Sebagai akibatnya, sablon rubber lebih sering digunakan untuk desain sederhana dengan warna blok, dan kurang ideal untuk mencetak ilustrasi yang rumit atau karya seni beresolusi tinggi.
Kurang Ramah Lingkungan
Sablon rubber umumnya menggunakan bahan kimia yang dapat berdampak negatif pada lingkungan jika tidak dikelola dengan benar. Proses pencucian alat sablon yang menggunakan tinta rubber sering kali menghasilkan limbah yang sulit terurai. Selain itu, proses pengeringan tinta rubber juga membutuhkan energi yang cukup besar, sehingga menambah jejak karbon dalam produksi pakaian.
Dalam era di mana kesadaran terhadap isu lingkungan semakin meningkat, kekurangan ini menjadi salah satu pertimbangan utama bagi produsen yang ingin menerapkan prinsip keberlanjutan (sustainability) dalam bisnisnya.
Biaya Produksi yang Relatif Tinggi
Dibandingkan dengan teknik sablon lain, sablon rubber membutuhkan lebih banyak material dan tenaga kerja. Proses yang memakan waktu serta kebutuhan alat tambahan untuk pengeringan, seperti heat press atau oven, dapat meningkatkan biaya produksi. Hal ini membuat sablon rubber kurang ekonomis untuk produksi massal, terutama jika dibandingkan dengan teknik seperti sublimasi yang lebih efisien dalam mencetak desain besar.
Kesimpulan
Meski sablon kaos jenis ini memiliki sejumlah keunggulan, seperti hasil cetakan yang tebal dan warna yang tajam, kekurangan kekurangan yang telah disebutkan di atas tidak dapat diabaikan. Mulai dari ketahanannya yang kurang maksimal, kenyamanan yang menurun, hingga keterbatasannya dalam desain kompleks, teknik sablon ini memiliki tantangan tersendiri bagi produsen maupun konsumen.
Bagi anda yang ingin menggunakan sablon rubber, penting untuk mempertimbangkan kebutuhan dan prioritas. Jika mengutamakan kenyamanan, daya tahan tinggi dan ramah lingkungan, mungkin ada baiknya mengeksplorasi teknik sablon alternatif. Namun, jika fokus pada desain sederhana dan hasil akhir yang solid, sablon rubber tetap menjadi pilihan yang layak dipertimbangkan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H