Mohon tunggu...
Rizky Akbar
Rizky Akbar Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswa Universitas Negeri Jakarta

Bismillahirrahmanirrahim

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Pendidikan di Masa Pandemi Covid 19, antara Pendidikan atau Kesehatan

29 Juni 2021   22:08 Diperbarui: 29 Juni 2021   22:17 140
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Virus  covid-19 sedang melanda dunia pada saat ini, tak terkecuali Indonesia, virus covid-19 turut serta mempengaruhi dunia pendidikan dimana proses belajar mengajar yang biasanya dilakukan secara tatap muka diruang kelas akibat pandemi virus covid-19 proses belajar mengajar harus dilakukan melalui pembelajaran jarak jauh.

Hal ini lakukan untuk mendukung program pemerintah dalam menekan laju penyebaran virus corona, sesuai dengan kebijakan pemerintah, Presiden Jokowi menyampaikan kebijakan belajar dari rumah, bekerja dari rumah, dan beribadah di rumah harus benar-benar efektif dilakukan, proses Belajar dari Rumah dilakukan melalui pembelajaran daring atau jarak jauh dengan pemanfaatan teknologi informasi.

Pandemi covid-19 telah mengubah dunia pendidikan mulai dari proses pembelajaran, dimana biasanya dilakukan di dalam kelas dengan tatap muka, namun sejak pandemi berlangsung berubah menjadi belajar daring (dalam jaringan). Guru, siswa dan orang tua dituntut untuk bisa menghadirkan proses pembelajaran yang efektif dan aktif walaupun dilaksanakan dari rumah masing-masing.(Rismauli,2021)

Dengan adanya virus Corona, negara Indonesia sendiri sangat sulit dalam menangani virus ini, walaupun pemerintah Indonesia sudah menangani kasus Corona dengan secara maksimal, baik dari segi kesehatan dan dari segi kebijakan (sosial distencing), agar supaya virus Corona tidak menyebar luas di Indonesia. 

Akan tetapi ketika kita melihat dari data di atas kasus yang terpapar virus Corona semakin hari semakin bertambah sehingga agak sulit untuk segera menghilangkan virus ini. Ketika virus Corona semakin hari semakin bertambah kasusnya maka bisa kita lihat dampaknya di bidang ekonomi, sosial, politik, dan bahkan di bidang pendidikan. 

Dampak dari virus corona di bidang pendidikan sangat negatif, karena masyarakat Indonesia khususnya pelajar (siswa/siswi) dari tingkat TK, SD, SMP, SMA bahkan Perkuliahan dipaksa untuk belajar di rumah atau sering disebut secara daring.(Marna,2021)

Mendikbud mengatakan Indonesia memiliki sistem pendidikan terbesar keempat di dunia dengan populasi guru  sebanyak 2,7 juta orang dan 45,3 juta siswa. Dengan jumlah yang sebanyak ini, dan dengan kondisi geografi yang berpulau-pulau maka upaya  penanganan dampak Covid-19 di dunia pendidikan menjadi tidak mudah dan tidak mungkin diseragamkan. Menurut Kemendikbud pemerintah harus terus bekerja sama dengan pemerintah daerah serta berbagai pihak untuk memastikan masa transisi pembelajaran di sekolah menjadi belajar dari rumah dapat berjalan sebaik mungkin. (Mendikbud,2020)

Pandemi Covid-19 yang begitu banyak berdampak negatif juga berdampak positif bagi dunia pendidikan di Indonesia. Dampak positif ini dapat memotivasi melalui masa-masa sulit untuk terus mencapai tujuan pendidikan Indonesia yang lebih maju akan tetapi menurut saya jika pendidikan terus menerus dijalankan secara offline atau via daring justru akan menimbulkan masalah baru seperti, anak yang kecanduan menggunakan smartphone hingga anak akan dapat dengan mudahnya mengakses situs-situs yang mengandung konten yang tidak sesuai dengan umurnya.

Jika bertujuan demi mengurangi rantai penularan covid-19 dilingkungan sekolah dengan mengurangi aktivitas para siswa di sekolah yang memungkinkan kerumunan terjadi disekolah. 

Maka pembelajaran jarak jauh ini sangat efektif dikarenakan para siswa akan melaksanakan pembelajaran via daring dari rumah masing-masing. 

Karena dengan pembelajaran jarak jauh diharapkan mampu meminimalisir kontak fisik antara siswa dengan siswa lain, ataupun antara siswa dengan guru. Penggunaan teknologi digital memungkinkan siswa dan guru berada di tempat yang berbeda selama proses pembelajaran.

Hal ini menyebabkan adanya dilema antara pendidikan atau kesehatan karena pada satu sisi kesehatan dimasa pandemi seperti ini bisa di ibaratkan berada diatas segalanya karena salah satu cara menghadapi pandemi ini adalah dengan menjaga kesehatan dan juga dengan adanya kesehatan juga pendidikan dapat berjalan dengan baik. Oleh karena itu muncullah solusi pembelajaran jarak jauh dimasa pandemi seperti ini.

Akan tetapi pada sisi yang lain jika pembelajaran jarak jauh ini terus berjalan dalam jangka waktu yang lama justru akan menambah masalah baru seperti, para siswa yang kecanduan bermain handphone atau laptopnya karena setiap hari dihadapkan dengan handphone dan laptop dalam mengikuti pembelajaran jarak jauh dan juga para siswa akan mengalami ketergantungan dengan google yang mengakibatkan apa-apa mengandalkan google.

Selain itu dengan adanya pembelajaran jarak jauh ini menurut saya akan memunculkan si kaya dan si miskin. Dimana si kayak dapat dengan mudah mengakses pembelajaran jarak jauh dengan sangat mudah karena telah di fasilitasi dengan baik oleh para orang tuanya dan di miskin yang mungkin harus berjuang demi mengikuti pembelajaran jarak jauh karena keterbatasan ekonomi orang tuanya.

Namun, menurut Mendikbud  masa krisis ini menjadi momentum melakukan observasi guna mendapatkan umpan balik di lapangan. Kemendikbud terus berupaya menyediakan beragam solusi untuk memastikan setiap satuan pendidikan melakukan apa yang terbaik bagi mereka. Sekaligus mendorong terjadinya eksperimen guna menemukan pendekatan-pendekatan baru dalam pendidikan di masa depan.

Selanjutnya, prioritas Kemendikbud adalah meningkatkan fleksibilitas penggunaan anggaran sekolah untuk menangani krisis. Hal pertama yang dilakukan adalah dengan memberikan anggaran (Bantuan Operasional Sekolah) yang dikirimkan dari pemerintah pusat kepada sekolah-sekolah agar dapat digunakan untuk membeli alat kesehatan dan kebersihan diri, juga pulsa/data seluler untuk mendukung aktivitas pembelajaran termasuk pembelajaran daring (Mendikbud, 2020).

Tentu saja kondisi seperti ini merupakan pekerjaan rumah bagi pemerintah dan instansi terkait, dalam hal ini adalah Kemendikbud dan Kemenkes. Karena menurut saya disatu sisi pembelajaran jarak jauh ini kurang efektif jika dilihat dari pelaksanaannya karena pembelajaran jarak jauh ini merupakan pembelajaran yang berbasis teknologi tentunya perlu penanganan yang berbeda baik dalam proses pelaksanaan dan juga dalam hal evaluasi. 

Dalam pelaksanaan pembelajaran jarak jauh, peserta didik membutuhkan perhatian khusus, terutama sarana prasarana yang digunakan, jaringan internet yang memadai dan motivasi diri agar dapat mengikuti proses pembelajaran yang bersifat mandiri.

Permasalahan pembelajaran jarak jauh diantaranya adalah belum meratanya akses jaringan internet, gawai yang belum memadai, mahalnya biaya kuota, belum meratanya penguasaan iptek di kalangan pendidik atau guru, belum siapnya pelaksanaan proses belajar mengajar menggunakan metode pembelajaran jarak jauh, dan kesulitan orang tua dalam mendampingi anak-anaknya melakukan kegiatan belajar mengajar menjadi kendala yang ditemui selama proses pembelajaran jarak jauh.

Beberapa solusi yang telah diberikan pemerintah adalah terdapat beberapa peraturan yang telah dengan jelas mengatur dan memberikan gambaran tentang bagaimana proses pembelajaran jarak jauh dilaksanakan seperti Surat Edaran No. 15 Tahun 2020 tentang Pedoman Penyelenggaraan Belajar Dari Rumah Masa Darurat Penyebaran Covid-19, Fleksibilitas penggunaan dana BOS untuk mensubsidi kuota guru dan siswa merupakan salah satu kebijakan yang dikeluarkan pemerintah dalam mengatasi mahalnya biaya kuota dalam rangka pelaksanaan pembelajaran jarak jauh. Namun menurut saya itu semua belum cukup karena untuk pembagian kuota saja masih kurang merata.

Akan tetapi jika memaksakan untuk pembelajaran tatap muka tentunya mempunyai resiko yang lebih berat. Hal inilah yang menyebabkan dilema dalam proses pendidikan di Indonesia saat ini.

REFRENSI: 1 2 3 4

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun