Dewasa ini kita sudah tidak asing dengan istilah "santri", dimana santri adalah seseorang yang mendalami agama melalui kitab-kitab dengan mengikuti guru atau kyai (Gufron, 2019, p. 42). Istilah santri menjadi perbincangan ketika Presiden Joko Widodo mengeluarkan Keppres No. 22 Tahun 2015. Kaum santri dicatat sebagai sejarah yang telah berperan besar dalam kemerdekaan Indonesia. Dengan Keppres tersebut, tanggal 22 Oktober ditetapkan sebagai Hari Santri yang dipimpin oleh K.H. Hasyim Asy'ari untuk melawan penjajah Belanda (Khatami, 2022, p. 117). Dalam sejarah pertempuran 10 November merupakan pertempuran yang diprakarsai oleh kaum santri di Kampung Bubutan, Surabaya pada tanggal 22 Oktober 1945 dan diinisiasikan sebagai  Resolusi Jihad. Pentingnya 22 Oktober diperingati sebagai Hari Santri, karena kelompok santri dan kyai-kyai terbukti mengawal kokohnya Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).
Pada tahun 2023, perayaan Hari Santri mengusung tema "Jihad Santri, Jayakan Negeri". Tema tersebut tidak terlepas perjuangan para santri dalam mempertahankan kemerdekaan Indonesia. Pemerintah Kota Semarang memfasilitasi perayaan Hari Santri di Kota Semarang dengan mengadakan berbagai lomba, upacara hari santri, dan pengajian umum di Balaikota Semarang. Kegiatan tersebut dihadiri oleh santri dari beberapa pondok pesantren, Ketua Pengurus Cabang Nahdhatul Ulama (PCNU) Kota Semarang, Ketua MUI Kota Semarang, dan jajaran Badan Otonom (Banom) NU Kota Semarang. Upacara Hari Santri merupakan puncak perayaan Hari Santri yang diadakan oleh pemerintah Kota Semarang. Upacara tersebut dilaksanakan tepat pada 22 Oktober 2023 di Balaikota Semarang. Upacara dilaksanakan secara khidmat mulai pukul 06.00-08.30 WIB.
Lomba-lomba diadakan sebelum puncak perayaan Hari Santri dan pengumuman serta pembagian hadiah lomba dilakukan saat upacara Hari Santri. Untuk macam-macam lomba yang diadakan antara lain, Musabaqah Qiraatul Kutub (Pembacaan Kitab Kuning) yang diikuti oleh 60 peserta dari seluruh pondok pesantren Se-Kota Semarang dan dimenangkan oleh Fenida Rahmawati santri dari Pondok Pesantren As-Salafiy Al-Asror Gunungpati, lomba rebana klasik yang diadakan di Kantor Kemenag Kota Semarang yang diikuti oleh 14 kelompok dari seluruh MWC Se-Kota Semarang dan dimenangkan oleh MWC NU Pedurungan dengan mendapatkan Rp 2.000.000,00., lomba pidato kebangsaan diikuti oleh 40 peserta dari tingkat SMP/MTs se-Kota Semarang yang dimenangkan oleh Alfia Ramadhani Nurussyaiba dari MTs Al-Asror Gunungpati, dan lomba lalaran Al-Fiyah dengan irama semarangan di kategori SMA/MA yang diikuti oleh 35 pondok pesantren dan dimenangkan oleh Pondok Pesantren Al-Asror Gunungpati. Lomba tersebut diadakan sebelum puncak perayaan Hari Santri dan pengumuman serta pembagian hadiah lomba dilakukan saat upacara Hari Santri.
Keikutsertaan santri dalam lomba-lomba tersebut, telah dibekali oleh ilmu-ilmu yang dipelajari di pondok pesantren mereka. Dengan demikian, skill santri tidak diragukan lagi. Dengan adanya perlombaan yang diadakan oleh pemerintah Kota Semarang, skill santri dapat berkembang, tersalurkan, dan diketahui oleh khalayak umum. Selain mempelajari ilmu agama, santri juga mempelajari keterampilan-keterampilan lainnya. Pada zaman dahulu jihad santri dengan ikut berperang melawan penjajah. Namun pada zaman sekarang, jihad santri dapat dilakukan adalah jihad intelektual di dalam ruang kelas, laboratorium, pasar, dan berbagai aspek kehidupan lainnya.Â
Jihad intelektual yang sejati dalam era milenial yaitu bukan dengan bedang, bambu runcing, panah dan sebagainya melainkan dengan ilmu dan amal (Ustadzi, 2020, p. 11). Seperti yang diungkapkan oleh Walikota Semarang, Ir. Hj. Hevearita G. Rahayu, M. Sos. dalam sambutannya pada upacara Hari Santri "Tentu hari ini kita merayakan dan menghormati peran penting santri dalam pembangunan negeri ini. Dimana tadi sudah Saya sampaikan Jihad Santri Jayakan Negeri sebagai tema tahun ini mencerminkan semangat dedikasi dan kontribusi besar santri dalam membawakan kemajuan dan kebaikan bagi Negara Kesatuan Republik Indonesia". Melalui pendidikan, dakwah, dan pemberdayaan ekonomi, santri telah mengajarkan bagaimana mengaplikasikan nilai-nilai luhur Islam dalam upaya memajukan bangsa. Dengan prestasi yang diukir oleh santri, maka sumber daya manusia di Indonesia semakin unggul, sehingga dapat memajukan negeri.
Â
DAFTAR PUSTAKA
Â
Gufron, I. A. (2019). Santri dan Nasionalisme. Islamic Insight Journal , 42.
Khatami, Z. d. (2022). Peran Santri dalam Mewujudkan Indonesia Emas 2045 "Menelisik peranan santri milenial dalam konteks kekinian". Jurnal Pendidikan dan Ilmu-Ilmu Keislaman, 117.
Ustadzi, A. H. (2020). Jihad Intelektual Milenial Santri (Nilai-Nilai Perdamaian yang Terkandung dalam Syair Al Jihad Wal-Ijtihad Karya K.H. Saaduddin Annasih, Lc., M.Pd) . Jurnal DEFENDONESIA, 11.