Mohon tunggu...
Rizky Amanah
Rizky Amanah Mohon Tunggu... Penulis - Penulis

Hallo, Sahabat kyan. Semoga kalian senang dengan tulisan-tulisan aku ya. Terima kasih sudah bersedia membaca nya.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Rumah Bernyawa?

23 Juni 2023   20:36 Diperbarui: 23 Juni 2023   20:39 265
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Rumah bernyawa?

Layaknya sebuah rumah. Rumah adalah bangunan yang harus tetap kokoh berdiri. Meskipun diterpa angin, dilempar batu dan dikagetkan dengan dentuman petir. Rumah akan selalu menerimamu, menjadi tempat istirahat setelah senang di luar. Rumah akan selalu mendengarkan kecewamu karena lingkunganmu. Rumah akan selalu menerima hujan meskipun karena hujan dindingnya basah. Rumah akan selalu menerimamu dengan lumuran kotoran genangan air di jalan. 

Sejauh kamu melangkah___ 

Baca juga: Kyanardia

Rumah akan tetap menunggumu di atas tanah, pintunya selalu terbuka untukmu. Meskipun kamu hadirkan warna cat dinding yang tidak selalu indah, tetapi rumah tidak pernah lelah menerimamu kembali.

Mungkin, banyak noda didindingnya yang tak selaras dengan desaign interior yang sudah dimimpikan. Tidak satu kali juga petir membuat pilar nya retak, rumah masih mampu menumpu atap tetapi sekali lagi ku bilang sudah retak. Karena akhir-akhir ini hujan lebih sering berkunjung dan hanya hujan saja. Tidak ada pelangi setelah hujan itu, hampir ada pelangi terlihat bayangnya di teras rumah. Hanya bayangan pelangi saja, pelangi itu gagal memberi warna.

Pijakanmu mau sampai mana?

Sebagai rumah yang hanya dapat melihat sepasang sendalmu di halaman teras. Rumah berharap sendal itu tetap sepasang disini, ia tidak ingin melihat separuh. Karena jika separuh, salah satu kakimu akan terluka, luka tidak selalu tentang darah. Bisa saja terkena hantaman batu berkali-kali, itu jauh lebih sakit bukan. Bahkan lukanya membiru berhari-hari tetapi tidak berdarah, tidak meneteskan darah setitikpun.  

Rumah ingin kamu kembali dengan sendal yang utuh, kakimu tidak terluka dan senyum yang merekah bahagia. Rumah tidak peduli selama pergi, kamu sempat berkunjung kemana mungkin mencari rumah dengan desaign yang lebih menarik. Kamu sempat tertarik namun lingkungannya ramai, tak hanya kamu yang tinggal disitu. Tidak hanya kamu yang makan disitu, banyak.  

Lalu kamu kembali ke rumah, bajumu basah karena hujan. Kamu tetap diizinkan masuk lewat pintu utama. Namun sayang, rumah tidak melihat kamu hanya membawa satu sisi sendal di teras.

Kyan0220-

 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun