Teknik sablon memegang peran penting dalam dunia fashion dan tekstil, terutama untuk menciptakan desain yang menarik dan berkualitas tinggi. Beragam metode sablon tersedia, termasuk sablon discharge dan plastisol, yang sering digunakan pada kain katun. Keduanya memiliki karakteristik dan hasil cetakan yang berbeda, sehingga penting untuk memahami perbedaan ini sebelum menentukan pilihan.
Artikel ini membahas secara detail perbedaan sablon discharge dan plastisol dalam hal proses kerja, hasil cetakan, kenyamanan, serta kelebihan dan kekurangannya saat diaplikasikan pada kain katun.
1. Proses Kerja Sablon Discharge
Sablon discharge bekerja dengan cara menghilangkan warna asli dari serat kain katun menggunakan tinta berbahan kimia khusus. Setelah warna dasar dihilangkan, tinta baru diserap langsung oleh serat kain. Proses ini menghasilkan desain yang tampak menyatu dengan kain tanpa lapisan tinta tebal di permukaannya. Teknik sablon ini lebih efektif pada kain katun berwarna gelap yang telah melalui proses pewarnaan reaktif.
Setelah proses pencetakan, kain yang telah disablon discharge akan melalui tahap pemanasan menggunakan mesin pemanas untuk mengaktifkan tinta. Hasil akhirnya adalah desain dengan warna yang cerah dan tampilan yang natural serta lembut.
2. Proses Kerja Sablon Plastisol
Sablon plastisol menggunakan tinta berbahan dasar minyak yang mengandung partikel PVC. Berbeda dengan sablon discharge yang menyerap ke dalam serat kain, plastisol menciptakan lapisan tinta yang menempel di atas permukaan kain. Hasilnya adalah desain yang tajam dan lebih hidup dengan warna yang lebih cerah.
Proses pengeringan sablon plastisol juga memerlukan pemanasan pada suhu tinggi agar tinta dapat mengeras dan menempel dengan sempurna pada kain katun. Teknik ini memberikan hasil cetakan yang tahan lama dan mampu mencetak detail desain dengan presisi tinggi.
3. Hasil Cetakan Sablon Discharge
Sablon discharge menghasilkan desain yang halus dan tidak terasa menonjol saat disentuh. Desain terlihat seperti menyatu langsung dengan kain, sehingga memberikan tampilan yang natural dan nyaman untuk pakaian kasual atau sehari-hari. Efek pudar alami yang dihasilkan juga memberikan karakter unik pada desain.
Namun, sablon discharge memiliki keterbatasan warna. Karena tinta bekerja dengan cara menghilangkan warna asli kain, tidak semua warna dapat dicetak dengan jelas. Kain katun yang digunakan juga harus memiliki kualitas tinggi dan pewarnaan reaktif agar hasil sablon optimal.
4. Hasil Cetakan Sablon Plastisol
Sablon plastisol menghasilkan desain dengan warna yang lebih cerah dan tajam, serta dapat mencetak detail kecil dengan presisi tinggi. Lapisan tinta yang dihasilkan memberikan tampilan yang lebih tebal dan menonjol dibandingkan sablon discharge. Teknik ini cocok untuk desain yang membutuhkan warna kontras dan detail yang jelas.
Kekurangan dari sablon plastisol adalah kurangnya ventilasi pada permukaan kain, yang bisa membuat pakaian terasa lebih panas saat digunakan. Selain itu, lapisan tinta yang tebal juga membuat desain terasa lebih kaku di permukaan kain.