Mohon tunggu...
Rizkya MD
Rizkya MD Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Education is not learning of facts, but the training of the mind to think - Albert Einstein

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

AI dan Manusia: Antara Lawan atau Kawan dalam Dunia Kerja Menurut Kacamata Perspektif Liberalisme

28 September 2024   16:57 Diperbarui: 28 September 2024   16:59 146
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Perkembangan teknologi kecerdasan buatan atau yang akrab disebut dengan Artificial Intelligence (AI) sampai saat ini telah membawa kita ke dalam era baru. Era di mana berbagai aktivitas yang dulunya dilakukan oleh manusia kini mulai diambil alih oleh mesin atau teknologi. Dapat kita amati sejak beberapa tahun terakhir, AI telah digunakan di berbagai aspek-aspek kehidupan khususnya dalam dunia pekerjaan, mulai dari aktivitas produksi, pelayanan pelanggan, hingga sektor kesehatan. Akibat dari perkembangan teknologi ini, memunculkan beberapa pertanyaan yang sering kali menjadi perdebatan, seperti mungkinkah AI akan menggantikan peran manusia di dunia kerja, dan jika iya, bagaimana cara menghadapinya?
 
Jika kita analisis dengan menggunakan perspektif liberalisme, isu ini tidak hanya soal pergantian tenaga kerja manusia oleh mesin dan teknologi, melainkan soal kebebasan individu dan kerja sama internasional dalam menghadapi perubahan besar ini. Seperti yang telah diketahui bahwa liberalisme sangat menekankan kebebasan individu, hak asasi manusia, dan pentingnya pasar bebas. Prinsip-prinsip ini dapat dijadikan dasar untuk pandangan yang lebih optimistis dan positif terhadap perkembangan AI. Sehingga dengan kata lain, liberalisme tidak memandang AI sebagai sebuah ancaman, melainkan memandang teknologi ini sebagai sebuah alat untuk mengembangkan potensi manusia hingga meningkatkan kesejahteraan secara keseluruhan karena memberikan peluang untuk beralih dari pekerjaan yang monoton dan tidak membutuhkan kreativitas tinggi ke pekerjaan yang lebih kompleks dan tidak dapat digantikan oleh AI.
 
Meskipun memberikan keuntungan yang cukup signifikan, namun tidak dapat dipungkiri bahwa liberalisme mengakui perkembangan teknologi ini harus diatur secara bijak agar tidak menyebabkan ketidakadilan. Tanpa regulasi yang tepat, dapat menghasilkan ketimpangan di mana hanya sebagian pihak yang mendapatkan keuntungan besar dari teknologi AI, sementara sebagian besar tenaga kerja lainnya justru kehilangan pekerjaan mereka. Maka di sinilah peran pemerintah dan lembaga internasional menjadi sangat penting untuk mengatur hal tersebut dengan bijak dan memastikan semua pihak memiliki kesempatan yang sama untuk dapat memanfaatkan teknologi AI ini.
 
Selain itu, liberalisme juga menekankan pentingnya kerja sama internasional dalam menciptakan regulasi global yang dapat melindungi hak-hak pekerja dan mendorong inovasi tanpa mengorbankan kesejahteraan sosial. Sehingga negara-negara yang terlibat dapat berbagi sumber daya dan pengetahuan untuk menciptakan program pelatihan yang memungkinkan pekerja beradaptasi dengan lingkungan kerja yang semakin terotomatisasi dan berkembang pesat.
 
Dengan demikian, meskipun kekhawatiran bahwa AI akan menggantikan manusia akan tetap ada, namun seperti yang telah dijelaskan di awal bahwa liberalisme memandang ini sebagai sebuah peluang untuk menciptakan dunia kerja yang lebih inklusif dan adil untuk era ke depannya. Selain itu, kebebasan individu juga dapat diperkuat melalui AI, dengan catatan pemerintah dan masyarakat internasional harus bekerja sama untuk memastikan bahwa perubahan ini tidak hanya menguntungkan beberapa pihak. Serta, AI tidak harus dianggap sebagai suatu ancaman bagi para pekerjaan manusia. Namun sebaliknya, teknologi ini dapat menjadi alat yang sangat membantu manusia dalam mencapai potensi mereka yang penuh dengan menciptakan pekerjaan baru yang lebih mengasah kreativitas dan memperkuat kapasitas manusia dalam berbagai bidang.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun