Rumah bernyawa?
Layaknya sebuah rumah. Rumah adalah bangunan yang harus tetap kokoh berdiri. Meskipun diterpa angin, dilempar batu dan dikagetkan dengan dentuman petir. Rumah akan selalu menerimamu, menjadi tempat istirahat setelah senang di luar. Rumah akan selalu mendengarkan kecewamu karena lingkunganmu. Rumah akan selalu menerima hujan meskipun karena hujan dindingnya basah. Rumah akan selalu menerimamu dengan lumuran kotoran genangan air di jalan.Â
Sejauh kamu melangkah___Â
Rumah akan tetap menunggumu di atas tanah, pintunya selalu terbuka untukmu. Meskipun kamu hadirkan warna cat dinding yang tidak selalu indah, tetapi rumah tidak pernah lelah menerimamu kembali.
Mungkin, banyak noda didindingnya yang tak selaras dengan desaign interior yang sudah dimimpikan. Tidak satu kali juga petir membuat pilar nya retak, rumah masih mampu menumpu atap tetapi sekali lagi ku bilang sudah retak. Karena akhir-akhir ini hujan lebih sering berkunjung dan hanya hujan saja. Tidak ada pelangi setelah hujan itu, hampir ada pelangi terlihat bayangnya di teras rumah. Hanya bayangan pelangi saja, pelangi itu gagal memberi warna.
Pijakanmu mau sampai mana?
Sebagai rumah yang hanya dapat melihat sepasang sendalmu di halaman teras. Rumah berharap sendal itu tetap sepasang disini, ia tidak ingin melihat separuh. Karena jika separuh, salah satu kakimu akan terluka, luka tidak selalu tentang darah. Bisa saja terkena hantaman batu berkali-kali, itu jauh lebih sakit bukan. Bahkan lukanya membiru berhari-hari tetapi tidak berdarah, tidak meneteskan darah setitikpun. Â
Rumah ingin kamu kembali dengan sendal yang utuh, kakimu tidak terluka dan senyum yang merekah bahagia. Rumah tidak peduli selama pergi, kamu sempat berkunjung kemana mungkin mencari rumah dengan desaign yang lebih menarik. Kamu sempat tertarik namun lingkungannya ramai, tak hanya kamu yang tinggal disitu. Tidak hanya kamu yang makan disitu, banyak. Â
Lalu kamu kembali ke rumah, bajumu basah karena hujan. Kamu tetap diizinkan masuk lewat pintu utama. Namun sayang, rumah tidak melihat kamu hanya membawa satu sisi sendal di teras.
Kyan0220-
Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H