagai kandidat juara Liga Inggris. Saat itu Benitez menyalahkan masalah cedera yang kerap membebat pemain andalannya sehingga Ia gagal membawa Liverpool juara. Dengan bermodal pencapaian luar biasa di tahun 2009, fans Liverpool berharap tim kesayangannya bisa memenangkan gelar Liga di tahun 2010. Terlebih lagi kedua tim saingan yaitu MU dan Chelsea tidak banyak melakukan pembelian untuk menguatkan skuad, MU malah kehilangan pemain andalannya, Christiano Ronaldo dan hanya mendatangkan Antonio Valencia dan Michael Owen yang dianggap sudah habis karirnya. Saingan lainnya, Arsenal malah diramalkan akan terlempar dari 4 besar karena skuad muda Wenger tidak akan mampu lagi menahan tim 0 tim seperti Tottenham atau Manchester City menembus dominasi The Big Four. Optimisme membara di hati para fans Liverpool, penjualan Alonso pun dianggap masih aman karena Benitez menjamin Aquilani yang dibelinya dalam keadaan cedera akan mampu mengangkat prestasi Liverpool. Namun apa daya, sejak krisis keuangan tahun 2007, Liverpool tidak lagi mampu mendatangkan pemain bintang, dan skuad mereka tidak lagi kompetitif. Tercatat di tahun 2010 Liverpool hanya bertumpu pada Gerrard dan Torres, dimana keduanya bergantian tidak fit dan cedera. Liverpool sudah tersingkir di banyak ajang pada awal tahun 2010, dan telah lama terlempar dari balapan menuju gelar juara Liga yang sejak awal musim sudah secara konsisten dipimpin oleh Chelsea-nya Ancelotti dan hanya beberapa pekan diganggu MU atau Arsenal. Namun ternyata nasib Liverpool terus memburuk, alih - alih berburu gelar, menembus 4 besar pun mereka kesulitan dan akhirnya hanya finish di posisi 7 klasemen akhir. Pada akhirnya, para petinggi klub pun memecat Benitez karena surutnya prestasi Liverpool beberapa tahun terakhir. Benitez bisa saja berkilah minimnya dana belanja adalah alasan surutnya prestasi, tapi banyak yang menganggap The Big Four lain pun sudah tak lagi royal dalam belanja. Yah, apapun itu, Benitez bisa dibilang salah satu manajer yang pernah cukup sukses menghapus dahaga gelar fans Liverpool setelah era Dalglish. Meskipun akhir - akhir ini Ia gagal membawa banyak prestasi, tetap apa yang pernah diraihnya perlu dihargai tinggi. Akhir kata, saya sebagai penonton sepakbola yang bukan fans Liverpool hanya bisa berkata, selamat jalan Rafa, semoga sukses di karirmua selanjutnya. :)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Olahraga Selengkapnya
Lihat Olahraga Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun