Bagaimanapun juga, pembangunan pada akhirnya harus ditujukan pada pembangunan manusia. (Syaifudin, 2022)
Pelatihan skill social media marketing merupakan salah satu upaya dari pembangunan manusia, yang sebenarnya tidak harus bergantung dari bantuan pemerintah, LSM atau lembaga swadaya masyarakat, dan bahkan pengabdian dari mahasiswa. Sebenarnya jika manusianya memiliki kemauan dan inisiatif, pastilah akan menemui jalannya. Tetapi bukan berarti tidak memerlukan bantuan dari orang lain yang lebih ahli di bidang ini.
Pelatihan yang diselenggarakan bisa dimulai dari survei terlebih dahulu mengenai alasan-alasan dari para pelaku bisnis (UMKM) yang masih menggunakan cara konvensional dalam menjalankan bisnisnya. Alasan yang biasanya dilontarkan para produsen tidak melakukan inovasi dalam pemasaran bisnisnya adalah karena tidak mengerti cara menggunakan media sosial. Untuk itu, pertama-tama pelatihan harus mencakup bagaimana cara bermedia sosial terlebih dahulu, yakni:
- Pembuatan akun media sosial
Pada tahap ini, para pelaku bisnis yang belum mengerti cara menggunakan media sosial diajarkan mulai dari cara membuat akun media sosial bisnis miliknya. Tahap ini akan lebih mudah jika dibarengi oleh praktek langsung. Di mana saat pemateri memberi penjelasan tahap-tahap pembuatan akun, para pendengarnya bisa langsung mempraktekan melalui ponselnya. Selain itu, jika ada yang tidak dipahami, para pelaku bisnis ini dapat bertanya secara spontan atau langsung kepada pemateri.
- Teknik pemasaran
Salah satu teknik pemasaran adalah dengan mencari keunikan produk, saat mengenalkan produk pada media digital, diperlukan sebuah ciri khas yang akan menjadi keunikan dari produk yang dipasarkan. Sehingga, hal ini dapat menjadi daya tarik bagi para konsumen dan produk yang dipasarkan pun dikenal dan diminati banyak konsumen, serta dapat bersaing dengan produk lain.
Seringkali pelatihan skill ini dilakukan di daerah yang masih melakukan penjualan secara konvensional. Tetapi saat pandemi Covid-19 melanda, pelatihan skill social media marketing juga dibutuhkan agar sektor UMKM ini tetap eksis. Berdasarkan data BPS per September 2020, kondisi yang dihadapi UMKM di masa Pandemi Covid-19 ternyata hanya ada 45% pelaku UKM yang hanya mampu bertahan selama 3 bulan, selebihnya tidak dapat bertahan (Bambang, 2020). Untuk itu diperlukan alternatif lain, yakni melalui strategi transformasi digital.
Menurut Wardhana (2015) strategi digital marketing berpengaruh hingga 78% terhadap keunggulan bersaing UMKM dalam memasarkan produknya. Strategi tersebut terdiri dari:
- Ketersediaan informasi produk dan panduan produk;
- Ketersediaan gambar-gambar seperti foto atau ilustrasi produk;
- Ketersediaan video yang mampu memvisualisasikan produk atau menampilkan presentasi pendukung;
- Ketersediaan lampiran dokumen-dokumen yang berisi informasi dalam berbagai format;
- Ketersediaan komunikasi online dengan pengusaha;
- Ketersediaan alat transaksi dan variasi media pembayaran;
- Ketersediaan bantuan dan layanan konsumen;
- Ketersediaan dukungan opini online;
- Ketersediaan tampilan testimonial;
- Ketersediaan catatan pengunjung;
- Ketersediaan penawaran khusus;
- Ketersediaan sajian informasi terbaru melalui SMS-blog;
- Kemudahan pencarian produk;
- Kemampuan menciptakan visibilitas dan kesadaran merek;
- Kemampuan mengidentifikasi dan menarik pelanggan baru; dan
- Kemampuan penguatan citra merek yang diterima oleh konsumen.
Setelah masyarakat mampu memahami cara berdagang melalui media online, diharapkan masyarakat tidak selalunya bergantung pada BLT atau bantuan langsung tunai dari pemerintah yang memang terlihat lebih mudah. Namun, tidak membangun kemandirian pada masyarakat sehingga ditakutkan masyarakat justru menjadi ketergantungan.
KESIMPULANÂ
Digitalisasi bukanlah hal yang dapat dihindari, kemajuan teknologi sudah seharusnya diimbangi dengan kemajuan dari SDM nya. Dalam hal berniaga melalui media digital, memang tidak semua manusia memiliki langsung skill social media marketing, namun bukan berarti skill tersebut tidak dapat dimiliki. Dengan menjadi manusia yang kreatif, inovatif, dan mau belajar, hal apapun yang menjadi tujuannya dapat dicapai. Melalui peningkatan skill ini diharapkan kemandirian setiap individu masyarakat dapat terbentuk sehingga taraf hidup dan ekonominya dapat meningkat dan kesejahteraannya terjamin.
Daftar Pustaka
Arianto, B. (2020). Pengembangan UMKM Digital di Masa Pandemi Covid-19. ATRABIS: Jurnal Administrasi dan Bisnis, Vol 6, No. 2.
Cahyono, A. S. (2016). Pengaruh Media Sosial Terhadap Perubahan Sosial Masyarakat di Indonesia. Publiciana, Vol 9, No. 1.