Bodo Amat.

Suara dentuman jantung itu terasa jelas ditelinga yang akan menua sebentar lagi. Sekitaka lelap itu mulai redup dalam gelap. Janjiku belum aku tepati.

Seujung rasa bujuang dalam kertas layu berbau klasik itu masih terasa dikamar. Bau-bau tahun 90-an masih terkedip jelas diselingar penglihatan.

Dari Matas, ujung rambut, ujung kuku kaki masih terekam fiksi. Bahkan aku masih merinding ketika masih mengingatnya. Dari Marshal aku mendengar dengan seksama

I know sometimes, things may not always make sense to you right now, but hey, what did daddy always tell you? Straigten up. Stiffen up that upper lip. What you cryin about? You got me.

Kata-kata itu bagaikan semangat dalam mencari hidup, menghadapi masalah, berjuang, bangkit dari Trauma. Biar saja dia, kamu, kau, mereka bahkan siapapun kamu aku tak hirau bahkan tak terlalu perduli.

Kali ini aku bergerak sendirian, hanya segelintir lingkungan sempit yang aku andalkan.

"Salah" --- tidak. Itu sudah benar.

Aku sayang diriku kali ini. Hidupku mungkin menghitung jari, tak lampaui masa hidup lainnya.

"Senang mengenal kalian semua" --- I love you.