Tapi sikat positif itu selalu membawaku lebih jauh mengenal lebih banyak orang dan lengalaman luar biasa walaupun sebenarnya terlihat biasa saja.
Orang-orang menganggapku sukses tak karuan, seolah-olah aku anggota dewan terhormat, pejabat nomenklatur, dan bahkan pengusaha lintas negara.
Sebenarnya aku ini pengangguran, seru rasanya dianggap seperti itu. Hidup hanya untuk memotovasi orang lain.
"Ungkapan itu sebagai cerita bodoh saja," nah..nah..
Teh Hijau dingin yang bercampur es tebal sedikit-sedikit mulai meleleh, meja keramik putih itu mulai becek. Segenap tisu toilet aku lepas sedikit dengan tujuan membalut gelas yang menampung air hijau lumut itu.
Tujuannya supaya tidak becek saja. Tak sadar sudah malam, Adzan Magrib menghantarkanku pulang kerumah.
"Yah balik lagi deh," nah..nah..
Sekita, aku mendapat telpon penting mengatakan "Selamat kamu diterima ya, segera lengkapi berkasmu, nanti kita proses segera," nah..nah..senang rasanya.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI