Jika diperhatikan kcebanyakan orang yang memiliki kecerdasan di atas rata-rata cenderung lebih suka membangun usaha sendiri daripada harus bekerja di kantor orang lain. Sebut saja beberapa nama seperti Mark Zuckerberg, Steven Jobs, atau mungkin Warren Buffet yang karena kecerdasannya berhasil merintis perusahaan raksasa di dunia.
Padahal dengan isi otak dan kemampuan brilian yang mereka punya, mendapatkan pekerjaan di perusahaan ternama jelas bukan perkara besar. Mereka bisa menggunakan kelebihan tersebut untuk menyabet posisi di berbagai kantor impian. Tapi nyatanya orang-orang seperti ini lebih suka memanfaatkan kepintarannya untuk mendirikan usaha mereka sendiri. Kenapa ya?
1. Mereka tidak suka diperintah
“Setinggi apapun pangkat yang dimiliki, Anda tetap seorang pegawai. Sekecil apapun usaha yang Anda punya, Anda adalah bosnya” – Bob Sadino
Apabila kita merenungkan kalimat milik mendiang Bob Sadino di atas, tentu ada banyak sekali makna yang bisa ditangkap. Salah satunya adalah pengertian bahwa sehebat apapun kecerdasan dan kemampuan yang dimiliki, selama kamu masih penjadi karyawan di kantor orang lain kamu tetap adalah seorang pegawai yang harus menurut pada orang yang memberi gaji. Artinya kamu tidak memiliki otoritas penuh untuk merealisasikan semua keinginanmu.
Sebaliknya meski memiliki usaha kecil, kamu adalah seorang pemimpin yang punya hak untuk mengatur visi misi yang memang diingini. Mendapatkan kebebasan untuk mengatur inilah yang biasanya membuat orang-orang cerdas lebih suka merintis bisnisnya sendiri ketimbang harus bergabung dengan perusahaan. Mereka tidak suka diperintah oleh berbagai aturan yang dibuat oleh sebuah kantor. Mempunyai cara dan cita-cita sendiri adalah karakteristik yang lekat pada diri orang cerdas.
2. Mereka adalah pribadi yang menyukai tantangan
Bekerja sebagai karyawan di sebuah perusahaan tidaklah menjadi cita-cita dari orang cerdas pada umumnya. Alasannya adalah karena peran sebagai pekerja membuat mereka kurang bisa berhadapan dengan berbagai tantangan. Padahal otak brilian yang mereka miliki selalu ‘menuntut’ orang seperti ini melakukan hal yang lebih besar setiap harinya. Kapasitas sebagai karyawan dengan job desc yang telah ditentukan tidaklah cukup memenuhi hasrat mereka untuk terus menjawab tantangan.
Maka dari itu tak mengherankan bila orang cerdas lebih suka bekerja sebagai wiraswasta. Di sinilah kebutuhan akan tantangan akan bisa mereka temukan. Mulai dari tantangan menemukan ide kreatif, memikirkan cara bersaing dengan kompetitor, sampai dengan menyelesaikan masalah dalam usahanya membuat orang cerdas betah berpetualang sebagai seorang enterpreneur.
Selengkapnya
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H