![[Resensi Buku] Jejak Perjuangan Muhammad SAW](https://assets-a2.kompasiana.com/items/album/2024/06/11/img-20240610-235705-6667723e34777c4d660c20e3.jpg?t=t&v=100&x=100&info=meta_related)
H. Muhammad Nazar, S.Ag ditetapkan sebagai salah satu Kader terbaik dari Partai Soliditas Independen Rakyat Aceh (SIRA) untuk dicalonkan sebagai Calon Gubernur Aceh pada Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) pada Pemilu 2024 nanti.
Penetapan itu diputuskan dalam Kongres ke-2 Partai SIRA yang berlangsung di Hotel Lido Graha Lhokseumawe pada Sabtu-Minggu, 27-28 Maret 2022.
Sosoknya sangat dikagumi oleh banyak masyarakat Aceh sampai hari ini. Dirinya yang sangat akrab disapa Nazar ini lahir Pidie Jaya pada 1 Juli 1973, dirinya Politisi Senior di Provinsi Aceh. Saat ini, Muhammad Nazar merupakan Ketua Majelis Tinggi Partai (MTP) SIRA.
Sebelumnya, Muhammad Nazar adalah Ketua Umum Partai SIRA, kini yang menduduki posisi Ketua Partai SIRA adalah Muslim Syamsuddin atau dapat disebut juga sebagai Ketua Umum Dewan Pimpinan Pusat (DPP) Partai SIRA Periode 2022-2027. Muslim terpilih secara aklamasi pada Senin (28/3) sekitar pukul 17.30 WIB menggantikan Muhammad Nazar. Muslim terpilih secara aklamasi dalam kongres ke-2 Partai SIRA saat itu.
Dia juga pernah menjabat sebagai Wakil Gubernur Aceh 2007-2012 yang Gubernurnya saat itu adalah Irwandi Yusuf. Muhammad Nazar terpilih sebagai Wakil Gubernur Aceh itu dari Calon Independen (Non-partai) pada Pilkada Nanggroe Aceh Darussalam (NAD) pada 2006 lalu.
Muhammad Nazar telah menempuh pendidikannya di IAIN Ar-Raniry Darussalam Banda Aceh (1997). Dimasa itu, ia tampil sebagai Staf Pengajar dan Staf Keuangan Lembaga Bahasa dan Pengembangan Tenaga Pengajar IAIN Ar-Raniry (1997-1999). Selanjutnya, ditahun 1998 ia mendirikan dan mengurus Angkatan Intelektual Muda Darussalam.
Ditahun yang sama, Muhammad Nazar menjabat sebagai Ketua I Dewan Pimpinan Walayah Aceh Pemuda Bulan Bintang dan Pengurus Dewan Presidium Fokus Gampi (1999-2000). Saat itu dia juga menjabat sebagai Dewan Presidium Sentral Informasi Referendum Aceh (1999).
Gaya setelan yang selalu nampak dari sosok Wakil Gubernur Aceh ini selalu tak lepas dari baju kemeja koko, memakai Kupiah, selalu menggunakan Kacamata ala Presedensial atau orang yang memiliki kharismatik yang kuat selalu nampak gagah di hadapan publik.
Bahkan, dalam jamuan bukan puasa bersama yang belangsung di Kota Langsa pada 11 April 2023 selalu bersetelan baju yang khas beraroma warna Biru yang sangat akrab dengan Bendera Partai SIRA.
Dalam jamuan buka puasa bersama itu, Muhammad Nazar, meminta bakal calon (balon) untuk bersunggung-sungguh dan serius maju saat Pemilihan Umum (Pemilu) 2024.
"Setiap Bacaleg Partai SIRA harus memulainya dengan serius, bukan untuk mencoba-coba dan bermain-main," kata Nazar.
Dia menyampaikan, SIRA bukan sekedar partai yang dinamis mengikuti perkembangan zaman tapi juga jarus menjaga dan memperkuat ideologi pembangunan sosial Aceh.
"Mengapa demikian, karena tujuan kita menempatkan wakil rakyat di DPRK, DPRA adalah untuk mengejar ketertinggalan Aceh dari dalam segala lini," ucapnya.
Nazar dalam acara buka puasa bersama DPW Partai SIRA Langsa mengimbau agar setiap kader dan Bacaleg rutin menyadarkan serta mendidik politik masyarakat Aceh. Hal ini bertujuan, agar masyarakat dapat memilih pemimpin ataupun Bacaleg dari Partai SIRA berdasarkan programnya.
Jatuh Bangun Nazar membangun SIRA
Nazar selalu berpegang teguh dan selalu merasa penting untuk terus berjuang di Aceh melalui jalur Partai Politik lokal. Dia sangat berharap selalu ada perubahan yang mendonkrak kemajuan di Aceh, baginya itu sangat penting.
Nama Nazar selalu bertengger di surat kabar saat rakyat Aceh berkumpul bagaikan semut di Halaman Masjid Raya Baiturrahman untuk menuntut referendum Aceh. Gerakan Pro Referendum pada 8 November 1999 itu dipimpinnya dan bernama Sentra Informasi Referendum Aceh yang disingkat dengan SIRA. Bahkan, sosoknya juga sudah dua kali masuk penjara. Dia Aktivis yang kokoh akan pendiriannya dan selalu berpikir tentang Aceh dimasa yang akan datang.
Selepas konflik GAM dan Indonesia damai di Helsinki, 15 Agustus 2005, Nazar menjadi Calon Wakil Gubernur Aceh dalam Pilkada 2006. Sebelumnya, dia pernah mencalonkan dirinya sebagai Calon Gubernur Aceh yang berpasangan dengan Nova Iriansyah. Namun, usahanya itu gagal karena mereka kalah suara dari dua Petinggi GAM yaitu Zaini Abdullah dan Muzakir Manaf yang diusung oleh Partai Aceh.
Jatuh bangunnya itu membuat Partai SIRA ini bangkit dan terus mendulang kepercayaan yang besar dari masyarakat Aceh. Ideologi yang kuat dan ke Acehan ini terus dipertahankan dan diturunkan kepada para Kader Partai SIRA.
Tidak mudah baginya untuk membuat Partai SIRA ini bangkit, bahkan beberapa kali ia terus turun gunung untuk membantu dan menyalurkan semangat yang luar biasa untuk Kader Partai SIRA diseluruh Aceh.
-----
Peureuteu (Partai) SIRA kini sudah mendaftar ke KPU RI sebagai Parlok untuk menjadi peserta Pemilu 2024. Partai dengan warna Biru Tua ini telah mendapat nomor urut 23 dari KPU RI. Pada Pemilu sebelumnya Partai SIRA hanya berhasil membawa Muslim ke bangku Parlemen DPRA, akankah kali Partai SIRA pada Pemilu 2024 berhasil membawa lebih Kadernya untuk duduk di Parlemen. Akankah Partai SIRA kali ini menang?
