Siapa nih yang belum penah denger istilah warmindo? Yaa betul sekali, Warmindo adalah (Warung Makan Indomie). yang biasanya sangat digemari oleh masyarakat karena bisa makan enak dengan harga merakyat bukan?
Seperti warung makan biasanya, warmindo (warung makan indomie) memiliki menu yang bervariasi, mulai dari indomie rebus, nasi telur, nasi sayur, nasi ayam, tempe tahu dan berbagai macam sayuran. Sudah paket lengkap bukan? Makanya tak heran banyak yang menggandrungi warmindo tersebut.
Semakin banyaknya warmindo yang tersebar dimana-mana, terkadang menimbulkan berbagai pertanyaan. Mengapa kebanyakan harus lelaki yang menjadi penjual warmindo? Seakan-akan telah menjadi brand bahwa warmindo hanya di peruntukkan bagi penjual laki-laki? biar ga penasaran nih, yuk simak alasan kenapa rata-rata penjual warmindo adalah seorang laki-laki.
1. Kerja larut malam
Sering kita melihat bahwasannya warmindo (warung indomie) itu buka sampai malam hari, bahkan ketika kita lapar saat tengah malam pun, warmindo masih buka loo. Tak heran jika inilah alasan pertama mengapa penjual warmindo kebanyakan adalah seorang laki-laki. Karena harus bekerja sampai 24 jam dan sebagai seorang wanita tidak baik jika masih berjualan sampai larut malam, nanti malah terjadi hal yang tak terduga kan.
2. Satu Circle
Kok bisa satu circle sih? Karena rata-rata penjual warmindo itu adalah teman mereka sendiri, yang memutuskan untuk membuka warmindo dan menjualnya bersama-sama dengan kata lain membuka bisnis bersama. Sehingga mereka akan memilih teman yang cocok dengan diri mereka masing-masing sehingga biasanya memilih yang satu tujuan berbisnis dan sejenis karena harus bekerja sampai larut malam. Jika di fikir juga tidak baik kalau ada di antara penjual warmindo itu ada yang perempuan, karena sering juga penjual warmindo tidur di warung tersebut.
3. Tempat tongkrongan laki-laki
Menurut salah satu penjual warmindo (warung makan indomie) , merka melihat bahwasannya orang laki-laki sering ngobrol santai atau biasa di sebut nongkrong di malam hari. Dan pastinya ketika mereka nongkrong itu butuh kopi dan semacam makanan ringan, atau bahkan makan nasi. Sehingga melihat fenomena tersebut salah satu pelayan warmindo memutuskan membuat bisnis bersama untuk menjadi tempat tongkrongan dan menjadi tempat mencari rezeki dari anak-anak yang nongkrong tersebut. Wajar saja jika pelayan warmindo itu kebanyakan laki-laki, karena banyak pelanggan dari warmindo itu anak tongkrongan laki-laki.
Jadi tiga alasan tersebut yang mendominasi mengapa penjual warmindo itu laki-laki. Karena lebih nyaman jika sejenis dan juga lebih aman karena harus bekerja sampai larut malam. Gimana nih sudah terjawab kan rasa penasaran kita, kenapa penjual warmindo (warung makan indomie) itu laki-laki.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H