Mohon tunggu...
Rizky AlmyraAnindita
Rizky AlmyraAnindita Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Saya menyukai kegiatan sosial, bernyanyi, menari, dan berbagai kegiatan lain yang dapat men ingkatkan kualitas diri saya.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Kearifan Lokal sebagai Basis Pendidikan Karakter Remaja Magetan

15 Juni 2023   09:05 Diperbarui: 15 Juni 2023   09:09 1206
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Kearifan lokal tidak jauh berbeda dengan kebudayaan dan kita pun sudah tidak lagi asing dengan istilah tersebut. Menurut Alfian (2013: 428), kearifan lokal merupakan pandangan hidup dan pengetahuan serta sebagai strategi kehidupan yang berwujud aktivitas yang dilakukan oleh masyarakat lokal dalam memenuhi kebutuhan mereka. Negara kita tercinta bisa saja disebut sebagai negara dengan sejuta keunikan. Keunikan Indonesia berasal dari tradisi, budaya, adat istiadat, dan kearifan lokal yang sangat beragam dan di setiap daerah memiliki kebudayaan dengan ciri khas masing -- masing. Kebudayaan tersebut biasanya berasal dari leluhur dan turun -- temurun.

Seiring berkembangnya teknologi yang semakin modern dan banyaknya budaya barat yang masuk dengan mudah di Indonesia, membuat masyarakat terutama remaja di Indonesia terpengauh dengan budaya barat. Sehingga kearifan lokal pada daerahnya mulai ditinggalkan secara perlahan. Akibat dari pengaruh budaya barat salah satunya yaitu menghilangnya budi pekerti dan karakter baik dalam diri remaja, dimana remaja merupakan generasi penerus dimasa depan. Hal tersebut haruslah segera ditangani agar Indonesia dimasa depan memiliki pemimpin -- pemimpin yang berakhlak mulia dan berkarakter baik.

Kabupaten Magetan merupakan salah satu kabupaten di provinsi Jawa Timur dengan kearifan lokal yaitu tradisi larung sesaji di Telaga Sarangan.. Tokoh masyarakat, sesepuh, dan pemerintah mendukung diadakannya tradisi  ini oleh masyarakat di Kabupaten Magetan. Dengan  begitu seluruh masyarakat telah berupaya untuk melestarikan budaya agar tidak hilang. Tradisi larung sesaji merupakan puncak acara bersih desa yang dilakukan oleh warga di sekitar Telaga Sarangan. Tradisi tersebut diselenggarakan setiap tahun sekali dengan berpatokan pada perhitungan kalender jawa setiap hari jum'at pon pada bulan ruwah dan dilaksanakan di Telaga Sarangan, Kecamatan Plaosan, Kabupaten Magetan. Tradisi larung sesaji ii tidak terlepas dari mitos asal -- usul terbentukya Telaga Sarangan. Pada tengah telaga terdapat pulau kecil yang diyakini berpenunggu yang meminta tumbal sesaji setiap tahunnya. Tradisi larung sesaji  memiliki tujuan untuk bersyukur kepada Tuhan Yang Maha Esa karena telah dikaruniakan keberkahan dan berdo'a kepada Tuhan supaya Telaga Saranga tetap lestari dan warga sekitarnya mendapat kemakmuran dan kesejahteraan.

Tradisi larung sesaji dimulai dengan arak -- arakan tumpeng Gana Bahu yang terbuat dari nasi setinggi 2,5 m dari Kelurahan Sarangan menuju panggung di pinggiran Telaga Sarangan. Jarak yang ditempuh sekitar 500 m. Upacara tersebut dipusatkan di sebelah timur telaga, tepatnya di pundhen desa. Seluruh masyarakat termasuk pejabat Kabupaten Magetan, perangkat desa Sarangan, sesepuh, dan  tokoh masyarakat berkumpul untuk mengadakan tradisi larung sesaji dipundhen tersebut. Sesepuh desa melakukan pembakaran  kemenyan serta membaca do'a setelah semua seserahan  diterima olehnya. Kemudian, semua sesaji kecuali nasi tumpeng besar, panggang ayam, cok bakal, dan bunga telon dibawa ke tengah telaga untuk dilarung. Dengan  menggunakan kapal motr, tumpeng sesaji diarak mengelilingi telaga dan ditenggelamkan di tengah telaga. Dengan ditenggelamkannya tumpeng, merupakan tanda berakhirnya upacara tradisi larung sesaji.

Diselenggarakannya tradisi larung sesaji di Telaga Sarangan  membuat para wisatawa luar kabupaten berbondong -- bondong datang untuk melihat dan  Telaga Sarangan  semakin ramai pengunjung dan dikenal. Pada upacara tradisi larung sesaji di Telaga Sarangan memiliki nilai -- nilai kearifan lokal yang dipegang teguh oleh masyarakat yang melakukannya sebagai pendidikan karakter pada remaja khususnya di Kabupaten Magetan. Nilai -- nilai tersebut diantaranya yaitu:

1. Nilai Religi

Nilai religi yang tetanam yaitu bersyukur dan berdo'a kepada Tuhan. Hal ini menandakan bahwa masyarakat tidak boleh ada yang tidak bertuhan artinya masyarakat haruslah bergantung kepada Tuhan untuk segala urusannya. Tradisi ini juga mengngatkan kita kepada betapa besarnya nikmat yang telah diberikan Tuhan kepada kita.

2. Nilai Kekerabatan

Pada tradisi larung sesaji ini sangat menonjol sekali gotong -- royong, kerja sama, tolong -- menolog antar masyarakat. Upacara tradisi larung sesaji dapat berjala dengan lancar memerlukan solidaritas antar masyarakat yang mengikutinya. Hal ini dapat memperat tali silaturahmi antar masyarakat seusai diadakannya tradisi larung sesaji, jadi tidak berhenti saat tradisi selesai dilaksanakan.

3. Nilai Rendah Hati

Sikap gotong -- royong, kerja sama, solidaritas tidak akan terwujud jika masyarakat memiliki ego yang besar atau ingin terlihat lebih baik sendiri. Karena setiap individu memiliki sifat dan watak yang berbeda, maka perlunya rendah hati untuk saling memahami dan menghormati.

4. Nilai Keindahan

Degan menikuti upacara tradisi larung sesaji di Telaga Sarangan kita dapat melihat betapa indahnya alam ciptaan Tuhan. Telaga Sarangan memiliki keindahan yang sangat menenangkan jiwa dan menyegarkan pikiran dengan udara dingin dan sejuknya karena telaga Sarangan terletak di lereng Gunung Lawu.Tradisi ini mengajak kita untuk selalu menjaga kelestarian dan keindahan Telga Sarangan jarang sampai dirusak. Tak heran bila Telaga Sarangan selalu ramai wisatawan.

5. Nilai Simbolik

Tradisi larung sesaji di Telaga Sarangan merupkan merupakan simbol khusus dari Kabupaten Magetan. Telaga Sarangan pun sudah menjadi simbol dari Kabupaten Magetan. Dengan makna simbolik tersebut membuat Kaputen Magetan semakin maju dan dikenal banyak orang.

Dengan adanya nilai -- nilai tersebut dapat memberikan pengertian kepada generasi mudah untuk memiliki akhlah dan karakter yang baik. Tidak hanya untuk generasi muda, amun untuk para orang tua agar dapat mendidik anak -- anaknya dengan nilai -- nilai kearifan lokal dari tradisi larung sesaji. Untuk menumbuhkan pendidikan karakter pada remaja di Magetan membutuhkan kerja sama dari semua pihak.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun